Pertanyaan Menakutkan

‘Sekarang sibuk apa, Feb?’

Kemarin sepulang tarawih, gue ketemu sama temen lama. Sudah cukup lama sih, kami nggak bercakap-cakap atau sekedar bertukar kabar. Akhirnya, malam itu kesempatan itu pun tiba dan pertanyaan di ataslah yang menjadi pembuka obrolan kami di serambi masjid kala itu.

‘Masih kuliah, kok’ Gue menjawab dengan nada tanpa keraguan.

‘Loh, masih kuliah to Feb?’ Ketika mendengar jawaban yang gue utarakan, temen gue pun sedikit kaget.

‘Hahanjer, iyalah. Masih kuliah’ Jawab gue dengan tertawa-tawa.

Disitulah, di serambi masjid deket rumah, gue dan temen lama gue pun bercakap-cakap. Obrolan yang kami tukarkan malam itu pun bervariasi, mulai dari bertanya kabar, bertanya kesibukan, hingga bercerita tentang masa-masa kecil yang dulu kami lewati bersama sambil bercanda.

Mengobrol dengan teman yang sudah lama nggak kita jumpai ternyata membuat waktu berjalan begitu cepat. Tak terasa, 30 menit kami berdua duduk di serambi masjid sambil tertawa-tawa bersama. Kalau kala itu ada orang yang lewat dan melihat kami berdua tertaw bersama, mungkin mereka akan beranggapan bahwa kami adalah dua pasangan gay yang sedang menjalin asmara di serambi masjid sembari menunggu waktu sahur.

Tapi, untung aja nggak ada yang lihat.

Dan, untung aja gue nggak gay.

Setelah cukup lama kami bercakap-cakap, kami berdua pun akhirnya memilih untuk pamitan. Dengan diiringi jabat tangan, kami pun berpisah dan pulang ke rumah masing-masing.

Di jalan pulang, pikiran gue pun seolah kembali pada sebuah pertanyaan yang diajukan oleh temen lama gue disela-sela obrolan. Pertanyaan itu nggak lain dan nggak bukan adalah :

‘Jadi, kapan lulus nih Feb?’

Huft.

Pertanyaan itu masih aja menyelimuti hingga saat gue sampai rumah dan masuk kamar. Seperti halnya pertanyaan-pertanyaan lainnya, pertanyaan itu seolah memiliki buntut yang harus terus dijawab hingga mencapai sebuah konklusi yang realistis.

Jadi kapan lulus?

Jadi setelah lulus mau kemana?

Jadi kalau sudah tercapai, mau apa lagi?

Dan seterusnya, dan seterusnya.

ilustrasi-orang-berpikir-574bc5fed59373d10428fdc5

Source : Klik

Gue berpikir hingga sejauh itu. Padahal, ketika beberapa waktu lalu gue bercakap-cakap sama temen lama itu, gue bisa menjawab pertanyaan itu dengan mudah.

Jadi kapan lulus? Ya besok, di waktu yang tepat.

Jadi setelah lulus mau kemana? Mau kerja di kontraktor sih, kalau bisa nyambi jadi penulis.

Terus kalau udah tercapai, mau apa lagi? Ngebahagiain orang tua dong.

Namun sesaat setelahnya, seolah jawaban-jawaban gue itu hanya mengendap bersama dengan kenyataan-kenyataan yang pasti nggak semudah itu adanya. Sebenernya sih pertanyaan tentang waktu kapan lulus itu nggak begitu semenyeramkan yang orang-orang bilang. Enggak. Semua bisa lulus, kalau mereka tekun dalam mengerjakan skripsi. Sesusah apapun konsentrasinya, serumit apapun analisanya, dan seribet apapun ngurus datanya, semua mahasiswa pasti bisa lulus. Tapi ya itu, dia harus tekun dan rajin konsultasi sama dosen pembimbing.

Sebagai bukti, di bulan ini aja udah ada beberapa temen seangkatan gue yang sudah lulus pendadaran. Salah satu diantaranya ada yang lulus dengan IPK 3.95. Buat jurusan teknik sipil sih, capaian IPK senilai 3.95 itu gila abis sih. Mereka itu ya mahasiswa-mahasiswa yang selalu tekun dalam mengikuti kuliah beserta tugas-tugasnya dan selalu rajin untuk nyekripsi lengkap dengan konsultasi bersama dosen pembimbingnya.

Untuk itu, gue ucapkan selamat untuk temen-temen gue itu : Nurmawaty, Irfan Marabessy, Shabirin, Sumaiyah, Yunia, dan juga Ayya Faradiba. Kalian mantap.

This slideshow requires JavaScript.

Kembali ke topik awal tadi, permasalahan waktu kelulusan bisa diatasi tergantung oleh pribadi masing-masing, apakah dia ingin segera lulus atau tidak. Namun, permasalahan yang sebenarnya adalah mengenai pertanyaan :

‘Setelah lulus mau kemana?’

Ya, berbeda dengan ketika lulus SMA atau SMK dulu yang kalau ditanya dengan pertanyaan demikian, kita bisa dengan percaya diri menjawab ‘Mau kuliah’ atau ‘Mau kerja’. Namun, lulus kuliah mungkin nggak semudah itu.

Sejujurnya, ketakutan gue ya disitu.

Berulang kali, ketika ada orang, teman, atau kerabat yang bertanya tentang pertanyaan ‘Setelah lulus mau kemana?’, gue selalu menjawab dengan yakin ‘Pengen jadi kontraktor. Pengen jadi penulis. Pengen jadi PNS. Blablabla’. Padahal, pada kenyataannya gue ragu apakah gue benar-benar bisa menuju kesana atau tidak.

Banyak contoh orang yang ketika sudah lulus kuliah dia bingung ingin kemana. Mencoba mendaftar kerja, nggak lolos. Mencoba lagi, nggak lolos lagi. Akhirnya menyerah dan jadi pengangguran.

Temen gue yang baru lulus kemarin juga ada yang nge-DM gue begini :

‘Feb, ada kerjaan nggak? Aku pengangguran nih. Mau daftar kerja mentok di TOEFL’

Yang kemudian gue bales :

‘Ternak lele aja, gaes’

Gue emang bukan teman yang baik 😦

Temen gue yang lain pun pernah menceritakan tentang kakaknya yang setelah lulus kuliah, kakaknya itu gagal dapet kerja berulang kali. Pernah ada kesempatan untuk bekerja di luar jawa, tapi kakaknya itu menolak karena dia lebih ingin di Jawa aja. Akhirnya, setelah dua tahunan menganggur, kakaknya temen gue ini bekerja bareng dosennya dulu, yang mana adalah temennya bapaknya temen gue.

Hayoloh, mumet kan penjelasan di atas barusan?

Lhaiya gitu rumitnya setelah lulus kuliah nanti.

9-ketakutan-yang-disembunyikan-pria-dari-pasangan.jpg

Source : Klik

Buat gue, itu jelas menyeramkan sih. Seringkali gue kalau mendengar kisah orang yang setelah lulus kuliah nggak langsung dapet kerja dan berlontang-lantung tuh kayak langsung berkaca dan bertanya-tanya pada diri sendiri :

‘Gue besok gimana ya?’

‘Gue harus gimana nih ya?’

‘Kalau gue besok kayak mereka gimana?’

Gue tau, rezeki udah ada yang ngatur.

Gue pun tau, takdir orang udah ditentuin dan nggak bisa diubah, kecuali kalau orang itu benar-benar mau untuk mengubahnya sendiri.

Di akhir tulisan ini, gue pun tersadar satu hal.

Untuk menempuh tahap itu… kayaknya gue harus nyelesaiin proposal tugas akhir gue dulu deh.

INI GUE KEJAUHAN BANGET DEH UDAH NGEBAHAS MASALAH KERJA, SEMENTARA PROPOSAL TUGAS AKHIR GUE AJA BELUM KELAR!

YANG BENER AJA! PADAHAL MASIH ADA TAHAPAN : PROPOSAL TUGAS AKHIR – TUGAS AKHIR – SIDANG – KOLOKIUM – PENDADARAN, DAN ITU SEMUA ITU BELUM TENTU BERJALAN MULUS.

Jadi, nikmati dulu apa yang ada sekarang ya…

NIKMATI ENDASMU! KERJAIN PROPOSAL TUGAS AKHIRMU, BANGKEK!

Hmm…

Oke!

Terimakasih.

37 comments

  1. Been there done that. Selama belum sampe tanya balik,”kapan kamu mati?” rasanya sumbu sabarmu masih sabar Feb buat repetan pertanyaan menakutkan itu hahaha

  2. Ending nya memukau sekali kak. Eh tapi weird kalo manggil kamu kaka, mungkin kita seumuran but I call everybody di wordpress kaka si *apasih 😅😅

    1. Hahaha memukau loooh :p wkwkwk kita seumuran ya brati? jadi, bisa dong kamu bantu aku buat ngerjain proposal :p wkwkkw

      Aku juga kalau manggil temen-temen di wordpress ya kalau nggak mas ya mbak wkwkw

      1. Demi dewa jangan kau bunuh aku lagi 😂😂 eh sini proposalnya aku sulap jadi proposal infaq mesjid

  3. njuk aku iki kudu piye? sok-sokan simpatik apa ngguyu cekakan moco iki? perasaan iku mesti ono wae nang babagan liyane, ra mung skripsi. saranku, mbayangno keri sik penting action sek huehe

    1. Hahaha terserah koe wae yu. Sakbahagiamu saja wkwwk. Benerlah, kabeh ki mesti ngerasakke perasaan ngene ki. Bedane ono sing mbagi opo ora wkwkw. Aku membayangke sembari action dong hehehe

  4. Sebagai salah seorang yang pernah mengalami hal itu 5 tahun silam, mungkin gua bisa berbagi sedikit cerita.

    Gua ngerti kenapa lulus kuliah itu tampak menakutkan. Waktu lulus SMA, pilihan kita cuma dua : kuliah, atau kerja. Tapi setelah lulus kuliah, mendadak ada banyak jalan yg terbentang di hadapan kita : kerja di bidang A, kerja di bidang B, S2 di dalam negeri, S2 di luar negeri, nikah, dll. Belom ada setumpuk beban yang mendadak dibebankan di pundak kita. Harus mulai cari uang sendiri, keinginan untuk membahagiakan orang tua yang mulai berumur, dan lain sebagainya.

    Waktu lulus kuliah dulu, gua belajar bahasa setahun di Tiongkok, kemudian lanjut S2 di sana. Tapi apakah itu sesuai rencana gua? Kalo boleh jujur, nggak. Tadinya gua pikir gua mau kerja di perusahaan advertising Jakarta dua-tiga tahun, kemudian nikah sebelum umur 30. Tapi yang terjadi, gua malah S2, ga kerja di bidang desain, dan dua bulan lagi umur gua 30, tapi gua belom ada tanda2 mau nikah hehe.

    Ups, kok malah jadi curhat, hahaha. Ya tapi intinya gini : pertanyaan-pertanyaan yg lu tulis di atas, cuma waktu yang menjawab. Yg bisa lu lakukan sekarang cuma jalan, selangkah demi selangkah. Kalo sekarang lu merasa bahwa diri lu berjalan di tengah lorong gelap, itu wajar. Tapi lu harus terus berjalan, karena di ujung sana ada cahaya. Suatu hari nanti, lu bakal bisa melihat dengan jelas jalan yg terpampang di hadapan lu. Tapi untuk saat ini, lu harus jalan terus.

    Ga usah buat rencana yg terlalu jauh dan ketat. Hadapi dan jalani saja apa yg ada di depan lu. Raih semua kesempatan, manfaatkan waktu yg ada untuk belajar sebanyak-banyaknya, dan jangan lupa bermimpi. Karena seiring umur dan pengalaman lu bertambah, nanti semakin banyak kesempatan dan jalan yg bisa lu pilih. Terlalu banyak pilihan itu kadang bikin pusing. Tapi selama lu punya impian, punya target yg jelas untuk hidup lu, lu ga akan pernah tersesat =)

    1. Giiiiils, ini kayak satu postingan penuh yang memotivasi Bang Kev. Hehehe. Terimakasih banyak ya 😀

      Jalanmu amatlah sangat berliku deh kalau aku baca dari komentarmu ini. Dan, yaaaaak. Nggak semua yang tercapai itu sesuai rencana awal kan ya :’ tapi selalu percaya kalau itu yang terbaik heheh

      Aku nggak bikin rencana yang terlalu jauh kok. Aku hanya bisa bermimpi aja dan mengusahakan. untuk rencana jangka dekat, sebisa mungkin aku usahain juga buat dicapai ;D hihihih

      AAAAAAH Makasih banyak Bang Kev atas petuahnya. Kamu mantap sekali 😀

  5. Saya langsung tertarik baca peb setelah liat judul elo, jujur aja saya juga nglamin hal serupa. merasa tertekan, tidak memiliki tujuan yang jelas dan lontang lantung.Ya meskipun masih sedkiit lontang lantung.
    but tetep sabar ya, Allah SWT akan membuka jalan ke setiap orang yang berusaha.

    semoga semua anak-anak yang masih mengerjakan skripsi di permudah, ammin.

    Great post! keep posting.

    1. Terimakasih banyaak, Bang Lativ. 🙂

      Hmm.., Sepertinya semua pasti pernah mengalamin hal seperti ini ya :’ tertekan dengan keadaan pun juga keadaan. Takut ga ada tujuan yang jelas dan lontanglantung :’

      Yaaaaah, pada akhirnya, bersabar dan terus bersabar adalah salah satu jalan paling pas yang harus dilakuin ya :’)

      Amiin, semoga 😀

      Terimakasih banyaaak 😀 hehe

Leave a reply to febridwicahya Cancel reply