Review Film : The Danish Girl

Apa yang bakal gue lakukan apabila nantinya orang yang gue cintai lebih memilih untuk merubah dirinya menjadi seseorang yang nggak pernah gue kenal?

Mmm, pemikiran itu tiba-tiba muncul begitu aja di benak tepat ketika beberapa menit lalu gue lagi gabut segabut-gabutnya  (baca: mager ngerjain Skripsi). Kira-kira gimana ya nanti kalau tiba-tiba Febri memilih untuk merubah dirinya menjadi Dwi, Cahya, atau Tarjiman?

TARJIMAN SIAPA, ANJER!

Sebenernya pemikiran gue akan hal itu nggak muncul secara tiba-tiba juga sih. Pemikiran itu muncul setelah beberapa menit lalu gue menonton sebuah film. Mmm, bukan film baru sih, melainkan film yang sudah rilis pada tahun 2015 silam dan masih tersimpan di memory laptop gue sejak bertahun-tahun lalu. Karena gue gabut (baca : masih tetep mager ngerjain skripsi), ya akhirnya gue memilih buat menonton film ini meskipun film ini nggak bersubtittle dan bahasanya itu berlogat british yang susah dipahami.

Review Film : Crayon Shin-chan: My Moving Story! Cactus Large Attack!

‘Perpisahan adalah sebuah hal yang paling menyebalkan’

Hmm…

Ya, kalimat itulah yang pertama kali gue pikirkan ketika pertama kali menonton adegan awal dari sebuah film yang akan gue bahas di #Seniningan kali ini. Film yang gue suka sedari lahir. Film yang dari dulu tokoh utamanya nggak ada perkembangan. Film yang kadang alur ceritanya selalu diluar nalar, tapi lucu aja gitu buat ditonton. Film yang…

WOI! INTRO DULU KEK, LANGSUNG MAIN BAHAS FILM AJA! KEMANA AJA?

Maap-Maap.

Yang kemarin-kemarin mbok nggak usah dibahas. Mending kita membahas masa sekarang dan masa depan yang cerah aja. Ya? Ya? Ya? Jadi, langsung ngebahas film aja deh ya.

The World Of Kanako

Yuhuuuu~

Ada yang rindu sama Nanda?

Hahaha…

Ini berasa udah lama banget ya gue meninggalkan job yang diberikan secara paksa sama Febri. Iya, berasa udah lama banget dari terakhir gue nulis review film ala ala. Hmm… Ya, berasa udah lama banget ya.

YA NGGAK USAH DIULANG-ULANG JUGA, BAKWAN -_-

Gue ga bisa ngasih alasan kenapa sebulan lebih ini nggak nulis review film ini. Tapi intinya, beban hidup mahasiswa yang menyebut dirinya dengan nama “skripsi” itu ternyata cukup membuat gue mikir :

“JOKI SKRIPSI MANA NIH? BANTU GUE! BANTU GUE!”

Review Film : Sausage Party

FAK!

Pfffffft…

Itu sih salah satu kata pertama yang gue ucapkan setelah nonton salah satu film yang akan gue bahas kali ini. Sebenernya bukan apa-apa sih, gue ngerasa kayak terkotori aja pikiraannya setelah menonton satu film kampret ini.

Hampir setiap adegan yang ditampilkan dalam film ini, gue cuma bisa memandangnya dengan membuka mulut lebar-lebar, diem, terus membentak :

‘INI APAAN SIH!’

GUE KOTOR!

Review Film : Me Before You

Tempo hari gue terlibat suatu diskusi yang sebenernya enggak begitu penting, tapi cukup penting untuk menjawab rasa penasaran yang gue rasakan beberapa hari belakangan ini.

Eng… Gimana-gimana? Kok gue pusing ya?

Minum Antimo.

Pffft…

Diskusi itu dimulai ketika gue yang sedang baca-baca sebuah cerita, lalu beberapa saat kemudian muncullah adegan dimana disitu berisi dialog antara cowok dengan cewek.

---

Cowok : Beb, kamu kenapa sih kok nggak angkat telponku dari tadi? Kamu marah ya?