Caught In The Middle

SABTUUUUUU!

Yihaaaay~

Cuaca di daerah kalian ini sedang dingin-dinginnya tidak sih, btw?

Mau membandingkan saja sih, soalnya pagi tadi, saya mengawali Sabtu dengan dingin yang ampun-ampunan parah sih. Nggak ngerti lagi sih, kenapa Jogja hawanya bisa sedingin itu. Magerable sekali. Siangnya, panas ampun-ampunan. Sorenya, teduh ampun-ampunan. Malamnya, isi jalanan kayaknya ampun-ampunan juga ya.

SEMUANYA PADA PACARAN. PACARAN SAJA SEMUA. CARI SAJA KEHANGATAN DARI PELUKAN PACAR MASING-MASING.

BHAGOS.

Enggak sih, saya nggak mau terlalu membully orang-orang yang pacaran karena… ya apaan yang bisa dibully dari orang pacaran ya? Mereka kan bahagia banget kelihatannya. Mentok paling juga dikatain :

‘Alay, lu’

Dan balasannya mesti sama :

‘Biar, daripada lu, sendiri muluk kek papan reklame. Diliatin sebentar, habis itu ditinggalin sendirian’

Jadi, ya yasudah. Saya mau pacaran juga ah.

Bhay.

Ehe, tidak ding. Malam ini saya hanya di rumah saja untuk menulis, mengedit, dan memposting tulisan ini. Setiap orang kan layak dan berhak untuk menikmati gimana hari Sabtunya ya? Jika ada yang mau pacaran, monggo. Jika ada yang mau nulis, monggo juga. Pun jika ada yang mau nangisin mantan gara-gara ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, ya monggo terserah.

Karena rutinitas saya di setiap Sabtu memang hanya untuk bermalas-malasan dan posting tulisan, maka, ya sudah yuk langsung kita ke #SabtuNgomonginLagu sahaja.

Ehe.

Anjer ya, bridging tulisan untuk bisa masuk ke bagian ngomongin lagu saja bertele-tele sekali rasanya. Gimana nanti ngomong ke dia kalau saya sungguh mencintanya…

YHA APA URUSANNYA? DIA SUDAH TAU KALAU KAMU MENCINTAINYA, DAN SUDAH BURUAN SEGERA BAHAS LAGUNYA SAJA.

Oke, galak.

Jadi, lagu yang akan saya bahas pada kesempatan kali ini adalah Caught In The Middle-Nya Paramore.

Mmm… disini, nggak mungkin ada yang belum tau Paramore dong ya?

Itu, loh, band yang Februari lalu pernah membuat saya jauh-jauh ke Jakarta dengan penuh harap, mengambil sebagian uang yang sudah cukup lama saya tabung, lalu membuat saya seolah-olah terbanting keras karena pembatalan yang hanya H-3 jam saja.

Yhaaaa, pokoknya band keren yang itu deh.

Kalau ada yang mau baca-baca sedikit perihal profilnya, silahkan baca tulisan saya yang berjudul ini : Hard Times. Sementara, jika ada yang ingin menertawai saya atas batalnya Paramore manggung di Indonesia Februari lalu, bisa baca tulisan saya disini : Curahan Hati dari yang Menjadi Bukti Atas Batalnya Konser Paramore Di Indonesia

PARAMORE DI RESCHEDULE AGUSTUS KALIK, TINGGAL DATANG LAGI AJA KAN BULAN DEPAN?

Ndas anda. Duit duit darimana, bangke.

Sedikit bicara masalah Paramore dan Caught In The Middle-nya, sejujurnya saya teramat sangat suka dengan album baru Paramore yang bertajuk After Laughter ini. Bukan berarti di album-album sebelumnya saya nggak suka, tapi, entah kenapa, di album terbaru yang sudah 1 tahun mengudara di hampir seluruh dunia ini, saya amat sangat menikmati semua lagu-lagunya, mulai dari Hard Times, Forgiveness, Told You So, Fake Happy, Grudges, 26, Tell Me How, Idle Worship, Pool, Rose Colored Boy, hingga lagu yang akan saya bahas kali ini, yaitu Caught In The Middle.

Paramore After Laughter

Source : Stereogum.com

Di album After Laughter ini, Hayley Williams dan kawan-kawannya seolah-olah menciptakan lagu-lagu dengan tema kepalsuan yang sering orang-orang tampilkan di dunia nyata. Kayak… sok memasang muka bahagia padahal aslinya sedih, sok nggapapa padahal depresi, dan ada banyak lagi contoh kepalsuan lainnya. Terlebih lagi, hampir semua lagu di album After Laughter ini maknanya sedih dan depresif  semua, tapi disajikan dengan alunan lagu yang njogetable parah.

Bikin yang denger kayak… ini saya harus sedih atau njoget nih ya?

Fake abis.

Lagu Caught In The Middle ini menjadi salah satu lagu yang sudah saya putar secara berulang hampir puluhan bahkan ratusan. Saya beberapa kali menyalakan laptop hanya untuk mendengarkan lagu ini, lalu rebahan di kasur sampai ketiduran. Di kereta, waktu momen-momen di mana Paramore hendak konser di Indonesia-yang pada akhirnya batal- itu, saya pun mendengarkan lagu Caught In The Middle ini sepanjang perjalanan.

Seolah-olah, lagu Caught In The Middle ini kayak mewakili diri saya banget gitu deh. Meskipun, makna yang terkandung di dalam lagu Caught In The Middle ini sungguh-sungguh teramat sangat deep abis.

Mari kita ulik lagunya.

I can’t think of getting old

It only makes me want to die

And I can’t think of who I was

‘Cause it just makes me want to cry, cry, cry

Lagu dimulai dengan ketukan stick drum beberapa kali, dan dilanjutkan dengan musik ala-ala tiktok yang berbunyi : tetet, tetet, tetet, tetet, dan tetet. Entahlah, intro musik dari Caught In The Middle ini selalu terngiang di kepala saya. Nggak pernah bisa dibayangkan jika nanti di luar sana, ada orang yang iseng mengedit lagunya dengan intro tetet-tetet-tetet selama 6 jam 34 menit. Bisa gila saya. Setelah intro gitar berbalut dengan bass yang ciamik, balutan suara yang disenandungkan oleh Hayley Williams menjabarkan kata demi kata.

Di lirik awal ini menceritakan tentang seseorang yang merasa bahwa dia nggak pernah bisa membayangkan masa depannya bakal gimana. Baginya, membayangkan apa yang kelak terjadi padanya di masa depan hanya akan membuat dia semakin down atau terpuruk karena takut. Dia pun juga udah lupa sama dirinya di masa lalu, atau dalam bahasa kasarnya, dia nggak mau lagi nginget-nginet apa yang telah terjadi dengannya di masa lalu.

Bagi seseorang itu, seperti halnya membayangkan perihal apa yang kelak kan terjadi di masa depan, mengingat-ingat masa yang telah lalu pun juga dapat membuatnya sedih.

Can’t look back, can’t look too far ahead

I got the point, I got the message

I’m just a little bit caught in the middle

I try to keep going but it’s not that simple

I think I’m a little bit caught in the middle

Gotta keep going or they’ll call me a quitter

Yeah, I’m caught in the middle

Dibagian reff ini, seseorang itu digambarkan nggak bisa ‘melihat’ ke belakang maupun melihat jauh ke depan. Artinya kira-kira lebih ke dia nggak mau melihat ke masa lalu, dan nggak mau melihat jauh ke masa depan. Dia merasa stuck dengan kehidupan yang baginya cuma gitu-gitu saja. Jadi, ya dia berusaha untuk keluar dari rasa stuck yang dia hadapi, agar supaya dia bisa melanjutkan hidup dan menyelesaikan masalahnya.

Kadang, berusaha untuk bangkit atau menyelesaikan segala masalah itu tidaklah mudah. Nah, seseorang di dalam lagu ini pun merasakan hal yang sama kayak : ‘aku udah usaha loh, tapi ini tuh nggak simpel. Ini tuh sulit banget bangke.’ Tapi sekali lagi, karena dia nggak mau dianggap sebagai orang yang gampang menyerah, dia masih tetap akan terus berjuang dan lanjut berusaha. Gitu.

I was dreaming life away

All the while just going blind

Can’t see the forest for the trees

Behind the lids of my own eyes

Nostalgia’s cool, but it won’t help me now

A dream is good (don’t wear it out) if you don’t wear it out

Di bagian ini, kembali menggambarkan tentang seseorang yang dahulunya pernah suka untuk berandai-andai akan kehidupannya di masa depan, dan suka nggak lihat kenyataan yang dia hadapi sebenernya di dunia nyata. Entah sih, dia yang nggak bisa melihat kenyataan yang ada atau emang sengaja untuk tidak mau melihat realita hidup alias kabur dari kenyataan gitu-gitu. Seolah-olah, dia punya pemahaman atau pandangan yang berbeda dari orang kebanyakan tentang hal-hal tertentu di dalam hidup. Dia punya pandangannya sendiri, dan dia ingin kekeuh dengan hal tersebut.

Bagi seseorang di dalam lagu ini, nostalgia sedikit tentang masa lalu itu bagus dan boleh-boleh saja, tapi jangan sampai berlarut-larut karena itu nggak akan berguna dalam proses penyelesaian masalah yang ada sekarang. Sedangkan baginya lagi, mempunyai mimpi itu teramat sangat bagus, tapi jangan sampai kita terlalu lama membiarkan mimpi itu hanya sekedar mimpi, sehingga nggak ada lagi mimpi untuk menjalani hidup dan tujuan yang kelak kan dijalani. Gitu.

No, I don’t need no help

I can sabotage me by myself

I don’t need no one else

I can sabotage me by myself

Secara pribadi, bagian lirik ini adalah bagian yang paling saya suka dan sering saya lantunin sambil joget-joget. Inti dari lirik ini kurang lebih adalah, seseorang yang ada di lagu ini merasa bahwa dia nggak butuh bantuan orang lain untuk merusak hidupnya, karena dia bisa melakukannya sendiri. Baginya, hidup yang telah dia jalani memang sudah berantakan, jadi dia berharap… nggak ada lagi orang yang dengan sukarela membantu memberantakan hidupnya ke tahap yang lebih parah lagi. Gitu aja.

Secara makna yang saya gambarkan di atas, lagu ini kayak… desperate banget nggak sih?

Padahal, kalau misal kita merem dan dengerin lagu ini tanpa memikirkan satu pun maknanya, kita bakal ngerasa kalau lagu ini lagu bahagia yang bikin kita harus joget-joget gitu. Enak banget asli buat goyang nih lagu.

Tapi setelah tau maknanya… mungkin lebih ke :

‘Masalah kita berat nih, berat banget. Jadi gimana nih enaknya? Goyang aja deh. Habis itu die’

Yaaa, mungkin gitu.

Gila sih emang lagunya.

Saya pribadi sih suka. Kalian?

Silahkan mendengarkan.

 

Ditulis Oleh : Febri Dwi Cahya G

Diterjemahkan Oleh : Nuur Fatimah S

24 comments

  1. aturan 26 aja dong yang dibahas hhh kecewa.

    kalo aku sejujurnya ngga cinta2 amat sama album after laughter hehe, tapi album ini masih bisa dinikmati, dan buat aku album ini emang lebih enak sih dibandingkan album sebelumnya yang self-titled.

    tapi tetep aja aku lebih suka lagu2 pmore yang taun 2011 ke bawah, rasanya kaya lebih emosional gitu. tapi yauda gapapa q tetap sayang pmore apa adanya. ❤

    1. Hahaha emang mau dibahas kooook, tapi pankapaaan ya wgwgw :p

      Hahaha saya cinta semua album paramore, wlek 😀 enaaa semua aslik, mau gimanapun bentukan musiknya. Nggak tau kenapa dah.

      Yaaaaa, tahuntahun 2011 ke bawah mah, tahun kejayaannya gaaak sih yaaa 😀

  2. Gue tau Paramore waktu SMP. Nggak tau kenapa ketukan drum band ini gokil. Vokalisnya juga. Hayley William. Suaranya itu lho! Dan gayanya!

    Gue cuma tau beberapa lagu dari Paramore. Nggak terlalu ngefans juga sih. Tapi maaf-maaf aja nih, gue belum pernah dengerin lagu yang dibahas. Soalnya udah lama nggak dengerin Paramore lagi. Hahaha. Laknat sekali ya.

    Ya udah, gue menuju YouTube dulu. :p

    1. Hahaha khas sekali loh aslik, suara hayley ini. bagooooos bet.

      Hahah nggak masalah sih mau tau atau tidaknya. Saya disini kan memberi tau juga niatnya wggwgw 😀 santaaaaai 😀

      silahkan didengarkan 😀

  3. Kan dirimu juga udah punya pacar wkwkwk.
    Kalo kenapa cuaca Jogja seekstrem itu, karena memang sekarang sudah memasuki musim kemarau. Di musim kemarau, udara menjadi kering karena di bawa dari Australia yang ada gurunnya. Nah karena udara kering ini, jadinya kalau malem dingin banget. Beda kalo musim hujan bisa lebih hangat karena udara lembab. Makanya kan biasanya kalo abis hujan gitu malah hangat.

  4. Ngerti Paramore itu karena suka gaya rambute mbak Hayley yg selalu ingin kuaplikasikan pada rambutku dewe akakak. Suka sih, paling suka sama The Only Exception ambek Ain’t it Fun

    1. Hahah coba deh mbaaak rambutnya diwarnain kayak Hayley itu 😀 wkwkw orange menyala ga siiiih yang paling hits rambutnya 😀

      Iyaaa parah sih yang The Only Exception itu -_- bagus banget

  5. Aku sukaaaaak lagunyaaa :p. Langsung aku masukin ke playlist spotify ku :D. Td liat vidclipnya asyik banget gaya si vokalisnya :D. Selama ini jarang ngikutin lagu2nya sih.. Cuma sekedar tau aja nama paramore :p

  6. Aku sukaaaaak lagunyaaa :p. Langsung aku masukin ke playlist spotify ku :D. Td liat vidclipnya asyik banget gaya si vokalisnya :D. Selama ini jarang ngikutin lagu2nya sih.. Cuma sekedar tau aja nama paramore :p

  7. kagak semua orang pacaran feb
    pas seumuran lo, gw juga jomblo
    pacarannya malah pas abis kawin
    hehehe

    1. Sebenernya sama sih, 26 entah kenapaaaa lagunya melow sedih gimana gitu wgwgw.

      Ahaha samaaa 😦 masih kagak ngerti sama apa makna di balik videonya. Mungkin lebih ke… pura-pura sok tidakpapa? Entah deh entah wggw

  8. Saya baru dengerin beberapa lagu dari album After Laughter sih, dan baca ulasan dari mas febri, saya jadi tertarik buat ngoleksi “Caught In The Midle” ini, liriknya mewakili apa yang saya alami sekarang. Heee

    Btw saya juga lebih suka paramore yang dari tahun 2011 ke bawah sih, gaya emonya dan warna musiknya nendang abis. Ya, walau album-album terakhir juga bagus sih.

    1. Ehehehe, semoga Mas Jalil suka ya sama Caught In The Middle. Meskipun musiknya joget-joget, tapi makna lagunya itu dalem banget gimana gitu 😀

      Hahaha iyaaa, dari tahun 2011 ke bawah mah, emonya masih keliatan banget. Tapi makin kesiniii, ya sudah mengikuti pasar ya sepertinya 😀

      1. Ya mas, suka kok. Bagaiamana pun tetep rasa paramore lah. Hhee

        Iya, hampir semua band juga gitu kan ya sekarang. Terutama yang di genre pop rock atau alternative.

  9. Padahal musiknya ceria, ya. Tapi liriknya ternyata begitu. Hm. Kurang sreg lagu yang ini.

    Dari sekian komentar, kayaknya banyak yang suka Paramore 2011 ke bawah, ya. Saya juga termasuk berarti. Haha. Zaman SMP-SMK itu sempet ngikutin banget mereka. Mulai 2012 kagak sesuka dulu. Dengerin aja palingan pas nggak sengaja keputer acak musiknya. Terakhir dengerin suara Hayley kalo nggak salah yang bareng Zedd, Stay The Night itu. Haha.

    1. Iya, musiknya itu jogetable banget. Tapi kalau liriknya, beuh, depresif abis.

      Hahaha beda-beda ya selera orang mah 😀 tapi emang sepakat sih, Paramore tahun 2011 itu bener-bener terparah bagusnya dan itu masa-masa paling emas 😀

Leave a reply to Fanny Fristhika Nila Cancel reply