Dibalik sebuah naskah

            ‘Buat seorang yang bercita-cita jadi penulis, hal yang paling menyenangkan adalah ketika melihat naskah kita menjelma menjadi sebuah buku. Sedang hal yang paling menyakitkan adalah ketika tau bahwa karya kita itu tidak laku’

            Bener? Mungkin.

            Gue salah satu orang yang membenarkan.

            Sedikit berbagi, mungkin gue udah pernah membahas beberapa ulasan ini di post-post jadul gue sebelumnya. Tapi, nggak tau kenapa, gue kembali pengen membahas ulasan ini lagi.

            Awal tahun 2013, gue mulai suka baca buku. Genre yang paling gue sukai adalah komedi. Dari situ, gue mulai mengonsumsi beberapa novel personal literature dan komedi seperti : Anologi Cinta sendiri, Babi Ngesot, Marmut Merah Jambu, Manusia Setengah Salmon, Cinta Brontosaurus, Kambing Jantan, Radikus Makan Kakus, dan beberapa novel komedi lainnya.

            Dari situ, gue mikir :

            ‘Gue juga punya kok beberapa kisah konyol yang mungkin bisa gue bagi’

            Setelah pemikiran itu, gue langsung bertekad buat menulis novel.

            JRENG JRENG JRENG

            Terlalu terburu-buru? Iya. Terlalu maksain? Mungkin. Terlalu tampan? Jelas. Intinya, saat itu, gue sangat ambisius buat menjadi penulis… mungkin sampai sekarang juga. Eh, bukan mungkin. Tapi… Pasti dan akan.

            Sepanjang tahun 2013, gue menulis. Selama menulis itu, gue bertemu dengan masa-masa dimana gue merasa diatas maupun dibawah. Beberapa pemikiran otak pun mulai menjelma menjadi beberapa kata-kata seperti :

            ‘Anjrit, tulisan macam apa ini!!!’

            ‘Ah, ini udah bagus, pasti diterima penerbit’

            ‘Kayaknya gue nggak bisa jadi penulis deh’

            ‘KAPAN GUE PUNYA PACAR?!!!’

            Kalau Afnita baca tulisan ini, kalimat diatas yang diCAPSLOCK adalah pemikiran di tahun 2013, ya?

            Sewaktu gue berkutat dengan dunia kepenulisan, ada beberapa orang yang terlibat didalamnya. 4 orang. Gue berkonsultasi sama 4 orang yang emang udah kenal deket sama gue. Dari situ gue yakin, komentar-komentar mereka pasti jujur dan membangun.

  1. Bang Brod

           Cool Retro

            Ya, manusia kunyuk ini lah yang pertama kali gue kasih tau tentang rencana penulisan novel ini. Selain gue tau kalau kunyuk ini sering membaca buku dan mengonsumsi beberapa novel komedi, gue pun tau kalau dari dia gue bisa berbagi dan mendapat komentar-komentar yang membangun.

            “TULISAN APAAN ITU NYET? TERLALU MENGGURUI !” komentarnya sewaktu membaca bagian-bagian awal tulisan gue.

            “TERLALU BANYAK TANDA KOMA YANG NGGAK PERLU !” lanjutnya sewaktu masuk di halaman 19.

            “ANJRIT, LO NGGEBET GEBETAN GUE NYET? LO UDAH KERUMAHNYA? LO UDAH JALAN SAMA GEBETAN GUE? LO UDAH MAKAN BERDUA SAMA DIA? LO UDAH MAU NEMBAK DIA?” tutupnya sewaktu dia membaca bab tentang gue jalan sama gebetan dia dan hampir masuk ke tahap penembakan.

            Setelah Bangbrod membaca dan memberi kritikan itu, gue berusaha buat editing naskah. Merombak hampir seluruh tulisan kucrut capicirit tersebut. Sekitar 1.5 bulan kemudian, gue kembali memperlihatkan tulisan editan gue ke Bangbrod.

            Dia membaca dan membaca, sesekali dia memberikan tawanya. Sampai akhirnya di pertengahan halaman, dia komentar mantap :

            “Keren Feb, perkembangan tulisanmu pesat banget. Belajar dari mana?”

            Gue tersipu malu. Bangbrod terus membaca.

            “HAHAHAHAHAHA LO DI TOLAK CEWE GARA-GARA LO DIKIRA HOMO? MAMPUS!” celetuk Bangbrod sewaktu membaca bab baru yang gue tambahi selama editing itu.

            Gue tabok mulutnya pake charger laptop. Bangbrod koma 2 minggu.

            Merasa sudah mendapat komentar positif, gue masih belum puas. Harus ada beberapa lagi yang membaca naskah gue ini dan memberi komentar positif.

  1. Nanda Kusumaningrum.

           Nanda

            Gue memilihnya karena dia adalah temen yang bisa dibilang masuk dalam kategori Cerdas. Gue pun tau dia juga temen yang mau memberi komentar apa adanya. Gue pun mengirim file naskah itu via email. Seharian dia membaca naskah gue, kemudian memberi komentar :

            “Bagus kok. Lucu, sedih sama ngenesnya dapet. Tapi ada beberapa kesalahan mendasar kayak tanda baca dan kata sambung gitu. Gue editin ya?”

            Gue terkesima. Gue pun mengiyakan bantuan dari Nanda. Sehari kemudian, dia mengirim email balik berisikan file naskah novel yang udah di edit. Gue berterimakasih banyak.

            Mendapat 2 tanggapan positif? Ah, masih kurang !

  1. Reza Nur Dwiriastuti

           Reza

            Hmm…  Mungkin dia satu-satunya mantan gebetan yang udah baca naskah gue. Kenapa gue minta konsultasi sama dia? Simple aja, waktu nulis novel itu, gue lagi nggebet dia. Selain itu, ada beberapa bab yang ngebahas tentang dia. Siapa tau dia terkesima dan mau nerima gue?

            Ternyata enggak.

            Gue kirim file naskah itu via email. 2 hari dia membaca novel gue, sampai akhirnya dia memberi komentar :

            “Lucu Feb, njiiiir keren. Tapi terlalu banyak kata ‘gue’nya. Saran gue sih, mending diilangin kata ‘gue’ yang nggak perlu”

            “Makasih Za, segera gue hapus deh kata ‘gue’ yang nggak perlu. Tapi, jangan pernah hapus ‘gue’ di hati lu ya?”

            Sekali lagi, kalau Afnita baca tulisan ini, semua kata-kata diatas gue utarakan pada tahun 2013.

            “Najis. Eh iya Feb, emang kita pernah sayang-sayangan ya? Kok dinaskah lo, ada kutipan sms yang nunjukin kalau gue manggil lo sayang sih? bukannya lo doang Feb yang maksa manggil gue sayang? Ngarep Feb?”

            “Ngggggggghhhhhhhh”

            Ya, begitu nistanya cinta yang tak terbalas.

            Gue pun mengedit lagi naskah itu. Sejauh ini, 3 orang berkomentar positif dan ada selingan kritik didalamnya. Gue juga udah mencoba membenahi apa yang mereka kritik.

            Masih belum cukup hanya 3 orang. 1 lagi !

  1. Dea Reynelda

           sad

            Dea adalah orang terakhir yang gue kasih tau mengenai naskah novel itu. Dia temen kampus gue. Kira-kira sekitar bulan September 2013, awal gue masuk kuliah, gue mengenal Dea. Dia orangnya asyik. Dia temen pertama gue di kampus. Dari pergaulannya yang ceplas-ceplos dan asik di awal-awal kuliah itulah yang menjadi alasan kenapa gue mau berbagi sama dia.

            Didalam perpustakan kampus, waktu jeda kuliah, gue duduk berdua bareng Dea. Disitu gue cerita semuanya, sampai akhirnya gue ngasih dia file naskah novel yang gue anggep udah finishing itu.

            Dea membaca naskah gue semalaman. Sampai akhirnya disuatu pagi, gue dapet pesan singkat dari dia :

            “ANJRIT, KEREN MAS FEB. NGAKAK GUE. KIRIM KE PENERBIT AJA, PASTI TERBIT !”

            Dan atas dasar dukungan dari 4 orang diatas lah, pada akhir Oktober gue memberanikan diri buat mengirim naskah novel itu ke penerbit.

 

Xxxxx

 

            “Jadi gini Feb, naskah kamu ditolak karena temanya terlalu pasaran. Tema Jomblo itu udah banget yang pake”

            20 April 2014, naskah gue mendapat konfirmasi setelah gue bertanya dengan salah seorang editor di acara talkhow #DuoKribo.

            Awalnya sakit memang, seharian gue murung. Bahkan temen gue yang saat itu nemenin gue, BangBrod, menyadari kemurungan itu.

            “Udahlah coi, ditolak kayak gitu tuh biasa. Berjuang lagi aja, benahin tulisanmu, lanjutkan perjuanganmu” Bangbrod membuka suara.

            Sebenernya akan lebih afdol dan bikin tenang hati kalau kata-kata itu diucapin sama Maudy Ayunda sambil dia mengecupkan bibirnya ke kening gue. Tapi… adanya cuma bangbrod, yaudah. Gue terima aja kata-kata itu.

 

Xxxxx

 

            Naskah gue layak diperjuangkan menjadi buku. Sugesti itulah yang membuat gue akhirnya masukin file naskah itu ke sebuah penerbit indie.

            Prosesnya sih mudah banget. Beberapa hari kemudian, gue dapet kiriman. Gue lihat naskah yang hampir setahun gue tulis penuh perjuangan itu berubah wujud jadi lembaran kertas yang dijilid jadi novel. Seneng abis.

            Beberapa saat kemudian, gue lihat hasil penjualan novel di situs penerbit itu : 1 book was sell. Ya, 1 buku itu yang beli gue sendiri. Beberapa minggu kemudian, gue berhasil mengumpulkan foto-foto ini :

 

“Keren. Dari novel ini, gue jadi tau kalau jomblo terhina itu bukan gue. Bagus dibaca kalau lagi boker” –Imam Agung Baskoro-

“Keren. Dari novel ini, gue jadi tau kalau jomblo terhina itu bukan gue. Bagus dibaca kalau lagi boker” –Imam Agung Baskoro-

            “Bagus kak. Lucu. Seru juga. Tapi menurutku, terlalu banyaaak dan padat sih, jadi aku sedikit bosen gitu. Kritik yang membangun loh kak? Semangat ya?” –Frida Mayasari-

“Bagus kak. Lucu. Seru juga. Tapi menurutku, terlalu banyaaak dan padat sih, jadi aku sedikit bosen gitu. Kritik yang membangun loh kak? Semangat ya?” –Frida Mayasari-

 

           “Sukses terus ya Feb” –Mbah Deni-

“Sukses terus ya Feb” –Mbah Deni-

 

      “Sip Bro” –M. Farhan-

“Sip Bro” –M. Farhan-

 

            “Kalau sukses, kasih gratisan ya Feb” –Mas Mayhendra-

“Kalau sukses, kasih gratisan ya Feb” –Mas Mayhendra-

 

            Laku? Ya…. ENGGAAAAAAKLAH! Itu temen-temen gue semuanya foto pake novel yang gue beli sendiri. 1 novel buat foto berjamaah. Ini ada beberapa foto lainnya :

IMG-20140618-00012(1) IMG-20140618-00011 IMG-20140618-00008 IMG-20140618-00007 IMG_8128 IMG_8130 IMG_8141 IMG-20140618-00006 IMG_8123 IMG_8124 IMG_8125 IMG_8126 IMG_8127 IMG_8122 IMG_8121 IMG_8120 IMG_8119 IMG_8118 IMG_8112 IMG_8114 IMG_8115 IMG_8116 IMG_8117 IMG_8111 IMG_8110 IMG_8109 IMG_8108 IMG_8107 IMG_8101 IMG_8103 IMG_8104 IMG_8105 IMG_8106 IMG_8100 IMG_8099 IMG_8098 IMG_8094 IMG_8093 IMG_8088 IMG_8089 IMG_8090 IMG_8092 IMG_3520 IMG_3499 IMG_3517 IMG_3518 IMG_3519 IMG_0701 IMG_0700 20140624_103121 20140624_103110 20140624_102359 20140624_103012 20140624_103035 20140624_103051 20140624_103058 20140624_102351 20140624_102219 20140624_102025~~ IMG-20140621-00411 IMG-20140724-00458

             Menghibur diri. Yaudahlah. Ternyata… masukin naskah ke penerbit indie bukan solusi. Selain mahal, susah masarinnya.

            Diakhir gue menulis tulisan ini, gue jadi inget ada kata-kata :

            “Membuat karya hasil cipta sendiri itu menghasilkan sebuah kepuasan dan kesenangan pribadi”

            Kalimat ini secara nggak langsung menyanggah apa yang gue tulis di tulisan paling atas sendiri itu, bahwasanya laku nggak lakunya karya kita, secara nggak sadar, keinginan kita terealisasikan. Dan kita seharusnya bahagia, senang dan bangga akan hal itu.

            Beberapa menit ini, gue berpikir… Iya, gue seneng bisa membuat karya tulis ini, lantas, kenapa gue nggak membagi tulisan gue ini ke semua orang? Bukankah berbagi kesenangan itu hal yang nggak dilarang? Gue juga butuh kritik dan saran dari tulisan gue ini. Kalau tulisan gue terus terpampang di toko buku online tanpa ada yang beli, buat apa?

            Jadi, menurut kalian, gimana kalau gue ngasih file naskah novel dalam format PDF ini secara gratis, atau gue posting aja di blog? Atau… gue ngawinin Maudy Ayunda? Bantu kasih solusi dong. Yang membaca, siapapun, tolong kasih komentar ya? 🙂

            Tapi dengan semua kegagalan ini, bukan berarti gue bakal nyerah dan berhenti nulis. NGGAK AKAN !

            Terimakasih.

78 comments

  1. Ciieh. Memang kalau mau sukses kudu perjuangan banget, nggak boleh patah semangat!
    Keep spirit ya, terus berkarya! 🙂

      1. Ya kan memang gitu, semua ada prosesnya. Dan proses membuat kita semakin ngerti gimana-gimana yang harus kita lakuin. Hehe. 😀
        Makasih juga ya. 🙂

  2. Halooo,
    Untuk ukuran penulis baru yang bener-bener menulis dan selesai satu naskah, ini cukup bagus. Jangan menyerah, ya dan terus menulis. Banyak baca juga biar dapetin ide yang baru dan fresh. Btw, cover buku dan ide masarin dalam bentuk ebook itu bagus. Raditya Dika juga lagi ngejual ebook sekarang. Aku mau baca kalo dikasih gratis hehehe.

    1. Halooo juga mbak 🙂

      Iya sudah lumayan yang penting ada keinginan buat nulis dan selesai :’) iya, pasti terus nulis kok. hehehe rencana udah bener-bener mau aku sebar via PDF ini kok. aaa iya, yang menulis kreatif itu ya? kayaknya bagus tuh isinya 😀

      makasih mbak 🙂

  3. Wah… keren nih udah punya buku sendiri. Gue juga udah buat. Dan jadi satu naskah. Tapi belum layak terbit sih katanya #hiks harus terus berjuang nih

    Itu ngeliat foto yang dilingkarin kuning bikin ketawa, sampai segitunya bang. Tapi gua paham. Mungkin kalau gue punya buku sendiri dan banyak yang berfoto dengan buku gue. Mungkin gue akan lebih parah dari itu 😀

    1. Iya, tapi belum keren banget kalau belum tembus penerbit mayor bro. kita harus sama-sama harus berjuang mas 😀

      Iya usaha digituin biar keliatan laku, tapi… sebar PDF aja deh hahaha. katanya penulis yang baik kan pemasar yang baik pula. yuk berjuang 😀

  4. ooooooooh ini si Febri yang kemarin kopdar. semangat yes, terus berjuang biar tulisannya bisa terbit di penerbit major. Aaaamiiiin

  5. Iya, dibagi-bagi aja pdfnya, Feb. Dari situ orang akan tau kualitas lu, lantas mereka yang suka bakal support lu lagi bikin karya baru. Dan dari situ siapa tau tulisan lu tambah bagus, dan diterima penerbit. Orang2 yg udah support lu insyaallah gak ragu buat beli.

    Anjir sotoy banget gua. Yaudahlah, sukses terus bro, jangan patah semangat!

    1. bener Tirs. udah bulat. bakal gue sebar aja. semakin banyak kritik nantinya, semakin membuat tulisan gue berkembang *semoga. ebook bang adi yang kece gila aja disebar cuma-cuma, masa naskah gue yang curut gitu harus berbayar hehe. keren wejangan dari lo tirs. thanks abis 🙂

  6. aku bakalan seneng banget feb kalo dikirim pdf novelmu ke aku =D hoho

    btw, semangat feb!!! terus berjuang dong.. tulisan kamu pada bagus kok.,. potensi kamu gede feb.. seius feb.
    kalau mau sukses pasti banyak rintangannya feb =D jgn lupa ikhtiar + berdo’a semaksimal mungkin. insyaallah hasilnya maksimal juga =D
    semangat feb! =D

    1. Hihihi aku juga bakalan seneng kalau besok PDFku banyak yang baca. ditunggu ya mbak ica 😀

      Amin Ya Allah :’) makasih banget semangatnya. ini jadi penyemangat banget buat aku mbak 🙂 pasti. pasti ikhtiar dan berdoa dilengkapi denganusaha 😀

      makasih mbak Ica 🙂

  7. Waduh banyak amat temen ente.. haha.. Wah, semangat semangat! Ayok pelan-pelan kita belajar nulis biar tembus penerbit mayor. Hehe. Tulisannya udah keren sih. Jadi, boleh2 aja dijadiin PDF. Gratis juga kan… Huehueheue.
    Duh, jadi kepengen buat naskah deh.

    1. wohooo hallo mas Daus 😀 . iya temen harus dibanyakin dong ya 😀 .
      yok ayok kita semangat. bener, harus bisa tembus mayor ini. iya naskah gue besok bakal disebar via PDF kok.

      ayo buat mas Daus, gue tau lu bisa. tulisanmu kan kece gilak 😀

  8. Padahal awalnya gue hanya kesasar masuk ke blog ini, namun pas gue baca-baca ternyata. ‘anjrit, ini punya blog udah nulis buku’ intinya bang, yang pertama itu bang, bersyukur dulu deh. Percayalah, kalo kita bersyukur pasti nikmatnya betambah. Masih ada loh blogger” diluar sana yang naskahnya gak jadi-jadi. wkwk dan itu termasuk gue! wkwk

    Eh bang, kalo boleh saran, enakan di bagiin gratis dulu, berhubung gue tau tehnik ekonomi dalam pemasaran, saran gue bagiin gratis dulu. ini dinamakan tehnik kerucut yang semakin lama semakin lancip dan meninggi. ini sama kayak tehnik dilakukan oleh Raditya Dika dalam pemasaran buku-buku dan film nya.

    Aduh banyak banget nih gue ngebacot disini. wkwkw udah itu aja ya bang. PDF nya ditunggu. 🙂 entar kalo ada Typo bakalan gue kasih tau deh. sekalian belajar jadi editong buku gitu wkwk

    1. Waa ada si susu dingin 😀
      makasih loh Nop. gue bener-bener harus banyak bersyukur 😀

      saran lo emang selalu kece Nop. bersyukur gue punya temen kayak lo. saling bantu saling dukung yuk ya 😀 bakal gue sebar juga kok 😀

      hahaha makasiiiiih tunggu aja ya PDFnya 😀

  9. daripada gak diapa-apain mending emang di share gratis aja bang. dengan syarat pake paywithatweet.com, jadi tiap yang mau download e-book lu, secara otomatis nge-tweet tentang e-book lo, jadi ntar makin banyak yang baca tulisan lo. pas banget platformnya wordpress, paywithatweet.com cocok banget sama wordpress 😀 (cuma saran sih)

    1. Waaa ada yang kayak gitu? sama persis kayak yang dilakuin bang keriba-keribo dong ya? caranya gimana sih Zi? Ajarin dong? bakal gue share gitu kok 🙂 makasih banget sarannya Zi 😀

  10. iya feb
    naskah coba bagiin gratis aja dulu
    kalo banyak yang baca
    ketauan kan gimana respon orang2 secara umum
    nah kalo udah dirasa cukup positif coba lagi ke penerbit ternama

      1. mungkin mbak aqied lelah dengan pekerjaannya :’)

        iya, typonya jauh banget mbak. sejauh kamu merantau :p

        aaaaah, mbak Aqied itu jago nulis ah. mbak Aqied itu hebat :3

  11. Wah, aku jadi penasaran nih. Coba deh share via PDF ajah gratis, dan lihat berapa orang yang rela download. Kalau dapet respon baik dari “para pecinta gratisan” ini, maka lanjutkan dengan naskah yang lain buat diajuin ke penerbit. Semangat!!

    Aku sendiri juga pengen naskahku diterbitin, dan pernah juga ditolak sama om om penerbit.

    1. Haaha iya deh dimsum, besok bakal aku share juga kok. semoga responsnya banyak. kalau toh enggak, itu tetep nggak akan ngelunturin apa yang pengen aku capai selama ini : jadi penulis 🙂

      nasib kita sama. yuk mari berjuang bersama 🙂

  12. aku setuju apa yang di bilang mbak aqied kalau naskah bisa selesai sampai fia itu udah di atas rata rata dan yup bener banget kata mbak aqied jadikan personal project siapa tau di kemudian hari ada yang berminat dan atau mungkin kepakai 🙂

    anyway thank kunjungannya ya ka febri ke blog aku 🙂

    1. ini kamu ikutan typo juga sama kayak mbak aqied? -_- kalian saudara kembar? :p fia itu harusnya final kan? :p

      semoga aja personal project yang menjadi pijakan awal menjadi yanglebih baik 🙂

      yaaak, sama-sama ya 😀

      makasih juga khyla udah berkunjung kesini 🙂

  13. Kalo lu sama Maudy Ayunda, Afnita sama siapa? masa jadi istri kedua?

    Eh, itu beneran buku 1 dipake foto bersama? Gue pengen baca, boleh kali kirim PDF ke email gue. 😀

      1. Pinter banget ngeles, kayak penjual gorengan :D.

        Oke deh, gue tunggu, biar bisa dinilai juga dari pembaca seperti gue ini.

  14. mending diposting di blog aja kak feb. kalo dikirim via e-mail kan cuma orang orang tertentu yg baca ,kalo diblog kan semua orang bisa baca dan siapa tau aja ada editor mampir terus tertarik gitu. hahaha aku udah lama suka baca tp malah belum apa apa. semangaaat.

    1. Ide bagus tuh ya 😀 bener-bener :3 biar blog update terus juga 😀 semakin sering update, semakin banyak pengunjung. ya kan?

      ayo dong Toy, kamu kan sering ikut kopdar 😀 nulis yuk. bareng yuk 😀

  15. Hahaha ini banyak yang pengin gratis karena penasaran doang setelah itu dibuang. Percuma banget kasian penulisnya udah capek-capek. :))

    Kalo gue sih mending dipikirin lagi. Btw, gue itu bakal berbayar loh. Cuman belom aja. :))
    Kalo emang pengen ‘dibagi’ cari cara yang lain, jangan bener-bener dibagi gitu aja.

    1. Iya ini bang. masih bingung jugak ._.

      punya lu mah keren kalik bang. gue juga menyayangkan naskah sekeren milik lo itu digratisin sebulan -_- suwer, itu naskah gratisan terkeren yang pernah gue baca. gratisan loh ya 😀 wkwkwk

      cara lain? contohnya yang gimana ya .__.

      1. Hahaha. gimana ya? banyak sih. Jangan di sini deh, pindah tempat ngomonginnya.

        Oya, bantuin gue cari blogger-blogger bagus yang kurang dikenal dong. Kemaren abis blogwalking kok kayaknya banyak yang bagus tapi nggak banyak yang komen dan terkesan sepi. Sayang banget.

      2. iya bang. tadi udah dibahas di twitter kan bang?

        oke bang. gue kalau blogwalking dan nemu bakal gue kabarin. genre blognya apa nih? bebas? atau komedi?

        kalau bebas, gue ada nih http://adetawalapi.wordpress.com/ bagus isi puisi, cerpen sama curhatannya. tapi lumayan sepi yang mengunjungi. asik juga orangnya 😀

  16. “Sip Bro”. Apaan ini :v
    Di share aja ke dalam format pdf, bang. Daripada mubazir *halah
    Gue dulu juga gitu. Terburu-buru banget bikin naskah padahal gue masih terbilang baru dalam menulis-_-
    “NAJIS! NASKAH MACAM APA INI!” kata gue, ketika membaca kembali naskah yang dulu pernah gue tulis.

    1. Wkwkwkw udaaah nggak usah ah, hehehe 😀 udah ada beberapa judul yang aku post diblog kok heeh 😀
      nah, sama. Aku juga gitu, masih terlalu baru, dan ternyata yaaaa masih perlu dirombak lagi:D

Leave a comment