#Love

Dia Pacarmu, Feb?

Di dunia ini, ada banyak sekali hal yang agaknya sangat sulit untuk diterima antar orang satu dengan orang lainnya. Itulah yang pada akhirnya membuat seolah-olah penduduk di muka bumi ini terpecah atas beberapa golongan hanya karena perbedaan pendapat, kesukaan, prinsip, prioritas hidup, dan lain-lain sebagainya.

Itu wajar?

Ya, amat sangat wajar. Kita tentu tidak pernah bisa memaksa orang lain untuk memilih sesuatu yang kita pilih, atau menyetujui sesuatu yang kita utarakan. Alasannya, karena kita sendiri jika diminta untuk memilih hal yang orang lain pilih atau menyetujui sesuatu yang orang lain utarakan juga ogah-ogahan. Jadi, ya yasudah dong ya? Santai saja.

Yang tidak wajar adalah ketika hanya karena perbedaan tersebut, lantas beberapa pihak merasa terintimidasi dan berakhir dengan adu argumen yang menimbulkan permusuhan tak berujung. (more…)

Pada Suatu Malam…

‘Mau lewat lift atau eskalator, nih?’

Perempuan itu mengalihkan pembicaraan tepat ketika saya melihat betapa banyaknya antrian manusia yang menunggu di depan lift. Tak hanya itu, eskalator dan lampu-lampu di Jogja City Mall (JCM) malam itu pun juga sudah dimatikan karena waktu telah menunjukkan jam sepuluh lewatnya tiga puluh menit.

Saya berpikir sejenak, mencoba menimbang-nimbang pilihan yang perempuan itu ajukan. Sampai akhirnya, sembari menghela nafas panjang, saya membelokkan langkah kaki menuju ke arah eskalator yang telah mati.

‘Eskalator aja, yuk’ ucap saya pelan seraya berharap semoga pilihan yang telah saya pilih tidak memberatkannya. (more…)

Perempuan Hanya Untuk Orang Tampan?

Tumbuh dewasa, membuat seseorang merasa memiliki banyak pilihan.

Memiliki banyak pilihan, membuat seseorang semakin terlihat ribet dan lama tuk membuat keputusan.

Setiap keputusan yang telah diambil, membuat seseorang pernah merasa salah dan kecewa.

Setiap hal yang baginya salah dan mengecewakan, membuat seseorang merasa harus mengoreksi dan memperbaiki agar tidak terulang.

Setiap hal yang tidak ingin terulang, membuat seseorang kembali memilih, memilih, dan akan terus memilih. Hingga pada ujungnya, mereka akan merasa lelah memilih dan sejenak memutuskan untuk berhenti mencari. (more…)

Patah Hati Terhebatnya Seorang Teman

‘Feb…’

Di sore yang sendu, tepat ketika gue sedang golar-goler di kasur sembari melihat layar handphone yang menampilkan kumpulan foto-foto netizen di instagram, pesan dari seorang sahabat gue di atas pun menghias layar handphone, menutupi tampilan foto-foto netizen di instagram.

Gue terdiam sebentar. Mengeja nama sahabat yang sudah cukup lama nggak gue terima pesannya. Mengingat wajah sahabat yang sudah cukup lama nggak gue lihat wajahnya. Meraba-raba kenangan yang pernah gue rajut bersamanya semenjak SMK.

From : Rio (more…)

Cinta Realistis

‘Cinta itu nggak bisa dimakan’

Hmm…

Gue pertama kali mendengar kalimat itu dari Nanda saat dia bercerita tentang hari dimana dia berkumpul bersama teman-teman SMAnya dan membahas tentang masalah cinta menurut cara pandang mereka. Dan setelah itu, jelas, gue pun langsung terdiam sembari memikirkan banyak hal.

Setiap orang mempunyai cara pandangnya sendiri akan cinta yang mendatangi dirinya. Ada yang menganggap cinta itu menyakitkan, ada yang menganggap cinta itu membahagiakan, ada yang menganggap cinta itu memotivasi, pun juga ada yang menganggap bahwa cinta itu realistis. Menurut gue, semua itu nggak ada salah. Itu cara pandang orang dan biarkan mereka memandangnya demikian. (more…)