#Diary

Air yang Tenang Memblebek-blebekkan

‘Feb, nanti jam setengah 2 jemput Nova ya’

Disuatu pagi yang tenang, ketika ibuk lagi buka-buka kulkas untuk mengambil bahan makanan yang hendak dimasak, beliau menyuruh gue dengan perintah demikian. Kala itu gue lagi duduk nggak jelas di ruang tengah sembari menunduk menekan tombol handphone. Karena gue merasa lagi nggak ada kerjaan, maka gue mengiyakan permintaan ibu gue tersebut dengan senang hati.

Pagi itu gue merasa bahwa cuaca akan terang dan berawan aja. Nggak ada firasat sedikit pun tentang cuaca buruk yang akan menerjang kala itu. Meskipun, mungkin orang-orang yang tinggal di Jogja sekarang pun tau, cuaca Jogja lagi nggak stabil. Beberapa saat panas, beberapa saat kemudian hujan lebat. Beberapa saat mendung, beberapa saat kemudian nggak jadi hujan. Beberapa saat siang, beberapa saat kemudian malam.

YAIYALAH! (more…)

Pada Akhirnya…

‘Assalamualaikum…’

Gue berucap sendirian di depan pintu bercat putih yang tertutup rapat. Senin siang kala itu cukup terik, udara yang berhembus seolah bercampur dengan hawa panas matahari yang menggosongkan kulit.

‘Permisi?’

Gue masih mencoba agar seseorang yang ada di dalam rumah berwarna putih dan beralaskan keramik tersebut membuka pintu. Sembari mematung dan terus mencoba untuk berucap salam, gue celingak-celinguk sendirian.

Sampai akhirnya…

‘Iya, Wa’alaikumsalam’ Suara tersebut terdengar dari dalam, sebelum akhirnya pintu rumah tersebut terbuka. ‘Eh, Mas Febri’ Seseorang yang menyembul dari pintu tersebut menyapa.

‘Ibuuuuuuuuk’ Gue menyapa balik sembari mengeluarkan senyum terbaik.

Seseorang yang gue panggil Ibuk adalah Ibunda Nanda. (more…)

Gagal, Sedih, Tenang dan Kampret

Ada banyak hal yang membuat seseorang merasakan sebuah kesedihan.

  • Orang yang bercita-cita menjadi penulis, ketika naskahnya tak kunjung diterima oleh penerbit pada akhirnya rasa sedih pun akan mendera pada dirinya.
  • Orang yang mempunyai keinginan untuk masuk di universitas ternama, ketika nyatanya apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, akhirnya dia pun hanya bisa bersedih dan meratapi kenyataannya.
  • Orang yang berharap bisa mendapat nilai bagus disetiap ujiannya, namun kenyataan membanting dia dengan nilai yang seadanya, rasa sedih pun senantiasa akan menyelimutinya.

Ya, pada dasarnya, setiap orang pasti mempunyai momen sedih dalam hidupnya. (more…)

Menilai Dari Luarnya Saja

Hmm…

Kalau dipikir-pikir, orang-orang sekarang cenderung lebih suka menilai orang lain hanya sekedar dari tampilan luarnya saja ya?

Orang pake baju seadanya, dibilang gembel.

Orang berbadan kurus ceking, dibilang narkoba.

Orang tinggi semampai, dibilang doyan nyemilin bambu runcing.

Seolah apa yang menjadi jati diri seseorang itu hanya sebatas apa yang orang lain lihat secara visualnya saja. Nggak lebih.

Padahal kalau dipikir-pikir, hati dan kepribadian adalah salah satu elemen penting yang layak untuk dipertimbangkan dalam penilaian tentang seseorang. (more…)

Cerita Tentang Mirisnya Tanggal Tua

Ini adalah sebuah acara Kompetisi Blogger ShopCoupons X MatahariMall. Yang diselenggarakan oleh ShopCoupons. voucher mataharimall dan hadiah disponsori oleh MatahariMall.

mataharimall-kompetisi

 

Kenapa ya, hal yang berkaitan dengan kata ‘tua’ itu selalu terkesan menakutkan?

Kalau kita denger kata ‘rumah tua’ maka otomatis dibenak kita terbesit sebuah anggapan bahwa rumah tersebut tergolong angker dan menakutkan.

Kalau kita mendengar kata ‘motor tua’ maka otomatis dibenak kita terbesit sebuah anggapan bahwa motor tersebut tergolong motor lama yang menyimpan banyak kenangan akan mantan atau gebetan yang pernah duduk diboncengan.

Kalau kita mendengar kata ‘manusia tua’ maka sudah pasti yang terbesit dibenak kita semua pasti adalah muka gue.

Eng… (more…)