Tunqu Nangkring : Pizza Kaki Lima Rasa Bintang Lima

Saya hidup di keluarga yang bisa dikatakan ‘ndeso’, khususnya di dunia permakanan.

Sedari kecil, saya hanya dikenalkan dengan makanan-makanan sederhana namun sehat, seperti tempe, tahu, lemper, telor, brokoli, rujak sayur, kolak, bakwan, dan lain-lainnya. Tidak pernah sekalipun di masa kecil, saya diperkenalkan dengan makanan-makanan enak di iklan-iklan, yang tentu saja, untuk ukuran saya yang saat itu masih kecil tuh kelihatannya kayak…

‘Waaaaaah, itu mewah banget yak?’

Mupeng parah.

Saya inget, di waktu masih duduk di kelas 4 SD, saya pernah main ke rumah seorang teman. Kala itu, saya melihat bagaimana teman saya dibikinkan sebuah makanan dengan lauk nugget beserta saos di atasnya. Kelihatan enak dan nikmat gimana gitu, karena pada zaman tersebut, iklan so good amat sangat ramai di televisi, yang jelas bikin saya ngiler ampun-ampunan.

Iklan So Good Jadul

Source : Youtube

Namun saat itu pula, Ibu dan Bapak saya nggak pernah membelikan saya nugget sekalipun. Telor ceplok dan sayur bayem teruslah menjadi andalan kami sehari-hari.

Saya pun inget, Saat duduk di bangku kelas 5 SD, Ibuk saya mendapatkan satu rantang berisi sop dengan sosis dan macaroni spiral sebagai isiannya. Saat itu, saya dan kakak, yang memang belum pernah sekalipun makanan bernama sosis, tentu merasa bahwa makanan tersebut merupakan makanan yang sangat mewah. Maka, jadilah kami berdua rebutan untuk makan sosis paling banyak.

Baca Juga : Pertama Kali Mencicipi Selat Mbak Lies

Saya sempat nangis sejadinya, gara-gara jatah sosis yang dimakan justru didominasi oleh Kakak saya. Ketika kakak saya ngalah dan membagikan sosisnya itu, saya pun marah dan melemparkan sosisnya itu ke lantai, alhasil, dengan wajah ngeselinnya, kakak saya mengambil kembali sosis tersebut dan memakannya sembari bilang :

‘Yaudah kalau ngga mau. Wlek’

Bangke emang.

Tidak seperti keluarga lainnya, keluarga saya bukanlah tipikal keluarga yang tiap weekend atau sebulan dua kali main ke mall untuk shopping ataupun makan bersama di sebuah restoran cepat saji. Tidak. Tidak pernah. Kami ke mall hanya ketika mau lebaran, biasanya H-7 idul fitri, itupun hanya sama bapak, atau hanya sama ibu, untuk sekedar mencari celana atau baju.

Makan?

Alih-alih keluarga lain membelikan satu pack makanan bermerk dunkin donuts atau j.co bahkan pizza hut, keluarga kami malah lebih memilih membawa rujak es krim di emperan deket mall untuk di bawa ke rumah.

Sederhana sekali.

Di masa kecil, saya memiliki rasa penasaran terhadap bagaimana sih rasa pizza yang kalau misal kita lihat di iklan atau dibicarakan orang-orang, kok rasanya ena sekali?

Akhirnya setelah beberapa purnama berlalu, saya pun baru bisa menikmatinya semasa SMK. Itupun dari hadiah botol Coca Cola yang ukuran dari pizzanya hanya segenggaman tangan. Namun bagi saya, jelas, rasa yang saya nikmati kala itu adalah rasa yang luar biasa ena, yang mana baru pertama kali saya rasakan.

Beli Cocacola Berhadiah Pizza

Source : Twitter

Dengan ukuran pizza sekecil itu, saya bagi menjadi empat slice, satu untuk saya, satu untuk mantan saya kala itu, satu untuk adik saya, dan satunya lagi untuk kakak saya.

Nyempil di gigi doang, tapi ndapapa, yang penting pernah nyoba.

Di kesempatan lain, saya akhirnya berhasil membeli pizza kembali, tepatnya yaitu saat saya duduk di bangku kuliah. Kala itu, saya sudah memiliki secuil penghasilan dari sambilan saya sebagai asisten dosen maupun surveyor lepas. Maksud saya membeli pizza itu pun untuk hadiah ulang tahun adik saya, yang ke… hmm, berapa ya? Lupa. Pokoknya adik saya kala itu ulang tahun saja gitu, dan karena semasa kecil dulu saya hanya bisa menahan hasrat untuk mencicipi pizza, maka saya enggan untuk membiarkan adik saya merasakan hal yang sama.

Kehidupan harus berubah.

Semakin ke sini, keinginan saya untuk memakan pizza pun sudah berkurang. Selain karena saya malas untuk berbaur dalam keramaian tempat makan pizza yang ulala bikin capeknya, pun juga karena… mahal buset. Hahahak

Namun, pada kesempatan kira-kira dua mingguan kemarin, saya diajak oleh pacar saya mencicipi salah satu warung pizza yang tempatnya di emperan bak kaki lima, namun memiliki rasa yang luar biasa bintang lima.

Menikmati Pizza Kaki Lima di Tunqu Nangkring

Tunqu Nangkring.

Pizza Tunqu Nangkring Dong

Begitulah tulisan dari banner yang terpasang di tenda yang sedang didirikan oleh beberapa mas-mas yang sedang menyiapkan tempat dagangannya. Sore itu, kami berdua datang agak terlalu cepat, yaitu sekitar pukul 17.00 WIB, yang mana dihadapkan dengan belum dibukanya Tunqu Nangkring tersebut.

Saya pun memarkirkan motor, sembari kemudian bertanya kepada mas-masnya perihal berapa menit lagi kira-kira warung pizza kaki lima tersebut buka.

‘Setengah jam lagi, Mas’ Ucap salah seorang mas-mas dengan ramah.

Saya pun melihat jam di layar handphone, kemudian si pacar menarik tangan saya mengarah ke arah selatan, tepatnya ke daerah Malioboro sana.

‘Yok, anterin saya beli parfum bentar’

Dan, yak, perbudakan dimulai.

Oiya, daripada saya menjabarkan tentang perbudakan yang membuat saya harus jalan ke area malioboro, masuk mall-nya, nyelonong ke gerai The Body Shop, nyium-nyium peralatan kecantikan yang wanginya sungguh wangi sekali, apalagi yang rasa vanilla itu, buset wangi banget. Kapur barusnya juga. Tapi mahal.

Huft.

Lah, kok saya malah menjabarkan semua ya?

Ehe.

Namanya juga perbudakan.

Mending kita bahas tentang lokasi dari Tunqu Nangkring ini, yang mana bertempat di pinggir jalan Mangkubumi, yang searah itu loh, deket stasiun tugu pintu timur atau utara ya sebutannya. Pokoknya perempatan tugu pal putih, ambil selatan, pantengin kiri jalan, nah, kalau sudah nemu tulisan dtunqu pizza, belok langsung, parkirkan, lalu pesankan.

Sikat.

Nama dari Tunqu Nangkring ini memang sudah cukup dikenal sih, mengingat kalau kita coba search ‘Tunqu Nangkring’ tentu beberapa kanal seperti brillio, tribun, liputan6, dan yang lain-lainnya sudah pernah mencoba meliputnya.

Keren.

Sayanya saja yang terlambat mencicipi. Tapi ndapapa, apalah guna cepet-cepetan bila akhirnya adalah tetep ena icip-icipnya.

Mari kembali ke alur cerita yang sempat terpotong di the body shop tadi.

Seusai Mba Pacar selesai menyiumi beberapa aroma parfum The Body Shop, dan beberapa kali pula menjejalinya ke hidung saya, akhirnya Mba Pacar berhasil menentukan pilihannya. Lalu, keluarlah kami dari Mall Malioboro dan lekas berjalan menuju tempat Tunqu Nangkring berada.

Baca juga : Mencicipi Nasi Rica Ayam ISI

Di tengah perjalanan, tiba-tiba Mba Pacar berhenti sejenak, lalu seperti yang sudah ditebak sebelumnya, dia pun berucap pelan :

‘Beb, fotoin dong’

HADOOOOOH!

BEGINI DIA BILANG DI BLOGNYA NGA SUKA FOTO-FOTO YA BUSET.

Pemandangan Senja Malioboro

Setelah beberapa jepret foto terambil, kami pun akhirnya beneran menuju Tunqu Nangkring, dan langsung disambut oleh Mas-Masnya yang sangat ramah di sana.

‘Silakan duduk dulu, Mas’ Ucap si Mas sembari masih mencoba menyiapkan beberapa peralatan tempur untuk membuat pizzanya.

Tunqu Nangkring

Kami berdua pun menyambutnya dengan senyum, lalu memilih tempat duduk yang sekiranya nyaman untuk diduduki. Selembar kertas menu berlaminating sudah di tangan, nota untuk menulis menu pun juga sudah kami genggam. Prosesi pemilihan menu yang amat sakral pun lekas kami lakukan.

Menu-Menu Pizza di Tunqu Nangkring

Varian Menu Pizza Tunqu Nangkring

Pitza Gagal Diet adalah menu yang saya pilih. Dari deskripsinya, pizza ini berisikan mozarella, daging sapi, sosis sapi, aneka bakso ikan laut, paprika, bawang bombay, lada hitam, oregano, dan juga fresh basil, yang mana tentu kayaknya bener-bener bakal bikin saya gagal diet, meskipun… kayaknya saya nggak berniat untuk diet dah.

Alasan utama kenapa saya memilih menu tersebut adalah karena ada logo jempol, yang berarti top seller. Sungguh, saya morph mentality sekali, hanya melihat tulisan top seller lantas ikut-ikutan. Padahal, yang banyak dibeli itu belum tentu seselera sama kita kan?

Ciyeaaaaaaaaah.

Penampilan Pizza Tunqu Nangkring

Kalau mba Pacaaaaaar… eemmmm, waktu itu dia mesen apa ya? Duh, lupa eh, takut salah sebut lagi kalau asal ngomong. Bentar, saya wasap dulu ya anaknya.

Tapi kayaknya dia mesen yang Londho Edan deh, yang isinya adalah mozzarela, pepper oil, smoke beef, sosis sapi, tomat segar, bawang bombay, lada hitam, oregano, sama fresh basil. Alasannya? Ya nga tau, di wasap nga bales anaknya.

Sensasi Rasa Pizza Tunqu Nangkring

Cara Pembuatan Pizza di Tunqu Nangkring

Sebenernya, cara membuat pizza di Tunqu Nangkring ini ya kayak pizza-pizza biasanya, adonan di puter-puter, dikasih toping, di taruh ke pembakaran, jadi deh. Ngga yang karena tempatnya di pinggir jalan gitu, lantas bikin atraksi dilempar-lempar ke jalan gitu. Ngga. Normal.

Yang bikin beda ya itu, proses pemanggangannya di luar aja gitu, yang bisa dilihat langsung oleh pembelinya. Hiburan tersendiri loh, liat proses pembuatan makanannya secara langsung.

Bicara masalah rasa, jelas, seperti yang sudah dibicarakan oleh orang-orang, bintaaaaang lima banget. Meski saya ngga pernah makan di bintang lima, tapi, pokoknya enak banget deh. Bentuk dari pizzanya itu tipis-tipis gitu. Kalau pacar saya bilang sih, kayak di nanamia pizza gitu bentukannya. Tapi, ya Tunqu Nangkring ini mungkin versi ekonomisnya.

Ehe.

Pizza Tunqu Nangkring

Oiya, untuk minumannya di Tunqu Nangkring ini tersedia teh panas / es teh seharga lima ribu rupiah, dan bisa refill sepuasnya ya. Pokoknya muraaaaaah deh.

Kapan lagi kan, bisa makan dua loyang pizza dan dua gelas es teh sepuasnya, hanya dengan Rp.86.000?

Rating yang kami berikan untuk Tunqu Nangkring ini yaaaa jelasssssss di angka delapan dong ulala.

Pizza Kaki Lima

Jadi, kapan kalian mau ke Tunqu Nangkring?

Kabarin yak, saya mau ikut. Bayar sendiri kok. Tenang.

Hahak.

Terimakasih.

Pizza Murah Jogja

Advertisement

49 comments

  1. Ebuset, dua porsi udah sama minuman dan gak nyampe seratus ribu? Keterlaluan! Kalau ke Jogja lagi saya harus makan di sini hahahaha.

    Btw, I think I do recognize the place where you did take the picture of your girlfriend. Namun yasudalahya WKWKWKWK

    1. Lu udah lama di jogja kenapa nggak menjelajah sih elaaahh…..

      saya baru dua kali ke jogja dan baru menjelajah kuliner tradisional dan kedaerahannya saja, belom sampe yang modern-modern gini… 😦

      mau ke jogja lagi buat alasan makan kok ya seperti arogan ya buset. ini beralasan ke jogja buat apaan ya biar terlihat rendah hati walo dibaliknya terselip kulineran2 juga..

      1. Hahahahaaaaaaa karena pasti di Jogjaaaaa nga kepikiran untuk makan pizza, karena kementokannya adalah ghudheg.

        Hahaha ngapapa, main ke jogja buat alasan makan bukanlah arogan, tapi, buset banya duit juga ya anda 😀

    2. Gue sempet bingung juga ini sama Mas Firman. Kenapa dia lama di Jogja tapi nggak pernah kemana-mana. Padahal Jogja itu banyak bener tempat seru dan kulinernya super enak. Wkwkwk

    3. Wahahah sangat murah dan recommended sih. Beli satu saja sebenernya bisa di sharing delapan, kalau sekalian bawa nasi padang dari rumah.

      HAHAHAHAHAAAAA

      I see, tapi yauda, ndapapa. Ndapapa.

  2. Tipe tipe italian pizza yang enaks dan pas perpaduan antara topping ama crustnya. Ga bikin cape ngunyah kek american pizza yang tuebel rotinya 😅

    Definitely recommend this to everyone 👌👌

    1. sama, sampe sekarang segede ini gw juga belum pernah makan pizza .. gw tinggalnya di pedesaan yg jauh dari keramean gitu, jadi gak ada yg jual pizza 😀

    2. Hahaha itungannya sunggu murah, Mba hehehe. Seriusan, kenyaaaang langsung. Beli satu lalu share untuk dua orang saja suda amat cukup kok sebenernya 😀

      Mampir Jogja ya pankapaaaan 😀

  3. Pertama saya jadi pengen makan rujak eskrim di pakualaman. Asli enak beud itu dimakan siang-siang bolong yang panas. Seger bangettttt.

    Kedua, sedari saya SD kayaknya pizza jadi makanan favorit saya. Setiap kali pergi ke mall, saya selalu minta dibeliin pizza. Bukan cuma merek pizza hut, paparons, atau pizza-pizza-an yang cuma dijual perslice juga saya doyan aja. Bahkan roti pizza limaribuan juga saya tetap sebut itu pizza.

    Ketiga, tolong ya itu kenapa saya baru tau soal Tunqu Nangkring? Anda nggak ngajak saya kesana ya waktu saya dan Eci berkunjung ke Jogja?

    Keempat, melihat malioboro saya jadi inget orang yang ngaku jadi pacar ketiga saya.

    Kelima, mba nad jajan ke bodyshop lagi yuk. Rekomendasiin aku parfum yang ena wkwkwk

    Sekian~

    1. Bantu jawab ya wkwkwkwk

      Soalnya febri gatau soal pizza itu kayanya makanya gadiajakin kesitu. Nah besok kalau misal kamu ke jogja, sendiri atau berdua *uhuk* bole la kita meetup di situ :p kan deket banget sama malioboro

      Body mist the body shop yang ena menurut nadya nanti ku bisikin di whatsapp aja wkwk

    2. Rujaaak eskrim Pakualaman memang sunggu jagoan. Tapi, ini kan nga saya tulis 😦

      Waaaaa masa kecil anda sunggu penyantap pizza yaaa. Beruntung sekali dirimuuuuu 😀

      Besok kalau ke Jogja, siap kami berdua kawal. Tenang. Pasti ke sana.

      Wadadaaaaaw didaaaaw.

      Nah, sudah dijawab orangnya langsong

  4. agghhhhhhh aku hrs cobain iniiiiiiih:D. aku pecinta pizza bangeet feb. mau yg tipis, yg tebel, asalkan pizza pasti doyan :p. makanya kalo nongkrong ama temen, biasanya di cafe pizza :D. mau yg asli itali, atopun udh di modif utk lidah indo, biasanya aku ttp suka :D. aku catet dulu iniii.. hrs bgt aku dtgin pas ke jogja 😀

  5. Bawa duit 100K bisa dapeti 2 pizza dan minumannya? Awesome bangeeed hahaha 🙂 Boleh nih kita satroni..cuma jangan kesorean datangnya. Eank siang2 kayaknya atau abis ashar pas buat ngemil2 syantik. Mantap ini. Coba fotonya lebih jelas ya. Pengen lihat isi pizzanya. TFS.

    1. Iya, Mba. itu saja masih kembalian wwggw.

      Silahkan mbaaa, jika hendak mencoba mencicipi cita rasa pizza itali murah harga kaki lima wgwgw.

      Whhaha iya, mba. Maap, kemarin agak kurang detail fotonya hehebe 😀

  6. meski kaki lima tapi toping dan penyajikanya tetap bikin ngiler.

    Duh masa kecil kita sama mas. Akhirnya setelah saya pny anak semua obsesi kecil saya, saya penuhi ke anak2 saya. Pada satu2 sisi gak baik juga sih

    1. Naaaah, enak kan, mas, kelihatannya 😀 mampir mampir ya kalau ke Jogja nanti wgwgw 😀

      Waaaa, toossss dong Mas hehehe. bener, mas. Jangan terus-terusan, pas rezeki lebih sajaaaa, yah, untuk nyicipin sekali-kali lah egege

  7. Saya penggila pizza, dan sehabis baca artikel ini, jadi pengen pizza. Tanggung jawab mas!!

    Ini asli murahnya kebangetan, jajan pizza tapi gak menguras dompet. Enak banget yak, kalo di Depok belum nemu yang beginian, masih yang brand-brand udah terkenal itu aja sih…

  8. Terima kasih reviewnya mas. Keren juga tulisannya…jadi terharu….
    Sedikit cerita, @tunqunagkring_jogja berdiri karena kita pengin semua orang bisa nikmatin makanan yg namanya pitza ( orang kampung susah bilang pizza) yang punya stigma makanan mewah dan makanan mahal. Cuma ya itu pemandangannya cuma jalanan. Untuk rasa boleh di adu lah sama resto2 yg udah punya nama. Monggo yg main ke jogja boleh icip2 pitza emperan kita.

    1. Hwaaaaaa, halo salah satu mas-mas yang kemarin lagi sibuk-sibuk meracik pitza 😀 hehehe.

      Sama-sama, mas. Terimakasih juga sudah menyajikan pizza murah, namin rasanya luar biaasaaa enaaa 😀

      Waaaaaaaa, keren nih, sejarah berdirinya. Seandainya kalian buka ketika saya masih kecil dulu, mas, pasti saya bakal kesampaian beli pizzanya 😀 hehhehe.

      Rasanya sangat bisa diadu, mas, sama resto lainnya 😀

      Nah, semoga banyak yang tertarik mencoba ya 😀

      sukses selalu ya, Mas 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s