Sebelumnya, karena tulisan ini sepertinya akan sangat berbahaya oleh mereka yang tidak openminded terhadap hal-hal nyata yang terjadi di dunia ini, maka saya sarankan untuk tidak lanjut membaca tulisan ini sampai bawah deh ya. Saya takut menyinggung atau gimana-gimana saja sih, tapi disatu sisi, saya kayaknya emang harus mengeluarkan segala uneg-uneg yang ada di kepala bukan?
Baik.
Saya sudah mengingatkan di awal perihal berbahayanya tulisan ini ya, jadi kalau nanti diantara kalian ada yang merasa tersinggung atau gimana-gimana… ya saya kan sudah mengingatkan. Namun jika masih ada yang tetep tersinggung dan ingin mengumpat, dipersilahkan berkomentar. Saya akan senantiasa membaca dan merespon. Jika malu mengumpat di komentar, silahkan kirimkan segala bentuk umpatan ke email saya : febridwicahya@gmail.com . Saya akan senantiasa menerima umpatan dan memperbaiki segala kesalahan yang menurut kalian kurang pas.
Oke ya.
Yuk dimulai.
Pernah nggak sih, kalian semua ini mendengar semacam pertanyaan atau suara-suara yang dijabarkan orang mengenai satu pembahasan tentang :
Kamu udah ngapain aja sih sama dia?
Kalian udah pernah ngapain aja?
Tau nggak sih, dia itu pernah ngapain aja?
Dan pertanyaan sejenis lainnya.

Source : Kevinevansss.blogspot.com
Menurut kalian, pertanyaan itu mengganggu tidak ya? Maksudnya, apakah pertanyaan-pertanyaan semacam itu cukup pantas dan layak untuk diajukan kepada seseorang, yang mana menurut saya pribadi, jelas masalah tersebut adalah sebuah privasi yang tidak selayaknya diumbar.
Jika saya boleh membuat asumsi sendiri, maka beberapa orang diantara kalian akan menjawab pertanyaan saya dengan 2 model jawaban :
- Ya, mengganggu banget sih sebenernya.
- Ya, enggak juga. Kan hak orang untuk bertanya toh?
Baik, perihal opini apakah pertanyaan itu layak untuk diutarakan atau tidak, hal itu tentu masih terdengar biasa ya. Jadi, boleh dijawab atau pun boleh untuk ditahan. Disini, sudut pandang pun terbagi mengenai bagaimana jika berada di posisi laki-laki, lalu apa yang terjadi setelahnya, dan bagaimana jika berada di posisi perempuan, lalu apa yang terjadi setelahnya.
Mari kita bahas apa yang terjadi jika pertanyaan itu diutarakan ke pihak laki-laki.
Kamu Udah Pernah Ngapain Aja, wahai Lelaki?
Satu hal yang harus diingat dari seorang lelaki adalah : Mereka bangsat.
Yha.
Silahkan apabila kemudian ada satu atau dua orang lelaki yang membuat pengelakan bahwa mereka tidak bangsat. Ya, silahkan, karena itu adalah hak. Memang tidak semuanya bangsat. Tapi, ayolah, sebagian besar lelaki sudah dinilai dengan kebangsatannya. Terima saja sebentar sebagai kaum minoritas yang kalah terhadap mayoritas, ya?

Source : Dreamstime.com
Lelaki, jika ditanya perihal udah pernah ngapain aja oleh teman-temannya, mereka akan cenderung dengan semangat menggebu menjabarkan runtutan hal-hal yang telah dia lakukannya dengan mantan, gebetan, pacar, teman, atau siapalah itu namanya secara mendetail. Seolah-olah kayak mereka tida memiliki privasi yang harus ditutupi gitu.
Hal yang memuakkan lagi dari seorang lelaki adalah, mereka…
Wait, sebentar.
HEYHELO, INI SAYA SUDAH MEMBERIKAN SEMACAM WARNING YA, UNTUK SIAPA SAJA YANG MERASA TIDAK KUAT MENGHADAPI OPINI, CARA PANDANG, DAN PENGALAMAN YANG PERNAH SAYA KETAHUI DARI SISI BANGSATNYA SEORANG LELAKI, KALIAN BOLEH SEKALI BERHENTI MEMBACA TULISAN INI SAMPAI SINI LOH.
SUNGGUH.
Oke, lanjut.
… lebih sering membangga-banggakan atas apa yang pernah dia dapatkan dari seorang perempuan, ke teman-temannya. Bangga loh. Bangga. Bukan menyesal atau merasa bersalah gitu. Tapi, lebih ke arah bangga dan merasa menang gitu.
Sebagai contoh, saya akan memberikan beberapa pengalaman saya saat mendengar percakapan orang-orang disekitar saya. Begini kira-kira :
Eh, si ini bisa dipake loh. Kemarin saya udah ginian sama dia. Coba deh, tinggal sepik-sepik aja terus masukin kost. Pasti mau deh dia.
Sejujurnya gimana ya, meskipun saya salah satu tipikal lelaki brengsek dan bangsat, tapi seenggaknya saya tidak pernah mengutarakan kalimat-kalimat demikian. Justru, waktu pertama kali mendengar ada orang yang berucap demikian, saya kayak lebih ke kaget dan membatin.
‘Eh anjer, ini kenapa begini? Kok disebar dan malah direkomendasikan ke teman ini gimana sih bangsat?’
Maksudnya kayak, ini apaan sih mereka memandang perempuan serendah itu? Asal pake, dikata apaan ya bangsat?
It’s okay lah jika emang apa yang dilakuin oleh orang itu dengan perempuannya sama-sama mau, meskipun bukan dalam lingkup menjalin hubungan. Baik. Mereka melakukan itu atas dasar kesepakatan dan tanpa paksaan. Suka sama suka. Butuh sama butuh. Sama-sama having fun. Tapi, membeberkan apa yang dia lakukan dan merekomendasikan ke temannya kan… itu kebangetan ya?
Hal itu yang mungkin seharusnya diketahui oleh perempuan dimanapun kalian berada, perihal salah satu kebangsatan laki-laki yang mungkin mereka tutup-tutupi.

Source : Beritapagi-satu.blogspot.com
Contoh lain, terjadi kepada saya pribadi saat masih duduk di bangku SMK. Kala itu, saya baru saja jadian dengan salah seorang perempuan. Dan kebetulannya lagi, saya baru tau kalau mantannya pacar saya saat itu berada satu sekolah dengan saya.
Sampai tiba masanya, saya inget banget hari itu hari Selasa, pukul 13.00 WIB, tepat disaat saya sedang menunggu guru bahasa Indonesia masuk kelas, tiba-tiba mantannya pacar saya datang menemui saya dan berkata dengan nada yang amat santai :
‘Feb, kamu gimana sama si dia? Udah ngapain aja nih? Masa kalah sama saya. Enak kan itunya?’
Waktu itu, saya nggak begitu banyak meladeni ucapan si mantannya pacar, dan lebih memilih untuk senyum sambil balik kanan masuk kelas. Saya tidak begitu masalah ya, saat mengetahui ternyata pacar saya sudah diapa-apain sama mantannya di masa lalu. Toh, ya kalaupun saya mempermasalahkan, apa iya saya bisa mengubah masa lalunya?
Tidak.
Tapi, saya lebih menyayangkan tentang apa yang dilakukan oleh si mantannya pacar dengan berkata ke saya, bahwasanya dia seolah udah mengapa-ngapain dengan pacar saya di masa lalu. Maksud saya kayak… itu nggak sopan ya hellooooooooow.
Bangsat memang.
Faedahnya apa, sih? Saya nggak pernah sedikitpun kepikiran sih, saat tau mantan saya jadian sama orang lain, saya pun kemudian akan menemui pacar baru si mantan dengan bilang :
‘Hei, gimana si dia? Enak kan?’

Source : Factretrievier.com
ITU SAMPAH ANJENG!
BIAR APA SIH?
Putus sih, putus. Tapi nggak begitu juga kalik.
Mending mendoakan untuk kelangsungan hubungannya yang lebih baik sahaja, kan ya?
Pengalaman ini nih yang akhirnya membuat saya berkesimpulan bahwa bokep-bokep di luar sana dengan judul ‘nganu bareng pacar di hotel.3gp’ yang menyebar adalah pihak laki-laki, bukan perempuan. Karena apa? KARENA SEBAGIAN MEREKA TIDAK PUNYA MALU ANJENG.
Huft.
Emosi saya.
Kalian pikir, bagaimana perasaan pacar saya kala itu kalau saya sampai dengan tega berani mengadu ke dia kalau mantannya sudah berucap dan menjabarkan apa yang menjadi rahasianya berdua ke saya?
Pada akhirnya, saya nggak mengadu. Dan saya pikir, itu nggak perlu diadukan.
Saya memilih untuk menyimpan luka omongan atas kenyataan kampret itu sendiri, dengan tanpa benar-benar bisa memperbaiki masalalunya.
Hal lain itulah yang pada akhirnya harus perempuan-perempuan ketahui tentang bangsatnya seorang lelaki di luar sana.
Dan, satu hal bangsat lainnya, lelaki, jika ditanya balik perihal udah ngapain saja oleh perempuan calon gebetannya, beberapa cenderung sok polos dengan menjawab ‘belum ngapa-ngapain kok’ lalu setelahnya, jika sudah jadian, mereka akan mengajak dengan alasan ‘penasaran’.

Source : Twitter Habibthink
Bangsat ya, memang.
Ya, ya begitu itulah.
Sekarang, mari kita bahas dari sudut pandang seorang perempuan.
Kamu Udah Pernah Ngapain Aja, wahai Perempuan?
Satu hal yang harus diingat dari seorang perempuan adalah : Mereka serba salah.
Hmm…

Source : Hipwee.com
Silahkan ya, apabila kemudian ada perempuan-perempuan di luar sana yang merasa tidak serba salah, tapi merasakan hal-hal lainnya. Ya, ya tidak apa. Namanya juga opini kan. Saya beropini bahwa perempuan serba salah adalah karena… ya saya melihat ada sesuatu yang terlalu dibedakan dari perempuan.
Gitu.
Perempuan, jika ditanya perihal sudah ngapain aja oleh teman-teman dekatnya, mereka cenderung…
Eng…
Cenderung ngapain ya?
Saya kurang begitu paham sih, apa yang menjadi obrolan perempuan-perempuan diluar sana dalam sebuah grup chat persahabatan atau dalam sesi temu pajamas party. Tapi mungkin, mereka akan menjawab apa adanya perihal ‘udah ngapain aja’ sama mantan, gebetan, pacar, teman, atau apalah itu namanya, jika dan hanya jika, pertanyaan itu diajukan oleh sahabat yang memang sudah dikenalnya sejak lama.
Itu asumsi saya ya. karena, menurut saya, perempuan dan laki-laki itu sebenernya nggak terlalu berbeda jauh sih. Bedanya mungkin hanya, perempuan lebih pandai menutupinya dengan amat sangat anggun dan rapat.
Gitu aja.
Sementara itu, perempuan, jika ditanya udah ngapain aja oleh laki-laki calon gebetannya, mereka cenderung akan menjawab lama dan serba salah. Seolah-olah, ada dua opsi jawaban yang kelak kan dia pilih :
- Jujur, tapi harus menerima resiko laki-lakinya balik kanan bubar jalan
- Berbohong, tapi harus menerima rasa ketidakenakan pada diri sendiri dan pada laki-lakinya.
Sampai disini, saya ingin menekankan bahwa bukan berarti semua perempuan memiliki citra buruk atas masa lalunya jika harus dilibatkan dengan pertanyaan : ‘udah pernah ngapain aja?’ ya. Bukan. Tentu masih ada banyak perempuan di luar sana yang benar-benar bisa atau berhasil menjaga hal-hal terpentingnya dengan tidak pacaran, tidak berhubungan dengan laki-laki, senantiasa menjaga pertemanan, dan lain-lain sebagainya. Sehingga, jika mendapat pertanyaan ‘udah pernah ngapain aja?’, mereka bisa dengan santai menjawab : ‘enggak pernah ngapa-ngapain, lhawong ga pernah pacaran dan ga pernah berhubungan dekat sama laki-laki kok’.
Itu wajar.
Tapi, bagaimana kalau beberapa dari perempuan itu ternyata pernah ‘kelewatan’, entah karena pacaran atau hal-hal lain?
Mmm…

Source : Hipwee.com
Saya tidak akan pernah bisa membayangkan sih, bagaimana sulitnya perempuan ketika mereka harus jujur untuk berkata (maaf) sudah tidak perawan lagi karena suatu hal. Meskipun, apabila (maaf) kehilangan keperawanan itu terjadi karena khilaf saat pacaran/pertemanan yang notabenenya dilakukan atas dasar suka sama suka, tetap aja saat berakhir… penyesalan senantiasa melambaikan tangan dan mendekap erat si perempuan kelak.
Terlebih lagi, asumsi-asumsi sejak kecil yang menyatakan bahwa perempuan ideal adalah perempuan yang perawan. Sementara yang tidak… ya dia tidak laku. Alhasil, banyak perempuan di luar sana yang memilih untuk enggan mengaku bahwa dia (maaf) sudah tidak perawan lagi. Karena jika mengaku, bukannya mendapat dukungan, mereka justru terkadang hanya akan mendapat hinaan dan cibiran.
Itu sedih sih.
Di hidup saya, saya pernah mendengar beberapa cibiran yang diutarakan oleh teman-teman saya perihal pandangannya tentang perempuan yang digosipkan sudah pernah ‘begituan’ dan kehilangan (maaf) perawannya. Beberapa dari mereka berkata begini :
‘Eh tau nggak sih, masa si dia mau sama itu? Padahal kan, si itu tuh pada masanya pernah gituan sama beberapa orang. Ih, kalau saya sih nggak mau’
Yap, sekali lagi, laki-laki kalau sudah ngomong memang amat sangat bangsat sekali sih. Sungguh. Pada titik itu, saya yang mendengarnya kayak…
WADEHEL HEY YOU ARE STUPID MADEFAKERS YA!
Pertama, ya kan terserah mereka dong ya? Kan yang mau si dia. Toh, itu hubungan si dia dan si itu juga ya kan?
Kedua… ANDA BILANG OGAH KE SI ITU… EMANGNYA SI ITU BAKAL MAU SAMA ANDA YA? JANGAN KEPEDEAN BANGSAT.
UDAH SIH BIARIN AJA.
KESAL RASANYA.
Menurut saya, jahatnya pandangan orang-orang terhadap perempuan itu disini sih terkadang.

Source : Palembang.Tribunnews.com
Jika saya lihat secara seksama, perlakuan kebanyakan manusia terhadap perempuan itu terlalu kaku. Misalnya saja perihal hal-hal berbau seks gitu-gitu. Jika kita melihat ada laki-laki nonton bokep, hal itu dianggap biasa. Sementara, jika kita melihat ada perempuan menonton atau membahas perihal bokep, hal itu dianggap ‘ih, perempuan kok begitu sih. Nggak baik-baik mesti’ dan lain sebagainya.
Seolah-olah tu kayak… ya masa laki-laki doang ya yang boleh punya nafsu dan boleh nonton bokep?
Selain itu, perihal pakaian, kasus pemerkosaan, sexual harassment, serta hal-hal yang nyerempet masalah seks lainnya, meskipun kita tau bahwa perempuan adalah korban, masih saja ada yang berasumsi bahwa perempuan tetaplah yang bersalah.
Itu kan… bangkek ya?
Bisa dibayangin nggak sih, pihak perempuan yang harusnya dibela dan dilindungi… justru makin kayak ditindas?
HEYHELOOOOOOW…
Manusia, mereka nggak bisa mengubah masa lalunya, loh. Masa iya, karena masa lalu yang sebenarnya telah disesalinya, mereka kemudian tetap tidak layak untuk mendapat tempat dan kepercayaan?
Kenapa nggak kitanya saja yang mengubah cara pandang, bahwa semua manusia kelak pasti bisa berubah entah dengan latar belakang masa lalu yang seperti apa?
Iya kan yaaa?
Hmm…
Kira-kira begitu aja sih, pemikiran saya perihal merisihkannya pertanyaan tentang ‘Kamu Udah Ngapain Aja’ yang diajukan oleh atau untuk seorang laki-laki maupun perempuan.
Saran saya sih, lebih baik, pertanyaan ‘kamu udah ngapain aja’ itu jangan pernah diutarakan deh ya. Sedikit mengetahui kenyataan yang ada itu jauh lebih membahagiakan, ketimbang tau berbagai macam hal kenyataan yang bisa jadi menyakitkan.
Tapi, apabila pada akhirnya sudah terlanjur tau… ya terima saja. Itu bagian dari masalalunya. Kita, nggak akan pernah bisa mengubahnya. Yang bisa kita lakukan, ya tetap menjaga hubungan agar dia tidak kembali dibrengsekkan.
Gitu kan ya?
Ya, iya.
Eh tapi sebentar… emang yakin ya, kita sebagai pelaku hubungan tidak melakukan hal yang membrengsekkan? Sama-sama mengenakkan, kan?
HAHAHANJENG.
Udah, ah.
Terimakasih, dan maaf.
Selamat berbahagia.
Emang gitu sih kalau cowok, mereka secara gak sadar suka buka aib sendiri. Hehehe… tapi seru juga sih kalau udah dengerin temen cerita kayak gitu. Sebagai pendengar sejati, saya cuman ngangguk aja sambil nyengir dan berkata “apaan sih kayak gini diceritain sama gue?”
Hahaha cowok selalu gitu ya emang brati 😀 Selalu ga sadar buka aib sendiri? Tapi kadang, itu agar mereka terlihat macho kalik? Macho yang sungguh sampah wgwgw.
Hahahaha, iya ya, sebagai pendengar mah, kita ngangguk-ngangguk sembari bertanya…
FAEDAHNYA APAAN ANJER 😀 Wgwgwgw
Aku selalu suka sudut pandang mas Febri ketika menulis sebuah ulasan, sedikit vulgar (bahasanya) memang tapi memiliki beberapa hal yang bisa dijadikan pelajaran. Menginspirasi.
Waaaa, Mbak Nara :))
Terterimakasih banyak sekali ya, apresiasinya. Suatu kehormatan banget loh :’)
Semoga tulisan saya tidak menyinggung kaum perempuan sepertimu ya.
Santai mah mas febri, saya malah merasa mendapat pengetahuan baru mengenai perilaku laki2 dari sudut pandang seorang laki-laki.
Dan bagaimanapun juga, seorang perempuan harus menjaga dirinya baik2 supaya terhindar dari laki2 kampret seperti yang mas febri ceritakan. Sungguh begitu menginspirasi. Kutunggu tulisanmu selanjutnya mas Febri 😀
Hehehhe, yaaa, buat jaga-jaga sajaaaa ya 🙂 Hati-hati sama lelaki karena sekali lagi, dia bgst sekali wgwggwwg 😀
Terimakasiiiih banyak sekali ya 😀
Gua bakalan ngejawab apa adanya, udah banyak hal gua lakukan sama doi, jalan, makan, chatting dan tidur bareng,tapi di rumah masing-masing ckck
👏👏👏
Hahaha menepuki tangan yang tidak sebelah tangan ya ini yaaaa
Errrrrrrrr… Baik.
Anda sudah pernah begituan sama doi, tapi di rumah masing-masing ya. Guwd, sekali anda ini sungguh.
Keren loh mas, hal yang agak tabu gini dibahas dengan bahasa santai.
Saya juga punya temen cowok yang doyan banget nyeritain hal-hal gituan yang dilakuin sama mantannya. Tapi saya cuman nyimak dan ngetawain paling, lalu saya berusaha pula biar aib gak kesebar ke yang lain.eh, diceritain kayak di sini gak ikutin nyebarin kan ya. Tapi, alhamdulillah juga dia mau menikah. Jadi, halal nih ntar kalo mau ngapa-ngapain istrinya. Heee
Hahaha, terimakasih banyak sekali Mas :’) Terinspirasi dari beberapa hal yang sering saya dengar perihal pertanyaan ‘udah pernah ngapain aja’ yang merisihkan itu sih 😀
Hahaha kenapa teman kamu malah nyeritain hal-hal gituan yang dilakuin sama mantannya sih buset -_- wgwgw. Faedah buat kamu apa juga ya mas wgwgw.
Etapi, syukurlah yaaa, sebentar lagi temenmu mau menikah. Halal terus mau ngapa-ngapain mah 😀
Entahlah mas, malah ada kesan bangga gitu mas nyeritainnya. Hhaa
Ya mas, bentar lagi bebas mau diapain tuh istrinya. Hahaa
Hahahaa iyaaaa, yaaa entahlah juga deh ya :’ begitulah lelaki mungkin.
Alhamdulillaaah. Selamat untuk teman kamu nanti 🙂
Seorang seniman dituntut jujur. Dan karya seni dari seniman adalah refleksi lingkungannya. Lo nulis gini karena lingkungan lo kayak gini. Satu kata: respect.
Gue sempat ngira mau bahas karier dan masa depan, tapi karena lo pengangguran, ya oke lah ya, nggak mungkin bahas materi itu.
Agak aneh juga kenapa bahas asmara karena hey Anda jomblo? Jomblo ngomongin asmara? Kayak atheis ngomongin konsep ketuhanan. Which is literally sesuatu yang tidak mereka miliki. Kan bangsat juga ya Anda.
Tapi gue akui ini keren. Keberanian lo, kejujuran lo, dan materi yang dibahas (ini kenapa gue jadi kayak juri di kompetisi ya?). Serius. Gue suka sama tulisan ini. Nggak banyak orang yang berani speak up untuk bahas hal-hal tabu. Kalau bisa ke depannya sering-sering aja.
…biar pembaca lo menurun dan punya banyak haters. HAHA!
Enggak lah! Biar makin banyak orang yang mau jujur sama dirinya. Meskipun nggak komen di sini, at least dia mengakui dan mengamini tulisan ini.
Gue nggak akan jawab pertanyaan lo yang gue udah ngapain aja sama pacar karena itu akan ngaruh juga ke pacar gue, tapi intinya gue setuju sama tulisan ini. Dan gue minta nomor WhatsApp. Yok sharing yok! :p
#savage
Hahaha bangsat ya anda, selalu wgwgw. membahas pengangguran taek kucing wgwgw. Yaaah, semoga saya lekas mendapatkan pekerjaan ya. Aamiin. Kekasih pun, iya. Yaaaa, semoga saja. Semoga lekas bertemu dengan anda juga agar saya bisa menempelengmu -_-
Hahaha saya menulis apa yang memang ingin saya tulis kok. Perihal ada pembaca yang pergi, yaaa itu pilihannya kan ya. Wgwgw, santai sajaaaa atuhlaaaah.
Hahaha nggak usah dijawab juga pertanyaannya kampret -_- kasian pacarmu dong yaaa,
Hahaha wasap sudah yaaaa 😀
Wah pas nih bang, saya pernah denger cerita dari ustadz evie effendi, yang bisa saya simpulkan ialah (ceritanya untuk seseorang yang sudah taubat)
jangan tanya seseorang dimasa lalu, karna dia sudah tak disana lagi.. dia sudah berubah jadi lebih baik, toh kita pun kalo ditanya gitu tentu gamau, karna akan terus terbayang-bayang,
Nah kalo kata ustadz adi hidayat kurang lebih sama kaya tulisan yang diatas, lebih baik sedikit tahu tapi gak jadi masalah, daripada banyak tahu tapi jadi masalah.
Jadi pertanyaan itu, emang sensitif sekali bagi orang-orang yang sudah mau “jadi lebih baik” ya prinsipnya orang jahat punya masa depan, orang baik punya masa lalu. Tugas kita sekarang sih ngajak baik ke masa depan, bukan ngungkit borok di masa lalu, harus diubah juga dari diri kitanya, kalo kata orang sunda mah, rek kitu wae?
Tapi entahlah. Maaf kalo ngaco.
Wahaaaa, cerita dari ustadz Evie Effendi bagus juga ya, mas. Bener sih, jangan tanyakan masa lalu orang, karena dia sudah tidak lagi disana :)) hihihihi toh, buat apa ditanya ya. Nggak akan bisa merubah apapun. Yang jelas, dia sekarang sudah berubah toh ya wgwgw.
ahahha beneer. Orang baik, punya masalalu. orang jahat, punya masa depan. Mantap, mas Asep. Terimakasih banyak sekali yaaaa sharingnya :))
wuiiihhh ternyata dibalik kemesumanmu terdapat hati yang baiiikkk :”) aku terharuuuu lho mas…
eh berarti kalau aku mau ngapa-ngapain ama sampeyan gak bakal diceritain ke siapa-siapa kan yaa? wkwkk
Di balik kemesuman saya yaaaaa -_- yhaaa, mbak. Iyaaa, saya mesum sekali yaaa. Iya, memang -_-
Haha, terimakasih loh harunya ._.
Tapi btw, ngapa-ngapain yang gimana ya buset ini Mbak Quree ._.
iya mesum pake bangets ngets~
hahaa iyaa sama-sama.
maunya yang gimana? *mancing wkwk
Hahahaha yaaaa, ya emang mesum kan sayanya -_- tida perlu saya tutup-tutupin ini mah hahaha.
Ya buset malah ditanya inginnya yang gimana -_-
menghitung jumlah kata “bangsat” di postingan ini. kayanya ada 16 mohon koreksi kalau salah.
.
tdinya kupikir udah ngapain aja tuh ke arah yg udah sejauh apa. kaya yg ‘udah ketemu orang tua’, ‘udah kenalan dg keluarga besar’, atau yg “udah bikin cincin couple” atau bahkan “udah booking gedung dan desain undangan” yg akhirnya ternyata hubungannya gak berhasil.
ternyata ke arah yg situ toh.
17 dengan komentar ini, mbak aqied.
bangsat.
nah, ini brati 18 ya.
oke, mantap.
Kenapaaaaaa mbak Aqied itung yaaaaa kata bangsatnya wgwgw. Waduuuuuh, sunggu selo sekali andaaaa wgwgw.
Hahaha hubungannya gak berhasil :’ sedih banget itu tapi arahmu ya mbak wgwgw.
Yaaaaa, arahnya ke situ saja deh wgwg :p
Tulisanmu yg ini adalah isi hati saya selama ini (dan mungkin juga isi hati para perempuan lainnya) .. Pemikiranmu jauh lebih dewasa daripada umurmu..👍 Semoga lebih banyak lagi orang muda seperti kamu..
Beneraaaaan, Mbak? ._.
Saya justru sebenernya ragu untuk memposting tulisan ini karena takut melecehkan atau menyinggung perasaan kaum perempuan loh, mbak :’)
Tapi syukurlah kalau misal malah mewakili perasaanmu ya, Mbak :’)
Ehehe, terterimakasih banyak sekali Mbak. Terimakasih :’)
Mas, kamu harus tanggung jawab
Jangan enak enaknya doang, mas
Contoh pertanyaan untuk tulisan yang Febri maksud: “Mbak Mawar emang udah diapain aja sama Mas Febri?”
Yaaa buset yaaaaa, Mbak Mawar itu siapa lagi -_-
Ini mesti Niki kampret ini mah -_-
Hanjaayyy, ini tulisan kamu bang feb?? Wow. Aq terkejut. Tumben tulisannya lurus dan waras:(
Btw, aku setuju. Aku aja sebagai cewe pernah diceritain sama temen (cowo) tentang dia yg udah ngapain aja sama pacarnya. Sebangga itu:(
Gatau mo komen apa lagi. Sering-sering bikin tulisan opini kayak gini ya bang feb. Biar kamu keliatan dewasa, padahal mah diselepet pake sarung aja langsung nangis.
Hahahaha Tumbeeeeeen yaaaa, Lan yaaa. Tumbeeen sekali yaaaa waras dan lurusnya wgwgw. Baiklaaaah~ terimakasih hehhe.
Hahaha, bangsat banget kan emang cowok mah -_- ngapain anjer cerita masalah udah pernah ngapain ajanya ke cewek -_- bangga pula bangke wgwgw.
HEhehe, baiklaaaaaaaaaaaah, kalau ada pikiran begini lagi ya. Kalau pala saya kebetulan dislepet sarung sama orang lagi ya -_- wgwgwg
Terimakasih banyak, Lan :))
Trus bikin konten yg open minded yo mas!😊
Haahahahaaaaa yaaa, kadang-kadang sajaaaa jika mendengar hal yang tidak mengenakkan lagi ya :))
Terimakasih 🙂
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
banyakan saya, dong pun~
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
❤
Satu saja ah.
Kamu.
Eeee maap nih ya, saya nge love tulisan anda yang baus loh yaaaa, bukan anda nya. Thx.
Eeee maap nih ya, saya nge love tulisan anda yang bagus loh yaaaa, bukan anda nya. Thx.
Ooooo ya bodo amat ya~ saya ngelove andanya, bukan ngelove komentar anda. Thx pun. Wlek.
anjir Febri pinter ya haha
Huahuahua, ya namanya usaha kan ya mbak ya.
Masalah utamanya ada dua:
1) ada pihak yang tidak bisa menahan hawa nafsu (yang mana sebenarnya ini manusiawi, jadi bukan masalah)
2) ada pihak yang norak dan tidak bisa menjaga mulutnya.
Solusi dari masalah ini adalah: open minded. Kalau semua bisa open-minded seharusnya hal semacam ini tidak perlu dipermasalahkan.
Btw endingnya mantap anjeng.
Hehehe, yang tidak bisa menahan hawa nafsu sih, itu normal ya Mas yaaaaaaa.
Yang jadi problem itu tetep yang norak dan nggak bisa menjaga mulutnya sih, mas. Sama itu, yang masih tetep nggak bisa ngubah pola pikir :’)
Hahaha harus open minded memang, biar hal-hal yang sebenernya kayak sudah terlalu luas ini tidak terlalu dipermasalahkan. Semua orang, layak kembali dipercaya dan mendapat tempat :))
HAHA ANJENG MEMANG KAN YAAA 😀
Wah, gue suka banget opininya mas febri. Banyak laki-laki bangsat diluar sana yang terlalu bangga dengan prestasinya untuk ngutak-ngatik perempuan, yang sulit banget untuk dibilangin. Salut.
Hahaha, terimakasih banyak sekali ya, Bintang 🙂
Emang begitu sih, kadang brengseknya laki-laki tuh kayak bangsat aja gitu, bangga akan dirinya yang berhasil menganuin beberapa perempuan -_- nggak bisa ditolerir, sampah mereka mah.
Karena aku nggak punya temen cowok yang akrab, atau nggak terlalu suka bergaul sama cowok, jadi nggak pernah denger begituan sih Feb. Tapi kalau sampe denger, kusumpahin cowok itu mulutnya kebakaran kayak abis makan Richeese level 5 sepanci!
Jangan sampai denger ucapan-ucapan begituan deh, mbak :’) Nyakitin untuk kaummu deh itu, aslik. Saya saja yang laki kayak kesel gimana gitu. Seenak jidat sekali perempuan diperlakuin begitu :’)
Dari awal pas baca judul tulisan ini, udah tau akan larinya kemana. Soalnya pertanyaan itu selalu berkonotasi negatif.
Meskipun begitu, ada beberapa hal yang membuat aku kaget, ternyata ada laki-laki yang bangga dengan perbuatan yg sudah dia lakuin ke ceweknya (dalam hal negatif).
Sangat frontal isi tulisan ini. Heheh tapi itu bagus, supaya kita sadar akan apa yang terjadi.
Dari tulisan ini terlihat jelas bahwa kamu memang gak suka/muak/kesal sama pertanyaan “kamu udah ngapain aja”.
Hehehe, iya juga ya?
Pertanyaan :
‘Udah pernah ngapain aja’
Itu konotasinya selalu negatif. Nggak tau kenapa, soalnya kesannya kayak nyeret orang yang dimasalalu dengan paksa gitu. Taek memang.
Yha, begitu mas. Beberapa laki-laki emang kayak merasa bangga gitu sudah ngelakuin hal senonoh dengan ceweknya. Kayak, merasa menang dan paling macho. -_- wtf ya kan ya.
Hehehe, terimakasih banyak sekali mas :))
Yaaaaaa, kesal sih. Tapi lebih kesal ke lelaki-lelakinya yang memperlakukan perempuan seenaknya 🙂
“wahai lelaki” sebagai anak yg dibesarkan diantara para lelaki, kemudian kebanyakan temen juga laki2, sy sering dengar apa yg kamu tulis tuh (entah sy ngga dianggap cewe kayanya) cuman sy ngga pernah ikutan nanggepin, iuuuuh.. sy seringnya curiga sm niat mereka ngomongin itu: apakah boong kan ngga ada yg bakal tau ini.. atau niat pamer — namun keduanya samalah sebenarnya biar kelihatan lebih lakik!
==========
wahaaaaa, dirimu terlahir dan dibesarkan diantara para lelaki ya mba 😀 terlebih, temen-temenmu kebanyakan laki-laki. Jadi, mungkin sudah tidak terlalu aneh dengan apa yang saya jabarin y mbak 😀
Hahaha, entahlah juga mbak. Pokoknya intinya satu : biar mereka terlihat laki dan macho -_- padahal, yaaaa nggak gitu juga sih caranya -_-
bang
Iyaaa, Bang ._.
umumnya.. laki-laki lebih “pamer” ke temen-temennya daripada perempuan yang lebih memilih buat dirahasiain buat dirinya sendiri…
apapun itu.. yaa.. itu mah urusan masing2
Nganu, Feb. Aku juga lalaki, tapi aku bakal merasa risih dengan pertanyaan itu. Nggak akan menjawab dengan bangga.
Tapi gue nggak menampik kalo gue ini cowok bgsd juga hahahahaha
Hahahaaaa bener. Saya pun begitu kok. Risih denger pertanyaan semacam itu. Maksudnya, untuk apa sih pertanyaan begitu diajuin?
Wwkwkw kalau bicara masalah bangsat mah, saya puuun sangat bangsat atuhlah 😀
umumnya.. laki-laki lebih “pamer” ke temen-temennya daripada perempuan yang lebih memilih buat dirahasiain buat dirinya sendiri…
apapun itu.. yaa.. itu mah urusan masing2
Hahaha baiklaaaah, yaaa. Semua urusan masing-masing brati ya 🙂
Kebanyakan sih iya teman-teman cowokku memang doyan nyeritain pernah begini pernah begitu tentang pengalaman pribadinya …. , kayak ngga tabu dan malah kelihatan bersemangat.
Mungkin 90 % sifat bawaan lelaki memang begitu adanya,ya ….
Beda kalo cewek, kalo cerita rata-rata pasti curhatannya tentang kekesalannya.
Hahahaa, banyaaak ya ternyata cowok yang begitu wgwgw. Kayaknya hampir semua deh. Kayak bangga aja gitu ceritanya. Nggak ada yang baginya tabu dan harus ditutupi. Justru mungkin, baginya, ya layak disebar karena itu bukti kemachoan dan kehebatannya.
Tapi, itu kan bangsat ya :))
Hahaha cewe memang beda ya :’) selalu bisa menutupinya dengan rapat.
Kadang ada beberapa cowok yang emang nggak mau terlihat cemen di tongkrongannya, Feb. Mereka jadi saling pamer alias sombong. Semakin nakal semakin keren. Hehe. Tapi saya pernah juga tuh diledekin karena diem aja. Saya kan males curhat soal begituan. Atau aib nggak perlu dibuka. Pengalaman lagian juga sedikit. Jadi kalau ditanya udah ngapain aja, palingan saya jawab, “Udah naik motor berduaan, makan di kafe, main ke museum, nonton bioskop, terus ke rumah dan ketemu orang tuanya. dst.
Itu jawaban saya betul, kan? Tapi kata mereka, “Halah, biasanya yang diem-diem ini lebih bangsat.” Saya merasa serba salah. 😦
Hahaha anjer, pergaulan yang seperti itu koook gimana banget gitu ya 😀 wgwgw. Setiap orang beda-beda sih memang. Saya justru bodo amat banget mau dikata cemen di tongkrongan saya wgwgw dibully aja saya justru ketawatawa wgwgwgw.
Yaaah, konsep semakin nakal semakin keren, yaaa oke. Tapi setidaknya, nggak ngrendahin perempuan sampai tahap bilang ‘itu bisa dipake loh, saya kemarin udah nyoba. coba aja’ haha itu syampah wgwgw.
Hahaha saya kalau ditanya gitu, malah jujur banget sih. Walaupun itu ke gebetan saya sekalipun wgwgw. Maksudnya bukan ke bangga dong jelas, anjer ngapain bangga ngaku begituan. Tapi biar dia tau dan nggak nyesel di akhir. Alhasil, ya alasan gini nih yang bikin saya begini wgwgw.
HAHAHA ANJENG SERBA SALAH JUGA YA COWOK SEPERTIMU WGWGW 😀
Untung aku cowok baik, alim, rajin menabung, nggak pernah tuh begitu begitu. Ya paling agak sedikit gituin laah. Tau kan maksudnyaaa.
Hahaha amat sangat percaya loh, jika Mas Gallant adalah pribadi yang baik, alim, rajin menabung, dan lain sebagainya. Pastinya sangat membahana sekali 😀
Mantap memaaaanngggg. *kasih gopek*
Ya, saya pribadi merasa hubungan itu tidak harus dilampiaskan dengan bersentuhan kontak fisik. Cinta itu gulita mas, kalau kita mampu menuntunya dengan senter apa adanya, ya itulah cinta. akan senantiasa menuju roma. heheh
Btw, aku baru main ke blog ini, kece badai
Hihihi baguuuuus dong jika demikian, Mas :))
Ini nih, lelaki yaaaang mantap. Ehehe. Cinta itu gulita, kita bisa menuntun dengan senter apa adanya 😀 manis sekali 😀
Terimakasih sekali sudah mau mampir yaaa, mas 😀
Iya, mas. kapan-kapan main juga dong ke rumah kecil ku heheh
Ehehe, baik 😀 nanti sayaaa mampiiiiir yaaa ke blog kamu 🙂
Feb, baca ini aku jd inget masa laluku yg kelam tp menyenangkan. Jd aku tuh dulu hampir tiap minggu gonta ganti teman kencan. Teman kencan loh ya, bukan pacar. Tp teman kencannya sengaja aku manfaatin cuma buat bayarin aku nonton atau makan doang tanpa ada sentuhan fisik yg berarti, karena apaaa? Karena gw matre. Jd yah, gw sih ogah digrepe2 gratisan sama cowok, walaupun sama pacar sendiri. Lah wong perek aja dibayar kan. Udah enak, dibayar pula!! Nah, jadi menurut gw buat cewek2 di luar sana, jgn mau deh diapa2in sama cowok, cinta bukan alesan untuk berhubungan sex. Cinta itu tulus, ga pake persyaratan apapun. Eh gw kalo ngomong kok suka bener y, kasih applause dulu dunk 👏👏
Hahaha berkelas sekali mbak dirimuuuuu 😀 wgwgw. Perek aja dibayar, masa pacar gratisan ya? HAHAHAK NAIS GAES WGWGW 😀
Iyaaaaap, nih. Perempuan diluar sana, dengerin mbak nyonyanyablak berbicara sambil mengibaskan anu niih~ wgwgw
Standing applause jika gini mah 😀
Cerita-cerita sudah pernah ngapain aja bagi cowok setauku cuma sekedar kebanggaan semu. Kalau dipikir kembali, apa yang kalian dapat setelah saling bercerita? Balik lagi, terimalah apa adanya pasanganmu walaupun apapun yang terjadi di masa lalunya
Hahaha kebanggaan semu ya memang :’) bego brati beberapa lelaki yang membangga-bangakan hal itu 😀
Yap, intinya itu sih 🙂
terima pasanganmu, mau bagaimanapun masa lalunya 🙂
Serem bacanya, tapi seperti nonton film horror. Pingin lihat endingnya. Benar-benar kejujuran cowok nih…wah, terus nulis ya. Supaya kami yang sudah senior ini bisa terus belajar dari anak muda 🙂
Hahaha kenapaaaaaa jadi sereeem ya mbak yaaa 😀
Iyaa nih, yang nulis cowok, tapi mencaci si cowok pula. Soalnya, agak kesel juga sih :))
hihih, terimakasih banyak banget ya 😀
Suka sama tulsian ini pokoknya 🙂
Terterimakasih banyak sekali, Mbak 🙂
Kalau laki2 terlihat keren ya kalau perempuan kok keliatan kasian. Why? Padahal sama2 ‘kepake’ yaiyalah tp kenapa kesanya perempuan lebih rendah ya, laki2 sering bilang ‘dia udh gue pake’ padahal sama saja perempuan juga bisa bilang ‘tu laki2 udh pernah gue cicip’. Kasian ya perempuan haha. Sama kayak tulisan gue yg kesel sama laki2 bangsat yg jd korban selalu perempuan. Tp kn sama2 enak? Haha anjrit kata2 terakhir lu feb. Moga cpt dpt kerja dah wkwk klo penganguran pikiranya emang lbh luas ya.. mksnya banyak hal yg bisa dipikirin kwwk
Aku ga pernah pacaran Feb, diriku mungkin ga menarik dimata cowo bangsa sendiri haha, jd ga pernah tuh dapat pertanyaan “kamu udah ngapain aja?”. Trus kenalan dg suami di online date, ga pakai hitungan tahun saling cocok ya nikah deh..
Weeeeit, keren dong mbaaak kamu bisa memilih untuk tidak pacaraaaan? Waaaa, ya tidak begitu dooong mbak -_- menarik kok mungkin. Hahaha, positifnya itu ya, tidak pernah mendapatkan pertanyaan menyebalkan ‘kamu udah pernah ngapain aja?’ wgwgw.
Waaaaaa kereeeen siiiih akhirnya dipertemukan dengan suami di online date gitu, dan bahagia sampai sekaraaaang ya mbak 😀
Menurutku, hal kayak gini juga dipengaruhi lingkungan pergaulan. Jadi berada di lingkungan lelaki yang menghormati lawan jenis dan privasi, jarang buka obrolan tentang ini. Soalnya mereka tahu kalau hal ini ga perlu dibicarakan. Biar jdi privasi masing2 aja:D
Hihihi bener sih. Beberapa emang dipengaruhi lingkungan. Beberapa cowok juga ada yang merasa pede aja gitu, cerita hal-hal begitu yang menyangkut masalah privasi dirinya dengan perempuan -_- gaenak banget. Harusnya kan yang semacam itu privasi ya.
Mas CAHYONO kamu udah ngapain aja sama mas NIKI????
HELLOOOOOOOOW!
BISA TIDAK SINGKIRKAN NAMA NIKI DARI SINIIIIII HELLOOOOOW
Aku sama mantan udah…
Makan bareng, jajan bareng, pulang bareng…
Ada sih yang masuk. Dia masuk rumahku. Aku masuk rumah dia.
Udah Feb.
Jadi gimana, Febri udah ngapain aja? 😛
Emmm, kalau saya sama mantan sih udah…
dibikin nangis, dibikin curhat sama mba fasya ditelpon, gitugitu deh pokoknya.
wadehel yaaa memang anda mbaaak~
Orang punya hak nanya, yang lain juga punya hak jawab atau gak jawab. Perang hak aja mulu sampe tauge berbuah jengkol. Atau aloe vera dah, sama-sama bagus untuk rambut.
Ane jadi teringat, pernah nemu gambar yang menunjukkan area ‘merah’ alias ‘panas’ laki-laki ada di selangkangan dan perempuan di bagian dada (jantung maksudnya).
Dan, jadi, ada satu hal yang bisa ane simpulkan: indikator kece tiap laki-laki itu bermacam-macam, dan salah satunya membentuk kategori ini; bangsa……t?
Dan, jadi inget satu lagi deh. Ini ane beropini yak. Ketika cowok bilang, ‘eh gue udah beginian nih ama cewek itu blablabla’, seakan ‘weee gue hebat udah ini itu’.
Kan jadi kayak, si cewe mah gampang dibegituin. Jadi objek. Gue cuma bayangin sih, misal tuh misal……….dia punya kakak atau adik atau sepupu cewek, terus dibegituin sama cowok lain….terima gak? Atau hey, ibu dia berkelamin perempuan loh.
Gitu deh.
Hahahaa perang haaaak 😀 entahlah, saya lebih memilih untuk memberikan hak kepada siapa saja untuk berpendapat sih. Wgwgww.
Area panas laki-laki ada di selangkangan, dan area panas perempuan ada di jantung? gitu maksudnya? Hmm. gimana itu ya, tapi perempuan kok di jantung?
Yap, indikasi bangga seorang laki-laki itu berbeda, dan salah satunya ya bagian ini. Jangan ragu bilang bangsat ya btw 😀
HAHAHA TIDAK ADA YANG BISA DIBANGGAIN DARI BILANG JUJUR KE TEMAN-TEMANNYA DENGAN KALIMAT :
‘GUE UDAH BEGINIAN LOH SAMA DIA.’
MENURUT SAYA, ITU GOBLOK SIH. ASLIK :))
Hahaha nah, itu poinnya :’)
Padahal, kita ngga akan mau kalau adik perempuan, atau besok anak perempuan kita, bahkan, ibu kita digituin 🙂
bangsat emang lelaki tuh.
Ya panas, suhu panas manusia bang. Di foto itu, panasnya laki di selangkangan. Perempuan di jantung. Artinya, cowo mikir selangkangan mulu. Cewe bawaannya perasaan. Based on that picture sih. But I believe not all cowok like that. But…….most of?
Dalam hati aja ngebangsatin. Karena tiap manusia punya sisi bangsat masing2 ga peduli laki perempuan hahaha.
Yes I got the point!
Kuterlalu malu untuk mengumpat ya lord
Hahahaaaaaaa malu untuk mengumpat ya :)) yaudah pendam saja ya 🙂
Eh bahaya ini, kok Febri tiba2 jadi ganteng abis gue baca ini.
Bhaaaaiiiiiq, tiba-tiba gantenk ya bhaaaaiqlah.
Terimakasih banyak sekali btw, mbak 😀
Saya suka opinimu, mas❤️
Waaaaaa, terimakasih banyak sekali ya 🙂