Tumbuh dewasa, membuat seseorang merasa memiliki banyak pilihan.
Memiliki banyak pilihan, membuat seseorang semakin terlihat ribet dan lama tuk membuat keputusan.
Setiap keputusan yang telah diambil, membuat seseorang pernah merasa salah dan kecewa.
Setiap hal yang baginya salah dan mengecewakan, membuat seseorang merasa harus mengoreksi dan memperbaiki agar tidak terulang.
Setiap hal yang tidak ingin terulang, membuat seseorang kembali memilih, memilih, dan akan terus memilih. Hingga pada ujungnya, mereka akan merasa lelah memilih dan sejenak memutuskan untuk berhenti mencari.Bukankah, rantai seperti itu merupakan sebuah dilema yang dialami oleh setiap manusia pada umumnya?
Jika tidak, ya mungkin itu hanya pendapat saya saja.
Jadi, tenanglah dulu. Jangan laporkan saya kepada pihak berwajib atas tuduhan fitnah dan menyebarkan hoax. Jangan. Santai sahaja, gan. Santai.
Sebelumnya, bridging di atas hanyalah tolakan awal untuk saya membahas perihal cinta dan hubungan. Sesuatu hal yang terdengar menjijikkan, tapi ya wadehel lah jika dunia ini nggak ada cinta dan hubungan mau kayak bagaimana jadinya.

Source : todaychristianwoman
Di umur yang sudah menginjak angka 24, lengkap dengan perjalanan-perjalanan cinta saya yang cukup tidak berjalan mulus di belakang, saya pun saat ini sudah masuk pada masa dimana saya merasa tidak akan pernah bisa mendapatkan seorang perempuan yang memang saya inginkan.
Artinya begini, setelah saya mengalami kegagalan dalam hubungan saya satu tahun yang lalu, bukan berarti saya menderita gagal move on yang kemudian hanya membuat saya berdiam diri di kamar sambil menyenandungkan lagu-lagu kenangan, dan melupakan kenyataan bahwa masih banyak perempuan-perempuan menarik lainnya di luar sana. Enggak dong, bahkan justru sebaliknya. Saya justru merasa bahwa patah hati saya atas gagalnya hubungan satu tahun silam hanya menghasilkan rasa sakit berat di minggu-minggu awal. Selepasnya, saya sudah merasa tenang kembali. Seolah tidak terjadi apa-apa, dan seolah keputusan tahun lalu merupakan keputusan yang sudah sangat tepat.
Dalam perjalanannya sampai di tahun ini, saya juga sudah mencoba untuk mendekati beberapa perempuan dari latar belakang yang berbeda-beda. Ya iyalah, mana ada perempuan yang berlatar belakang sama. Ada yang berlatarbelakang anak pesantren, ada yang berlatar belakang anak seorang ustad, dan ada yang berlatarbelakang pecinta sastra.
Hanya saja…
Ya hanya saja saya tidak terlalu memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi untuk bisa mendapatkan perempuan yang memang saya dekati itu. Bahkan, saya pun nggak merasa bahwa saya seperti mendekati mereka. Prosesnya selalu begini : kenal dengan anak pesantren – dekat – ketemu – jalan – makan – pulang – ilang. Kenal dengan anak ustad – dekat – ketemu – jalan – makan – pulang – ilang. Kenal dengan anak pecinta sastra – dekat – ketemu – jalan – makan – pulang – ketemu lagi – pulang – ilang.
Nggak ada titik temu yang membuat saya merasa diinginkan. Meskipun saya tau bahwa semua itu butuh usaha, tapi entah kenapa, setiap kali saya hendak berusaha, saya selalu merasa : udahlah, Feb. Mundur saja.
Lemah sekali bukan sayanya?

Source : Weheartit
Bertambah dewasa, bukannya membuat saya bertambah yakin akan perihal hubungan, tapi justru merasa bahwa hal semacam itu seolah menjadi berwarna abu. Tidak jelas. Hal itu tentu mengubah persepsi saya yang sempat merasa sangat yakin akan hubungan dan pernikahan, seperti halnya tulisan saya yang pernah dibahas di sini : Pertanyaan Seputar Pernikahan. Semakin kesini, saya merasa teramat ragu untuk menempuh tahap tersebut. Bahkan, untuk beberapa saat saya sempat berpikiran : ‘Hmm… kayaknya saya nggak bisa menikah, ya?’
180 derajat sekali dengan apa yang pernah saya pikirkan satu tahun yang lalu.
Apakah, tumbuh dewasa membuat seseorang menjadi ribet dan penuh keraguan begini?
Entah.
Acap kali saya menyukai seorang perempuan, saya selalu tergerak untuk mencoba mendekatinya. Namun saat baru hendak memulai, pikiran-pikiran saya pun kerap kali singgah dengan sugesti :
‘Kayaknya kamu nggak bakal bisa dapetin dia deh, Feb’
‘Kayaknya kamu nggak bisa ngimbangin dia deh, Feb’
‘Kayaknya kamu nggak bisa bikin dia bahagia deh, Feb’
Dan masih ada banyak sugesti tai sapi lainnya, yang pada akhirnya membuat saya langsung mundur tanpa berbuat apa-apa.
Ya, jika saya dikatakan terlalu minder, mungkin hal itu bisa saya iyakan.
Atau mungkin ada orang yang mengatakan bahwa saya terlalu tau diri, ya itu juga bisa saya iyakan.
Namun yang pasti, ya hanya itu pikiran yang terbesit di dalam benak ketika saya hendak mendekati seorang perempuan.
Aneh juga, kan?
Bahkan, jika saya harus memutar ulang memory masa lalu yang merujuk pada masa ketika saya memiliki pacar, saya pun tidak pernah tau kenapa saya bisa pacaran dengan mereka dan bagaimana caranya mereka bisa dengan sukarela menjalin hubungan dengan saya.
Tidak.
Saya tidak pernah tau.
Saya selalu memiliki pemikiran bahwa orang yang saya suka, pasti tidak suka dengan saya. Orang yang ingin saya kenal, pasti tidak mau mengenal saya. Pun demikian, orang yang sesuai dengan kriteria saya, pasti dia tidak memasukkan saya dalam kriterianya. Alasan yang membuat saya tidak lagi mematok masalah kriteria karena jika terus-terusan begitu, saya akan menjadi single seumur hidup saya.

Source : Pixabay
Dengan seorang perempuan terakhir yang saya temui beberapa waktu silam, ada momen yang pada akhirnya kembali membuat saya mencoba mundur untuk mendekati perempuan tersebut dan kemudian memilih untuk membuat tulisan ini. Saat itu malam gelap gulita. Saya sedang mencoba berjalan berdua dengan perempuan itu. Selama kami sok dekat, saya tidak pernah membahas bahwa saya ada rasa ke dia. Pun demikian, saya juga tidak pernah sedikitpun menyinggung masalah percintaan di dalam obrolan kami.
Sampai akhirnya, di dalam obrolan kami berdua, saya mendengar dia berucap dengan senyum yang dia simpulkan dari bibirnya :
‘Nggak tau kenapa ya, aku nggak bisa ngilangin kriteria fisik di dalam pencarian seorang pacar. Aku pengen bisa punya pacar ganteng’
Kalimat tersebut pada akhirnya membuat saya tersenyum maklum. Ada luka bakar sedikit di ulu hati sebelah kiri yang sedang saya coba tahan kala itu. Sebuah luka dari hasil tau diri yang memang membuat saya sadar bahwa mungkin saya tidak bisa memiliki dia.
‘Iya maklum sih ya, perempuan kan kadang emang nyari cowok cakep’ Saya berkata kemudian, sembari mencoba mengalihkan pandangan ke arah jalanan. ‘Tapi kasihan juga ya, cowok-cowok jelek kayak saya mah’
‘Hahaha cakep enggaknya cowok kan relatif tho ya?’
Dia berkata dengan nada menenangkan, seolah kalimatnya bisa membuat saya tenang dan kembali bisa berpikir positif bahwa saya bisa mendapatkan perempuan-perempuan cantik seperti dia.
‘Haha ya kalau gitu, semoga di dunia ini hanya ada satu cewek kayak kamu yang pengennya dapet cowok ganteng’
Saya berkata demikian, yang kemudian dia balas dengan kalimat :
‘Hahaha banyak kali cewek yang pengen dapet cowok ganteng, sama halnya cowok yang pengen bisa dapet cewek cantik gitu kan?’
Disitu saya terdiam sembari memikirkan sebuah kenyataan yang mungkin akan terasa menyakitkan, tapi sangat bisa dimaklumkan untuk dirasakan oleh cowok pas-pasan seperti saya.
Kalau cewek ingin bisa dapetin cowok ganteng, dan cowok ingin bisa dapetin cewek cantik, lantas bagaimana titik temu yang bisa menuntun seorang cowok biasa aja dapetin cewek yang cantik gila, pun sebaliknya juga?
Disitulah yang pada akhirnya membuat saya tidak pernah berpikir dan berkeinginan untuk mendekati seorang perempuan cantik. Satu hal saja : Saya nggak akan bisa dapetin dia karena saya jelek.
Itu saja.
Pada akhirnya, di titik temu ini, saya merasa bahwa saya tidak bisa lagi menemukan pujaan hati yang mau dengan diri saya. Terlebih lagi, saya pun juga tidak berpikiran apapun untuk kelak kan menikah dengan siapa dan dengan proses yang bagaimana.
Bukan saya tidak percaya jodoh akan datang, tapi saya lebih pada pertanyaan perihal bagaimana jodoh itu bisa menjadi ketetapan yang kelak akan mempersatukan? Apa arti kata relatif yang kadang menjadi sebuah pembelaan? Dan… apa alasan seseorang bisa saling suka dengan orang lainnya?

Source : Dominicavibes
Di tepi akhir tulisan ini, saya memang ingin bisa memiliki seorang kekasih hati. Tapi pada kenyataannya, sepertinya sendiri adalah satu-satunya hal yang paling bisa saya nikmat tuk hari-hari berikutnya nanti. Bersama dengan sepi dan diam sebagai pengiring termerdu bernada sendu, yang kan menjadi pengantar senja menuju warna kelabu penuh rindu.
Heleh, buset.
Oalah yg mikir gini bukan aku aja.
Percaya miracle feb. 💪
Waaaa, ternyata banyak yang berpikir demikian 😀
Ehehe, iya mba. Meski saya sudah sedikit malas mikirinnya, tapi saya percaya miracle egege
Ini yang ilang ilang tadi itu diculik atau gimana feb?
Perempuan hanya untuk orang tampan? Tidak.
Lagian kan preferensi manusia itu beda2, ndilalah kamu ketemu sama yang disebutkan di atas. Tapi, bukan berarti kamu tidak bagus lho. Jangan kecil hati kalau ada orng2 yg tdk bs melihat bagusnya kamu, lucunya kamu, uniknya kamu. Cuma selera dia2 bukan kaya kamu.
Cari yang suka kamu, sebagaimana kamu… Pasti ada.
Sekali lagi, jangan kecil hati. 😊😊😊
yang ilang itu sebenarnya sedang bermain sulap, tapi keasikan mainnya. Jadi ilang terus hahaha.
Horeeee, masih ada kesempatan buat saya untuk memiliki perempuan. Tapi nggak tau lah kapan hahaha.
Wuhuuuu, Mbaa Moooo baeq sekaliii 😀
Terimakasih banyak sekali ya, mba 🙂
Sama mas, saya sekarang juga lebih memilih sendiri dulu. Takut deketin seseorang malah dapetya kecewa, aplah daya hati ini yang tak terbuat dari batu, hanya kan luluh lantah oleh dahsyatnya hantaman penolakan.. wdihhh… Kok lebay gini. Wkwkaaaa
Hahahaa iya nih, saya juga kayaknya memilih untuk sendiri dulu. Soalnya, ya begituuuuuu. Takut kecewa, ngarep tapi nggak berbalas. Suka duluan, tapi nggak dianggap hahaha.
Yasudahlah yaaa~
Hebat y si febri berani g mw deketin cewek
Saya kagum sama anda
Wahahaha ga mau karena gagal mulu mah apa yang bisa di kagumi, -_-
Pasti ada kok yg mau dan sesuai dengan dirimu, tapi yg jelas untuk menemukan yg sesuai kn butuh waktu dan proses…
Cari sepatu aja, gk msti lngsung cocok kn, apalagi soal hati..
Permpuan hanya untk org tmpan? Enggak kok, ada juga yg tdk mlihat tmpilan fisik jd fktor utama, tp kmbli lg, semua butuh waktu, ntr klo sudah waktunya bakal ketemu sendiri 😊
Semangattt yak 😃
#maaf panjang, maaf juga klo gk nyambung 😅😅
Wuhuuuu yeaay, berarti masih ada yang mau sama saya yeaaay. Nggak tau kapan, nggak tau dimana, yang penting ku bahagya kalau ternyata masih ada yang mau hahahak.
Betul dog, selalu ada proses dan caranya. Tapi ya sudahlah, saya mundur dulu dari cara dan proses itu ehehehe.
Terimakasih banyak, Mba 🙂
Nyambung kook. eheheh.
Hmmm, gini feb, coba tanya sama bapak ibumu dulu ketemuannya sampe bisa bikin kamu gimana, aku pernah coba, jawabannya pasti mengejutkan (bukan clickbait)
Hahahaha iya ya, kok saya tidak kepikiran nanya bagaimana cara bertemu bapak dan ibuk saya wgwgw.
Tapi masa nanti bisa sama cara ketemu saya sama jodoh saya?
Hahaa yaudahlah yaaa, nda dipikirin dulu masalah begininya wgwgw. Sanstaaaaai nggak mau dapet kejutan dulu, wlek 😀
Btw, makaseh bet sarannya Mas 😀
Sabar feb..
jodoh akan datang diwaktu yang tepat dan tempat yang tepat juga.
entar jaga ada saatnya kau memilih dan memutuskan untuk memberanikan diri mengambil anak gadis dari orang tuanya..
yah kayaknya seperti itu, umur 24 masih cukup mudah kok.
aku saja dulu nikah umur 23, LOh hahahahaha
intinya sabar dan nikmati hari-hari ini, entar kamu juga akan merindukan rasa sepi seperti ini kok, 🙂
HAHAHAAHAA APAAN, MAS. 24 MASIH CUKUP MUDA TAPI DIRIMU MENIKAH UMUR 23 TAHUN WGWGW.
Tapi yaudalah yaa, bener. Semua ada waktunya, dan mungkin ini belum waktunya saya. Saya mau nyantai dulu sebentar.
Terimakasih banyak sekali, mas 🙂
aku punya saran, mau denger ngga? mau aja ya. kamu banyak-banyakin punya temen dulu aja feb. coba gabung ke paguyuban apa gitu da yang bisa sering ngumpul di dunia nyata. karna buat ngedapetin seseorang yang cocok kan gabisa ketemuan cuman sekali dua kali aja, musti sering ketemu biar tau kepribadian & karakter masing-masing. ganteng bukan satu-satunya kriteria kok.
lagipula kalo baru kenal dan jalan berdua mulu pasti bakal ngerasa canggung dan bingung mau ngobrolin apaan, iya ngga? kalo aku sih iya x)) makanya itu lebih enak kalo gabung ke komunitas, karna kita bisa saling kenal sama orang tanpa ngerasa canggung. trus juga pasti ada bahan obrolan, karna kan dalam komunitas itu pasti punya ketertarikan hal yang sama, minimal satu. semangat \o/
Saya punya jawaban, mau didenger juga nggak? Mau aja ya.
Wahahaa, iya dong. Saya Alhamdulillah sudah memiliki banyak teman. Cowok sih kebanyakan. Ceweknya juga banyak. Alhamdulillah dong. Alhamdulillah banget nget.
Mencoba bergabung di paguyuban atau komunitas gitu ya? Hmmm… bergabung apa ya? Mungkin saya akan memikirkannya kelak. Itu menarik deh. Saya ngumpul di dunia nyata mulu nih kayaknya wgwgw.
Iyaaa dong, sangat sulit untuk mencocokan satu orang dengan orang lainnya hanya dengan sekali ketemu. Banyak hal yang mesti butuh dipertimbangin dan dipikirin kan wgwgwg.
Ahahaha beda sih kayaknya. Tapi saya juga iya. Apalagi saya orangnya pendiem banget like emas. Canggung pastiya ya.
Awkaaaay, sudah diterima sekali saran dirimu dan saya sudah meresponnya balik yaa. Ku mau fokus mencari komunitas dulu wgwgw.
Terimakasih banyak, Mba Fa.
Halo mas Feb. Jangan putus asa. Suatu saat kamu akan dapatkan gadis yang kamu mimpikan. Ini hanya masalah waktu. Mungkin sekarang kita mencoba untuk mencari pasangan kita, tapi gak nemu. Belum tentu dimasa yang akan datang kayak begitu. Bisa saja sistemnya berubah, di mana kamu tidak lagi mencari, tetapi pasanganmu yang mencarimu mas.
Ikan di pasar pada laku semua kok, mau yang kualitasnya bagus atau yang cukup bagus. Karena ikan dibutuhkan. Sama halnya dengan masalah ini.
Semangat!
Halo, Mas Hendro.
Saya tida putus asa kok, hanya sedang memikirkan pertanyaan itu saja. Tapi setelah menuliskannya, semua terjawab. wgwgw. Yaaa saya santai sekarang ehehe. Ngga mulumulu mikirin gadis yang diimpikan. Meskipun sedikit pengen, tapi ya yasudah dulu lah ya wgwgw.
Ehehe, terimakasih banyak sekali mas. Kondisi bisa berubah ya kelak suatu saat :’) Kita hanya perlu menikmatinya, pelan.
😀
mantap, mas,
nti akan datang pada waktunya feb, km melamar jodoh km itu.
Ehehe, Aamiin, Mba :))
eh iya mau nambahin, aq kenal suamiku satu minggu via chat, sabtunya kopdar, minggu jadian. selama chat (sblm ktmu) aq ngerasa obrolannya nyambung sama dia, punya misi dan visi yg sama, sudut pandang yg sama. Intinya sih klo udh “klik” smuanya berjalan gitu aja.
alasan mau nerima dia sgitu cpt krn aq percaya dia itu smuanya udh jelas. jelas orangnya, rumah kami satu kota, jelas pekerjaannya (berdasarkan cari tau dr sahabat aq sndiri yg emg satu perusahaan sama dia, tapi kami kenal justru kenalan dg sendiri bukan krn dikenalin).
temukan wanita yg emg satu misi dan visi sm km, klo km sm dia klik nti juga akan keliatan kok feb chemistrynya.
Waaaaaa, cukup cepat juga ya mbaaa 🙂
proses seseorang memang beda-beda sih jalan hidupnya ehehe. Mungkin itu jawaban atas doa-doamu ya, mba, akhirnya dipertemukan dengan cepat. Saya sedikit tau kisahmu sebelumnya sih soalnya, dan ikut seneng setelah tau akhirnya berhasil juga bahtera cintamu :)0
Well, saat ini mungkin saya berhenti mencari dulu, tapi nanti nggak tau ya kalau diperjalanannya ada yang semisi sevisi dan seperasaan juga 😀
Terimakasih banyak sharingnya ya, Mba :))
Hehehe, tenang aja feb. Km ngerasa kya gini krn masih minder.
Insha Allah klo km udh punya penghasilan yg km rasa cukup menghidupi anak istri, km akan pede utk meminang seseorang. Meminang bukan dlm arti km melamar dia besok, tp siap mengajak si dia serius..
Iya aq dlu kan galau banget kan feb. Skrg masih galau sih 😅 tp galaunya beda. Hahaha, manusia emg ga lepas dr kegalauan feb.
Dekati aku bang!
Wadaaaw, beraaat. Ku pindah kewarganegaraan US dulu hahahag 😀
Ntar aku bikin postingan tandingan dari sudut pandang cewek ya..
Eheheh, boleeeh mbaaa 😀 Ditunggu loh, Mba 😀
Buat lucu2an yak. Sebenernya pernah posting gini tapi udah aku umpetin, males diibain orang 😂
Hahaha siyaaaal, semoga tida ada yang mengibaiku deh wgwgw.
Ditunggu postingannya mbaa 😀
Yang selama ini kamu deketin itu, cantik-cantik semua ya Feb?
Hahaha menurut saya sih cantik, mba. Kan saya tida memiliki keriteria, Mba Santri
Kalo udah punya visi dan misi yang sama, pemikiran yang sama, chemistry udah dapet, tampang cantik ganteng jelek itu udah nggak jadi masalah lagi.
Intinya adalah
Deketin aq bhang~
Hahahahaa siyaaal dirimu, Lan -_-
Feb, tulisanmu menarik dan aku baru sadar. Kita seumuran woy!
Feb, semua orang pasti punya kreteria. Kita tinggal nyocokin aja sih.. 😅
Ada orang yang kreterianya, agama nomor satu, penghasilan, bertanggung jawab, cakep. Atau di bolak balik. Kalo kamu ngerasa ada poin dari keempat itu yang kurang, maka harus dimaksimalkan yang kreteria lainnya..
Lah! Santai santai gay aja yang melanggar normal ada aja pasangannya. Eehhh….!!!
Hahaha waa ternyata kita seumuran yaa. Tua juga dirimu wgwgwgw.
Mencocokin loh yaa, kek ulangan aja wgwgw.
Hahaha saya kriterianya apa ya? Dan saya masuk dikriteria apa ya? Whwhw santai dulu ah sayanya wgwgw.
YA NGGAK DISAMAIN SAMA GAY JUGA YA BUSET wgwgw
Baru baca mas feb… hehehee…nyesek juga. kalau fisik dirasa kurang, setidaknya ada keahlian lain yang bisa mas feb kembangin untuk dijadikan daya tarik.
Hahhaha iya, Mas 😀 sedikit nyesek. Tapi bukan akhir dunia 😀
Dan bener, ada halhal lain yang bisa dikembangin dari setiap orang 😀 wgwgw Tampan doang belum tentu menang 😀
Betul mas feb…. badai pasti berlalu kok hehhehe