(Mungkin) Akhir yang Sebenarnya

‘Still everyday i think about… you’

Penggalan lirik dari lagu Blue Sky Collapse milik Adhitya Sofyan terdengar syahdu. Ditemani nyala lampu yang temaram, gue terduduk di depan laptop memandangi layar yang menyala. Jemari gue meraba mouse dengan lembut, mencoba menggerakkan kursor supaya menuruti apa yang akan gue lakukan.

Pagi itu pukul 01.00 WIB. Entah, pada saat itu gue nggak bisa memejamkan mata. Ada banyak pikiran yang menjadi kendala. Ada banyak rasa yang bercampur. Ada banyak helaan nafas yang seolah dipaksakan.

Mencoba mengisi waktu yang entah itu, gue pun akhirnya memilih untuk membuka blog ini dan mencoba membaca tulisan-tulisan yang telah lalu. Beberapa gue merasa jijik. Beberapa gue merasa geli. Sampai akhirnya, gue membaca beberapa tulisan yang membuat gue sedikit terdiam.

Ya, tulisan tentang empat kisah ini :

1. Kenapa Orang Jatuh Cinta Itu Aneh

2. Dari yang Mencintaimu Terlebih Dahulu

3. Dua Posisi yang Berbeda

4. Pada Akhirnya

Tentang seorang perempuan bernama Nanda yang entah kenapa tiba-tiba menghilang begitu saja dari blog ini. Tentang sebuah perasaan yang menggantung. Tentang sesuatu hal yang belum sepenuhnya selesai.

Gue membaca tulisan itu dengan seksama, mencoba kembali mengingat-ingat masa-masa yang dulu terkesan sangat membahagiakan. Gue pun tersenyum sejenak beberapa saat, sampai akhirnya, gue pun terdiam lama sembari membatin pelan

‘Sepertinya ada yang kurang’

Ya, memang ada sesuatu yang kurang.

Ada banyak bagian yang kurang dari semua hal yang tertulis disini selama ini. Kalau dilihat sekilas, mungkin cerita yang gue tuangkan disini terkesan sederhana dan lancar-lancar aja tanpa ada kendala atau cacat sedikitpun dalam perjalanannya.

Padahal sebenarnya… Enggak.

Kalau diibaratkan, perjalanan gue mengejar cinta Nanda itu kayak roller coaster yang menyusuri lintasan tornado beberapa kali.  Ada naik turunnya. Mulai dari munculnya harapan untuk memiliki yang kemudian dijatuhkan dengan kehadiran orang ketiga, usaha untuk tetap berjuang namun seolah terkesan hambar, hingga yang paling parah… Disini, gue merasa seperti berjuang sendiri. Gue merasa seperti Roller Coaster yang terus menyusuri lintasan tornado tanpa ada ujungnya. Gue nggak bener-bener bisa dapetin cinta Nanda.

 

Nggak bisa.

Gue menyadari ini. Gue selalu menyadari ini. Tapi, gue terus-terusan berjuang. Kenapa? Karena kadang cinta sebuta itu.

Pada awalnya, gue hanya berspekulasi sendiri mengenai kehadiran orang ketiga tersebut. Suatu hari, gue melihat ada sesuatu yang ‘berbeda’ didalam diri Nanda. Dia jadi sering ketawa sendiri setiap kali melihat layar hape. Dia pun seolah jadi seperti sedang menutupi sesuatu hal dari gue. Pada awalnya, gue merasa ‘yaudahlah ya’, namun lama kelamaan, kok ngganjel juga ya?

Suatu kali gue pernah bilang ke Nanda masalah orang ketiga itu. Gue pernah bilang begini :

‘Nda, Hmm… Aku kok ngerasa seperti ada orang ketiga ya? Mmm… Gini deh, kalau misal kamu suka sama orang ketiga dan orang ketiga itu juga mau sama kamu, ya oke, aku mundur’

Namun tawaran itu ditolak oleh Nanda.

Gue pun kembali menjalani semua masa pendekatan itu dengan biasa. Nanda? Dia masih tetap menunjukkan bahwa ada sesuatu yang sedang disembunyikan darinya.

Waktu berjalan cepat dan gue sudah nggak tahan dengan apa yang gue rasakan itu. Sampai akhirnya gue pun menekan Nanda untuk jujur akan keberadaan orang ketiga tersebut. Pada awalnya gue nggak mempermasalahkan kehadiran orang ketiga itu jika memang hanya orang ketiga itu aja yang suka, bukan Nanda. Namun kenyataannya, jawaban yang terucap dari mulut Nanda adalah :

‘Iya, aku suka sama orang ketiga itu. Ya, karena emang dia tipe aku banget.’

Sebuah jawaban yang seolah meruntuhkan semua usaha gue selama ini. Meruntuhkan harapan yang selama ini gue susun secara bertahap. Melenyapkan semua kebahagiaan yang selama ini gue coba tanam.

Apa yang paling parah dari itu semua?

Orang ketiga itu adalah teman baik gue sendiri.

Gue memang sudah menyadari kehadiran orang ketiga itu dari awal. Makanya, dalam beberapa cerita disini gue seolah pengen banget bisa mengikat Nanda dengan ikatan pacaran untuk memutuskan peluang orang ketiga tersebut. Pada akhirnya, sempat berhasil. Gue dan Nanda pernah jadian. Lima belas menit. Hingga akhirnya di menit enam belas, dikala gue merasa sangat bahagia, Nanda justru terdiam sangat lama. Terlihat ada banyak pikiran dan penyesalan di wajahnya. Sampai akhirnya, gue memilih untuk berkata :

‘Emm… Yaudah, nggak jadi jadian aja kita ya? Kayaknya kamu nggak yakin’

Perkataan yang penuh dengan rasa sok tegar.

Kami pun akhirnya berjalan berdua diantara lingkaran hubungan bernama ketidakpastian. Dari situ, gue pun menyadari tentang banyak hal yang membuat gue kembali menimbang-nimbang.

‘Kalau gue jadian sama Nanda, nggak ada jaminan untuk gue bisa menghilangkan orang ketiga itu’

‘Kalau gue jadian sama Nanda, kasihan, Nanda nanti seolah terpaksa. Gue kan bukan tipenya dia’

‘Kalau gue jadian sama Nanda, gue bahagia, tapi Nanda? Belum tentu’

Sampai akhirnya gue pun memutuskan untuk nggak terlalu berharap, namun tetap masih mencari kejelasan atas ketidakpastian hubungan ini.

Hasilnya, gue benar-benar ditolak.

Sakit?

Enggak. Karena gue memang mencari kejelasan ini.

Namun disitu Nanda menawarkan sesuatu dengan berucap :

‘Aku nggak mau pacaran, Feb. Aku mau bebas. Tapi kalau misal mau komitmen, aku bisa’

Yang kemudian gue jawab dengan nada sedikit santai :

‘Yang komitmen aku atau kamu?’

Dia pun merespon :

‘Ya kita lah’

Yang kembali gue jawab :

‘Oh ya? Kalau misal besok kamu lulus duluan dan kerja disuatu tempat terus disitu kamu ketemu sama seseorang yang lebih baik dari aku, tipe kamu banget, sesuai dengan apa yang kamu harapin dan dia mau sama kamu, kamu gimana?’

Nanda diem agak lama, sebelum akhirnya dia menjawab :

‘Ya aku orangnya realistis. Kalau memang ada orang kayak gitu, kenapa nggak aku terima?’

Itu yang namanya komitmen?

Disitu akhirnya gue memilih untuk diem. Gue berpikir dan menimbang-nimbang akan banyak hal yang selama ini gue lalui. Hampir tiga bulan. Hampir kosong juga harapan.

Gue terlalu jatuh akan cinta dan akhirnya membuat gue buta akan realita-realita yang ada ini. Gue terlalu terbang akan harapan yang akhirnya membuat gue lupa bahwa bahkan sayap pun gue nggak punya.

Terkadang gue selalu terheran ketika melihat ada sepasang kekasih diluar sana yang bisa saling menunjukkan kebahagiaannya bersama. Sebuah hal yang mungkin nggak bisa orang-orang lihat dari gue dan Nanda. Pada hakikatnya, apa yang gue alami, bisa termasuk dalam kategori cinta bertepuk sebelah tangan. Apa yang gue harapkan, berbeda dengan apa yang Nanda harapkan. Apa yang gue bahagiakan, belum tentu membahagiakan buat Nanda.

kata-kata-sedih-cinta-bertepuk-sebelah-tangan

… but for you, i’m nothing. (Source : Klik)

Suatu hal yang membuat gue berpikir cukup lama di pagi tadi.

Suatu hal yang membuat gue terbesit untuk mengubur dalam-dalam harapan yang selama ini gue buat.

Gue nggak menyalahkan Nanda atas apa yang sudah dia lakukan ke gue. Dia benar. Dia nggak memaksakan untuk bisa bersama orang yang enggak dia suka. Gue menghargai itu.

Pun gue juga nggak menyesali atas apa-apa saja yang pernah gue perjuangkan agar bisa mendapat cinta Nanda.

Nggak ada yang salah.

Daun yang jatuh, tidak pernah membenci angin.

Namun Daun yang jatuh, dia nggak lagi berada pada tempatnya. Dia hanya tinggal menunggu untuk mengering, kemudian lenyap untuk dibakar.

Seperti halnya Roller Coaster yang tak berujung, dia pun harus menghentikan lajunya. Dia harus tau, kalau dia memaksakan untuk terus berjalan, dia tetap nggak akan pernah kemana-mana.

Dan seperti halnya cinta yang bertepuk sebelah tangan, dia pun harus menghentikan tepukannya. Dia harus tau, sekuat apapun dia menepuk, dia tetap nggak akan pernah bersambut.

Pun seperti halnya gue yang terduduk sendiri disini, gue pun harus tau, gue harus segera menutup ‘buku’ yang selama ini bertuliskan nama Nanda, menyampulnya dengan rapi, kemudian menaruhnya di sebuah rak bernama kenangan. Gue harus tau, gue hanya menulis semua ini sendiri. Dan sebagaimana yang terjadi, gue harus berhenti berjuang sendiri.

Terimakasih.

Selamat Berbahagia.

 

124 comments

    1. Eh..eh..Nama ig nya Nanda apaan? Duh ga ngikutin deh aku. Bhahahaa..dasar emak2 kepo. Boleh ya Febriii? Harus setrong yo leeee, nanti pasti ada gantinya yg lebih baik kok

      1. Waaa Mbak Wit iniii kenapa ikutan kepo :p wkkwkw duuuh, kasih tau nggak yaa~ wkwkwk udah nggak usah deh mbak 😀 hihi kayaknya di protect juga kok.

        Heheh setrong mbak. Iya, ini setrong kok. Yaaaap, semoga saja. Bismillah 🙂

  1. You had a good flight Feb. Semua usaha-usahamu yg kamu ceritakan di artikel-artikel lampau itu kan bukti klo kamu sudah melakukan yg terbaik. Jadi, kamu ya punya sayap.

    Tapi, tentang perasaan dan juga cinta, nggak ada teori yg secara pasti berlaku seragam bagi setiap manusia yang bisa menjawab pertanyaan,

    “kalau aku ingin begini, maka harus begitu” dan
    “kalau aku melakukan ini, pasti hasilnya itu”

    Setiap apa yang kita lakukan pasti ada resikonya. Jadi ya, hiduplah dengan tegar menghadapi semua resiko-resiko itu. 🙂

    Satu lagi, apapun usaha kita, kita tidak bakal tahu apa yang akan terjadi di masa depan…

    1. Hmmm… Jadi, seenggaknya aku udah banyak ngelakuin hal bikin dia bahagia, tapi meskipun akhirnya nggak sesuai harapan ya mas ya. Yah, seenggaknya ada usaha-usaha itu ya.

      Emm… Iya, bener. Setiap perasaan dan cinta itu selalu rumit dan kadang ga pasti gimana gitu. Yah, yaudahlah ya.

      Aku harus mulai berjabatan dengan resiko-resiko yang sudah didepan mata ini. Gagal. aku harus bersahabat dengan itu ya mas. Baiklah. Seenggaknya… aku udah berjuang.

      makasih banyak mas Maw :))

  2. Laki laki harus tegar mas… cinta yang sebenarnya itu sebetulnya cinta yang tidak mengharapkan apa-apa, bahkan mengharapkan kita dicintainya juga. Kita harus ikhlas dengan segala keputusannya, dan yakinlah akan menemui wanita yang akan mencintaimu dengan ikhlas juga…

    1. Iya, Kang. Ini udah mencoba untuk tegar banget sih sebenernya 😀 hehehe

      Duh, iya. Sempet mikir gitu. Sempet mengalami masa dimana ‘Ah, nggak dapet balasan gapapa, yang penting sama-sama’ tapi, semenjak kemunculan orang ketiga itu, kok rasanya ngganjel ya.
      Emm… yaudah deh, nggapapa 🙂

      Semoga suatu saat nanti, ada yang bisa menerimaku apa adanya, Kang 🙂
      Aamiin 🙂

  3. Wooww… baca tulisanmu, keknya ini tulisanmu dalem dari hati.

    Sabar Feb. Semoga cepet ketemu jodoh (cinta sejatimu).
    Berjuang sendiri emang capek.

    1. Hehehe, iya Mas Adie. Dari dalem hati banget. Banget. Banget 🙂

      Yaaah, cuma bisa sabar sih ya. Aamiin 🙂 Semoga. Semoga banget. Apalah daya hati yang renta ini, Mas wkwkkw

      Yaaaap :’)

  4. Pukpukin febri :”) I know how you feel.. but maybe not exactly.. mo gmna lagi.. saatx berpindah fokus, yosh! organisasi.. hobi.. skripsi mgkin hihi~ sibuk2 biar ga kepikiran *walau sebenarnya mustahil ga dipikirin tapi setidaknya berkurang 😉

    1. Haaaaaaaai Mbak 🙂 Makasiiih banyak ya Mbak 🙂

      Yaaah, iya, sekarang jadi sok-sok menyibukkan diri. Sok-sok berbahagia sendiri. Sok-sok nggapapa. Ah, awal-awal begini sulit ya :’

  5. One sided love selalu bisa mengguncang hati, baru kali ini tau ada laki-laki yang punya kisah one sided love, biasanya kan perempuan hehe :’)
    Semangat terus kak Febri, jatuh cinta dan patah hati tidak pernah berakhir sia-sia, selalu ada pelajaran berharga di dalamnya :’)

    1. Mengguncang banget, Mbak. Mengguncang banget.
      Lah, biasanya perempuan? Aku kenapa gini banget ya? Kayaknya disini aku merasa kayak perempuan. Lah, sebenernya aku ini apa?
      *kamu cuma remah rempeyek yang ga berhasil milikin dia, Feb*

      AAAAAAAAH.

      Baiklah. Ini aku semangat kok. Semangat :’) mencoba sih. Yah, pasti bisa. He’em mbak. ada pelajaran berharga. Pelajaran akan kenyataan. Bahwa aku bener-bener ga bisa milikin dia…

      KENAPA BAPERAN GINI SIH 😦

      1. Iya kak, biasanya perempuan juga lebih jago kalo soal one sided love lho wkwkwk
        Duh mau ikut sedih tapi malah ketawa ya kak baca komennya xD
        Tenang Kak Feb, masih banyak ikan di laut….
        ….
        ….
        Tapi banyak juga yang mancing ikan di laut
        Silakan lanjutin bapernya kak xD

      2. Jangan-jangan sebenernya aku ini perempuan ya mbak ._. duuuuh *langsung cek isi celana*

        Errrr… Mbaaak Azizaaa gaaa berempatiiii ._.

        Ada po ikan di laut sebagus dia :’

        AAAAARGGGGH, FAKUUUUUY 😀

  6. Sabar ya Feb, nanti pasti ketemu yang sehati sama kamu. Eh tapi setidaknya kamu sudah sempat berjuang, sudah sempat ngomong bahkan sama ibunya. Kalau ditolak berarti nggak jodoh. Dan bukannya ‘wong lanang wenang milih wong was on wenang nolak?’

    Setidaknya kamu masih lebih beruntung dari tokoh di novelku itu, yang belum sampek ngomong udah keduluan orang lain yang dianggap sodara sendiri. Lebih nyesek mana hayooo?!!(eh tapi buku itu udah kamu baca belom ya?*curiga)

    Yaudah, jangan lama2 sedihnya

    1. Hmm.. Iya mbak. Ini sabar kok. Mencoba untuk sabar dan tegar. Hehe.

      Iya mbak. Seenggaknya udah berjuang semampu yang aku bisa sih. Tapi, yah, kalau bukan tipenya dia dan bukan jodoh, ya gimana lagi ya. Aku mah cuma apaan atuh.

      Bener sih. Cowok bisa milih, cewek bisa nolak. Dan aku sekarang ditolak.
      Pffft…

      Hihihi iya juga ya mbak. Udah lebih beruntung dari tokoh novelmu yangbelum sempet ngomong, eh ketikung dulu.
      Aaaakh ampuni aku, ini masih antri buat dibaca 🙂 hihihi nanti pasti dibaca dumz mbak 😀

      Iya. Nggak lama sedihnya. Tapi tetep masih sedih. Dibiarin dulu ya, Mbak :))

  7. *puk puk febri*
    Saatnya fokus sama hal lain ya yg selama ini ketutupan gara gara mikirin nanda, memang sih ngomong move on itu gampang, praktiknya susah dikit, tp itu harus. Anggep aja saat ini nanda bukan jadi jodoh lo, tapi kan gatau pas nanti. Siapa tau malah nanda yg ngejer ngejer lo balik, huehehe. Atau malah ada perempuan lain yang suka sama lo diam diam, coba perhatiin sekitar, hehe

    1. Mbaaaak :’)

      Makasih banyak yak. Hihihi.

      Iya, saatnya mencoba membuka mata lebih lebar kepada realita-realita yang ada sekarang. Tapi, baru satu mata yang terbuka. Satunya masih terpejam. Inget-inget masa sama dia. Pffftt… Proses kalik ya, Mbak :’)

      Iya. Mungkin bukan jodoh. Nanti? Hmm semoga. Tapi, ya realistis sih. Dia juga realistis kan katanya.

      Mmm… Dia ngejar balik? Hmm kayaknya enggak deh, Mbak.
      Hihihi ada nggak yaaaa. Duuuh, bisa aja kamu ini mbak 😀

      1. Hati orang siapa yang tau feb, hihi. Jadi pengen kasih ost ke kamu nih, lagunya the script yg long gone and move on, lagi dengerin ini trus keinget cerita lo feb

      2. Heheh iya, Mbak. Hati orang siapa yang tau ya mbak 🙂 Tapi tetep, minta yang terbaiknya aja deh ya.

        AAAAKH, AKU LANGSUNG DENGERIN LAGUNYA DAN LANGSUNG KAYAK BERSAHABAT GITU SAMA INI LAGU 😀 SUKAK MBAK 😀 hihihi

        Makasih yak mbak 🙂

  8. Gua pernah ngalamin yg sama kayak lu. Pada akhirnya, yg bisa kita lakukan hanyalah menyimpan semuanya di dalam hati, dan move on.

    Tapi kabar baiknya, cinta itu pasti akan datang di hidup lu, selama lu tidak berhenti berusaha. Ada alasan mengapa seseorang hanya menjadi bagian dari masa lalu lu, dan bukan masa depan lu. Karena seseorang yg udah Sang Pencipta siapkan untukmu kelak, adalah Yang Terbaik =)

    1. Senasib brati kita, mas? Toss dulu brati ya? Toss..

      Yaah, bener sih. Pada akhirnya, yang bisa kita lakukan hanyalah menyimpan semuanya di dalam hati dan berpindah. Hmm…

      Kabar buruknya, butuh proses yang cukup lama.
      Dan ya kabar baiknya, itu dia, cinta pasti akan terus datang di hidup. Terus berusaha ya brati.

      Yaaah, kita minta yang terbaik pada sang Maha Pencipta aja brati ya :))

  9. Tulisanmu itu loh, maknanya dalam banget, gue merasa kayak anak kelas 1.. Tapi, memang orang yang sedih, galau, mungkin kecewa itu lebih banyak yang bisa dipikirkan.. Gue juga pernah mengalami ini di masa – masa SMA sekarang, tapi beruntungnya nggak sampai sangat dibutakan ..

    Thank you, tulisanmu membuat gue lebih berhati – hati lagi untuk kedepannya

    1. Hehehe… Makasih banyak ya, Mas 🙂

      Iya bener. Waktu ngerasain perasaan begini, aku sebenernya nyoba buat nulis hal-hal konyol aja, tapi gagal, jatuhnya ya nggak nulis. Giliran nyoba nulis ini, ngalir begitu aja. Ngalir. Yah, beginilah.

      Bersyukurlah. Jangan sampai dibutakan ya 🙂

      Sama-sama ya 🙂 Cintai sewajarnya saja 🙂

  10. 15 MENIT?!?! Dan soal “komitmen”, buseeet, dia mungkin harus banyak baca KBBI deh soal apa itu komitmen… 😂
    Tapi mesti bersyukur Feb, mungkin dia memang bukan jodohmu, dan pasti nanti dapat yang lebih baik. 😄

    1. Hehe iya. Lima belas menit. Singkat ya?
      Yaaaah, mungkin dia cuma pengen menenangkanku dengan cara itu. Yaaah, yaudah deh ya 🙂

      Iya. mesti bersyukur juga udah dikasih kesempatan buat masuk ke hidupnya dan sedikit membahagiakannya 🙂

      Semoga.

      Terimakasih yak 🙂

  11. Sepertinya membaca tulisan Febri yang ini sambil membayangkan fotonya yang kayak mbah dukun itu merupakan sebuah kombinasi yang salah ya? dan, yha, gue baru saja melakukannya. 😦

    Tak ada yang bisa kami berikan selain free puk-puk ke febri untuk pengisi sepi.

    1. Wkwkwk kenapaaaaaa kau masih membayangkan foto mirip mbah dukun yang bedebah itu wahai kawanku 😦 wkwkwkw mengganggu banget ya pasti itu ._. wkwkw

      Aaaaaah, thengkis abis Yam :)) Tengs 🙂

  12. mana nie nanda, tag nanda biar ngeh dia.. @nanda #nanda #NandaSampulRapih

    jangan kawatir feb, setelah ini semuanya akan berjalan lebih baik, km terbiasa lagi hidup akan lebih cerah

    1. Wkwkwkw (((NANDA SAMPUL RAPIH))) Bisaaak ja kamu, Mas 😀

      Iyaaaaap. Setelah semua ini, ada sesuatu yang baik lagi. Lebih baik dan nggak terduga mungkin ya. Bismillah 🙂

    1. Hihihi Nanda ya begitu, Bang 🙂 Orang yang bisa bikin aku jatuh cinta sejatuh-jatuhnya banget :’) hihihi

      Iya, Bang. Ikhlas kok. Selalu ada hal baik setelah ini.
      Emm… sakit banget, sih :’)

  13. Pada akhirnya, patah hati akan mengajarkan tentang rasa sakit yang tak tampak. Apalagi jika itu disebabkan oleh cinta yang bertepok sebelah tangan, tiada hal yang lebih menyedihkan dibandingkan cinta yang bertepuk sebelah tangan, segala upaya dan daya usaha untuk membalikkan prediksi ternyata tidak menghasilkan apa-apa, yang bisa kau lakukan hanyalah tertawa dan menangis dalam satu waktu yang sama, lalu berkata pelan, “semesta mungkin sedang bercanda” :’)”

  14. daun yg jatuh, tak pernah membenci angin… tere liye banget…. :’)

    kalo lihat kayak gini jadi inget puisi aan mansyur yg dikutip di film aadc2, yg dimana rangga masih ngarepin cinta..

    “Apa kabar hari ini?

    Lihat tanda tanya itu jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi”

  15. Nggak pa-pa mengalami hal itu. Sebagai pengalaman, kenangan, dan mengisi di blog ini Kak.

    Anyway, lebih baik pernah mencintai dan patah hati, dari pada tidak pernah mengalaminya sama sekali.

    Semoga dengan patah hatimu ini, kamu akan menemukan sosok yang memang diberikan Tuhan untukmu.

    Karena tanpa pernah merasakan patah hati, kamu enggak tahu betapa indah dan berharganya cinta. ^_^

    Note:
    Komentarku kebawa perasaan kayaknya. Maafkan kakak… Karena yach, begitulah, pernah mengalami. 🙂

    1. Hihihi iya Mbak 🙂 Nggapapa juga kok ini sebenernya. Cuma patahnya itu loh.

      Yaaaah, pengalaman ya Mbak. Pengalaman yang semoga bisa bikin aku lebih kuat 🙂

      Terimakasih mbak.

  16. Hantu feed Instagramku a.k.a Mas Gondrong nasibnya mesakke terus ya. Komitmen apaan begitu? Curang namanya! *ikutan kesel*

  17. Aku kok ya ngebayanginnya saat ngomongin komitmen itu di sebuah jalanan yang penuh pepohonan di kanan kiri jalan, daun-daun berjatuhan…terus gerimis datang …
    Hmmm, cewe realistis yak?

  18. Duh Feb, saya bingung mau komentar apa. Bukannya mau sok-sokan ‘senasib’, tapi saya juga pernah (pun dengan orang lain) ngalamin ini. Ya walaupun enggak se-menyakitkan ini, mungkin.

    Oke, ini mungkin terdengar klise, tapi gak apalah:
    Semangat! Lakukan aktivitasmu seperti biasanya. Jangan biarkan hati mengalahkan aksi. Hehe,

  19. salah satu cuplikan kalimat dari artikel bagus ini :

    “Dan seperti halnya cinta yang bertepuk sebelah tangan, dia pun harus menghentikan tepukannya. Dia harus tau, sekuat apapun dia menepuk, dia tetap nggak akan pernah bersambut.”

    sepertinya perlu cara lain agar tepukan itu tidak sia-sia ya 🙂

  20. Wanita kadang memang gitu, Feb. Temenku yg pcrn sampe 3 taun (pacaran apa kredit rumah), sering curhat gini, “Aku kok bosen ya, penginnya putus aja. Tp aku ga rela kalo dia punya cewek lain”
    Bingung nanggepin kayak gini -_-. Eh kok curhat balik sih.
    Yaudah lah Feb, ikan di laut masih banyak. Setidaknya selama ini kamu udah nunjukkin perjuanganmu. Aku yakin, Nanda juga masih kepikiran. Jalan masih panjang. Semangat 😀

  21. Wanita kadang memang gitu, Feb. Temenku yg pcrn sampe 3 taun (pacaran apa kredit rumah), sering curhat gini, “Aku kok bosen ya, penginnya putus aja. Tp aku ga rela kalo dia punya cewek lain”
    Bingung nanggepin kayak gini -_- . Eh kok curhat balik sih.
    Yaudah lah Feb, ikan di laut masih banyak. Setidaknya selama ini kamu udah nunjukkin perjuanganmu. Aku yakin, Nanda juga masih kepikiran. Jalan masih panjang. Semangat 😀

  22. Sedikit atau banyak semua orang pasti pernah mengalami kekecewaan… tinggal kita sendiri yang memutuskan, seberapa dalam rasa itu… semangat yaaa….

  23. tulisanmu kece loooh…
    cuma diperbaiki yaaa… kata “disini” seharusnya ganti “di sini”. Kalau diikuti dengan kata tempat, maka awalan “di” dipisah..

    Emm… Yaudah, nggak jadi jadian aja kita ya? Kayaknya kamu nggak yakin’

    Seriuuuus?? Kamu setrong bangeeet

    1. Hehehe Makasih yak, Mbak 🙂

      Hihihi siaaap. Iyaaap, terimakasih revisinya juga. Baru belajar masalah kayak gini nih hehe suka kelupaan 😀

      Serius aku bilang gitu. Setrong kan ._. pffffft

  24. Kok sedih 😦 sabar ya nanti dapet yang lebih baik pasti, :))

    Ehmm gue ngelakuinhal yang sama sih sama seseorang sampe beberapa lamanya, tapi gue gak pernah berani untuk ungkapin perasaaan gue sendiri. dari yang 7 tahun bertahan sampe 3 tahun, dan gue gak pernah berani ungkapin perasaan gue sama dua orang itu wkwkwkw,.. alasannya karena gue gak mau kehilangan mereka. gue gak mau karena kejujuruan gue gue sampe kehilangan merea. jadi saat sakit hati,saat mereka ngerasaain jatuh cinta sama orang yang sakit ya gue sendiri, gue cuma nangis di kamar, nyeselin kenapa sih gue gak pernah bisa lepas dari mencintai diam-diam… senangnya ngerasain sendiri saitnya juga…. cinta itu gak ngerti ya gimana, sayang tapi gak mau keilangan wkwkwkw… Sampe akhirnya ada yang dateng ke gue,, gue gak mau orang itu ngerasain apa yang gue rasain selama 10 tahun.. sakit berohh.. wkwkwkw.. ahirnya gue mau deket dia dengan belajar mencintai dia, mengesampingkan cinta diem-diem gue yang udah tiga tahun itu.. hihihi..

    yeyayy semangat yaaa

    1. Aaaaakh, kamu cewek sih ya, brati cuma bisa nungguin, dia suka nggak sih? kalau enggak, ya akhirnya berakhir diam-diam :’ pffft. serem jugaaaaa ya kisah cinta diam-diammu itu 🙂

      Aaakh, Alhamdulillah ada yang deketin dan prinsipmu yang ga ingin orang lain ngerasain hal yang sama kayak apa yang kamu rasain, itu keren 🙂

      Makasih yak 🙂

Leave a reply to febridwicahya Cancel reply