KKN Kelar, Ya?

KKN Kelar !

Hore!

Huft.

Hmm…

Ya, antara seneng dan sedih sih sebenernya ketika bener-bener mendapati bahwa KKN itu udah kelar. Pasalnya, disatu sisi emang hal inilah yang gue tunggu-tunggu dari awal. Tapi disisi yang lain, gue udah terlalu terbiasa dengan keadaan yang terjadi di lingkungan KKN.

Jadi, ya gini. Ketika KKN bener-bener udah selesai, dilemalah yang melanda.

Kalau diinget-inget lagi, dipostingan ini : KKN Dulu Yak, Gue sempet sedikit mengeluhkan masalah KKN dan menganggap bahwa KKN itu bukan liburan. Tapi, setelah dijalani bener-bener, ya KKN itu memang bukan liburan, tapi seenggaknya itu hal yang menyenangkan.

Hayoloh?

Ada banyak  hal yang gue dapat ketika menjalani masa-masa KKN. Gue belajar tentang arti dari penyesuaian diri, dimana disitu, gue dipaksa untuk hidup bersama 7 orang yang belum pernah gue kenal sebelumnya. Disitu pun gue belajar tentang arti dari bersosialisasi, dimana disitu, gue dan 7 orang temen satu unit diharuskan untuk ikut andil dalam kegiatan-kegiatan masyarakat yang ada. Pun disitu, gue dipaksa untuk bertanggung jawab akan program-program kerja telah direncanakan dan akan dilaksanakan.

Satu bulan mungkin bukanlah hal yang lama, pun juga bukan hal yang singkat. Ada banyak kendala, pun juga ada solusi dibalik semua kendala-kendala tersebut. Seolah semua mengalir seperti mencret bayi yang kebanyakan nyemilin cabe lima biji. Dan pada intinya, gue mendapat banyak teman dan saudara dari perjalanan KKN ini.

Emm… Kalau boleh berharap sih, semoga dari KKN ini, beberapa tahun kedepan, gue bener-bener bisa dapet jodoh juga sih. Ya, Nanda itu. Kalau jodoh. Semoga sih, ya. Tapi tetep semua tergantung Nanda dan kehendak Tuhan.

Banyak hal positif yang bisa diambil dari kegiatan KKN dan banyak hal yang susah sekali untuk dihilangkan dari apa yang pernah dijalani semasa KKN.

Ya, ketika pelepasan KKN kemarin, kesedihan adalah hal yang gue dan teman-teman rasakan. Pasalnya, satu bulan bersama dan berbaur dengan masyarakat itu membuat Dukuh Kregolan – Semutan yang menjadi tempat gue menjalani rutinitas KKN itu seolah seperti tempat tinggal kedua bagi gue.

Maka, disini, gue berterimakasih atas waktu dan kesempatan yang telah diberikan oleh Tuhan dan Kampus karena adanya kegiatan KKN ini.

Setelah rutinitas KKN berakhir, gue pun kembali menjalani rutinitas di kampus dan bertemu dengan teman-teman lama setelah hampir sebulan penuh tanpa kabar. Dari situ, gue pun tau, ternyata KKN juga meninggalkan banyak cerita untuk mereka, terutama cerita dalam hal percintaan.

Ya, temen-temen akrab gue hampir semuanya mempunyai cerita percintaan di dalam rutinitas KKNnya. Mulai dari Martin, Farkhan, Tsaqif, Adit, Hamid, dan Aga. Ceritanya pun bermacam-macam. Ada yang complicated, pun ada juga yang lancar-lancar aja. Biar gue ceritakan sedikit.

---

Martin.

Cerita KKN : Seminggu awal KKN putus sama pacarnya yang udah jalan selama dua tahun karena dikiranya Martin selingkuh sama teman satu unitnya. Padahal, ternyata pacarnya itu yang balikan sama mantannya.

Farkhan.

Cerita KKN : Berawal dari jadwal piket saat KKN, Farkhan dekat sama teman satu unitnya. Namun kendalanya, gebetan Farkhan ini seorang Hafizhah, anaknya Pak Ustad yang punya pondok pesantren. Kabarnya, syarat untuk memperistri gebetan Farkhan ini yaitu harus punya pondok pesantren.

Gilak. Berat. Mending belajar agama sama-sama kuy, Khan?

Adit.

Cerita KKN : Dia menjalani masa KKNnya dengan biasa. Sempat ada kendala diawal, pasalnya, dia kurang nyaman dengan tingkah laku teman satu unitnya yang terkesan kekanak-kanakkan. Akhirnya, untuk menyamankan diri, dia pun jadi sering main ke unit-unit lain hingga akhirnya, dari unit lain itu dia bertemu dengan sosok perempuan yang dianggapnya punya pribadi istimewa. Kemudian, semua berjalan dengan indahnya.

Mantap.

Hamid.

Cerita KKN : Dia deket sama Temen KKNnya. Tapi bulan depan dia ditinggal Kerja Praktek di luar Jogja.

Faigk, Mid. Faigk.

Tsaqif.

Cerita KKN : Dia deket sama temen KKNnya. Katanya, si ceweknya yang ndeketin Dia. Tapi… dia udah punya pacar.

Fyuh.

Aga.

Cerita KKN : Dia deket sama temen KKNnya. Tapi, si ceweknya ini udah punya pacar di Jakarta.

Huft.

---

Ya, emang sih, banyak cerita dibalik rutinitas KKN yang telah berlalu. Mungkin masih banyak kisah temen-temen gue lainnya, entah yang suka sama Bu Lurah, suka sama Dosen Pembimbing, atau mungkin suka sama gebetan temennya. Namun, dari situ semua, kami pun menyepakati satu hal : kami bersyukur atas kehendak yang sudah Tuhan gariskan kepada kami melalui kisah KKN yang telah lalu.

Maka, kepada kesempatan KKN yang telah berlalu, gue berucap, terimakasih atas kenangan-kenangan manisnya.

Full Satu Unit. Yosh.

Ngeri, Kan?

Syahdu, Kan?

Faigk. Faigk. Faigk.

Emm… Anu… Emm…

Errr…

Yosh!

 

The Four Wong Kenthir

Shantai.

Ghembel

 

Terimakasih.

🙂