Kalau dipikir-pikir, kenapa ya kita selalu menemukan sesuatu yang nampaknya sangat mudah, namun seolah terkesan dipersulit?
Entah, apapun itu.
Cinta.
Pacaran.
Persahabatan.
Ujian.
Atau… Praktek Kerja.
Huft, ngebahas praktek kerja lagi deh kan.
Baiklah, mari kita mulai.
Semenjak kemarin gue mencari-cari proyek dan berakhir dengan ketidakberuntungan yang gue tulis disini :
Gue pun akhirnya masih nggak menyerah buat terus mencari dan mencari proyek buat praktek kerja.
Tepatnya hari Kamis, 17 Maret 2016 pukul 11.10 WIB Gue, Dian, Farkhan dan Martin baru selesai kuliah Perancangan Jalan. Karena kuliah selanjutnya baru dimulai pada pukul 15.30, kami berempat pun meniatkan diri buat langsung muter-muter Jogja demi nyari proyek. Gue boncengan sama Martin. Dian boncengan sama Farkhan. Dua motor lebih baik. Takut apes lagi.
Tujuan awal kami kala itu adalah ke kantor Dinas PU. Rencananya, disana kami akan bertanya perihal proyek yang sedang berjalan di bulan Maret. Dengan begitu, kami bisa dengan mudah mendatangi proyek tersebut tanpa harus pusing-pusing mencari dan langsung minta izin buat praktek kerja.
Pada kenyataannya, itu semua cuma rencana semata.
Sesampainya di Dinas PU, kami berempat masuk ke dalam sebuah ruangan dan bertanya ke bapak-bapak pegawai sana.
‘Maaf Pak, kami dari Mahasiswa Teknik Sipi UII” Sapa gue dengan ramah.
‘Iya, ada apa mas?’ Pak Pegawai pun merespon dengan ramah.
‘Begini Pak, kami kan mau Praktek Kerja. Jadi, kami bisa minta data-data proyek yang baru berjalan bulan ini tidak ya pak?’ Tanya Gue.
‘Oh, proyek ya? Coba tanya di ruangan sana, Mas’ Ucap Pak Pegawai sambil menunjuk salah satu ruangan yang ada disana.
Setelah berucap terimakasih, kami berempat pun berjalan menuju ruangan yang bapak Pegawai itu tunjuk. Disana, kami dipertemukan kembali dengan bapak-bapak pegawai yang lain.
‘Maaf Pak, Kami dari Mahasiswa Teknik Sipil UII’ Gantian Dian yang menyapa dengan ramah.
‘Iya? Ada apa ya mas?’ Pak Pegawai merespon.
‘Begini Pak, kami ini kan mau Praktek Kerja. Kira-kira memungkinkan nggak jika kami minta data-data proyek yang baru berjalan bulan ini?’
‘Mmm’ Pak Pegawai berpikir sebentar ‘Kalau data proyek yang sedang berjalan sih ada di loket sana mas’ Ucap Pak Pegawai sembari menunjuk salah satu loket.
Kami pun berucap terimakasih kepada Pak Pegawai dan berjalan menuju loket. Disana, kami kembali dipertemukan dengan bapak-bapak pegawai lagi.
‘Permisi Pak? Kami dari mahasiswa Teknik Sipil UII. Kami boleh minta data-data proyek yang sedang berjalan pada bulan ini nggak ya pak?’
Pak Pegawai melihat ke arah kami. Kemudian mengecek data-data yang ada.
‘Data Proyek ya mas?’ Tanyanya.
‘Iya, Pak’ Kami menjawab dengan serentak.
‘Kalau Data Proyek minta di ruangan sana mas’ Kembali, Pak Pegawai menunjuk salah satu ruangan.
Kami berucap terimakasih dan berjalan dengan lunglai ke ruangan yang pak pegawai tunjuk tersebut. Disana, kami bertemu dengan salah seorang pegawai yang sedang sibuk menghadap laptop.
‘Permisi Pak. Maaf Mengganggu. Kami dari Teknik Sipil UII’ Gue kembali menyapa dengan sopan.
‘Oh iya? Gimana ya mas?’ Jawab Pak Pegawai sembari mengalihkan pandangan dari yang awalnya di laptop menjadi ke muka gue.
‘Jadi gini, Kami boleh minta data-data proyek yang sedang berjalan di bulan ini nggak ya pak? Kami mau praktek kerja tapi susah nyari proyek, Pak’
Bapaknya diem sebentar ketika mendengar pertanyaan gue. Raut wajahnya nampak bingung.
‘Data Proyek? Wah, kalian salah alamat mas kalau tanya disini. Kan pelelangannya bukan disini Mas’
Eng…
Kami salah alamat?
Terus kenapa dari tadi diputer-puterin?
KENAPAAAA !!!
Setelah tau kalau kami salah alamat, kami pun akhirnya keluar dari Kantor Dinas PU dengan langkah lunglai. Setibanya di parkiran, kami berempat pun bingung mau kemana lagi. Ketika hening yang cukup lama terjadi diantara kami berempat, Dian pun berucap.
‘Di Jalan Bantul kayaknya ada proyek. Kemarin aku liat ada Pondasi Tiang Pancang gitu disana. Masih pembersihan deh kayaknya’
Ucapan Dian itu seolah menjadi lentera atas kebingungan kami. Akhirnya, dengan kesepakatan bersama, kami pun langsung melaju cepat menuju Jalan Bantul.
Jalan demi jalan kami lalui berempat dengan semangat. Terik matahari siang yang menggigit seolah tak menghalangi kami untuk mengejar satu tujuan yang sama : Proyek Kampret.
30 menit kemudian, sampailah kami di lokasi yang Dian maksud. Disana, kami cuma bisa mangap ketika melihat Pondasi Tiang Pancang bertebaran di halaman yang luas. Dipagarnya bertuliskan :
‘Jual Pondasi Tiang Pancang’
YAIYALAH ADA BANYAK PONDASI TIANG PANCANG ! LHAWONG JUALAN !
Semangat yang sedari tadi menyala-nyala, matahari yang sedari tadi nggak menghalangi kami, seolah pudar dan meluluhlantahkan semuanya.
‘Yaudah, pulang aja yuklah. Besok cari lagi’ Ucap Martin yang langsung memutarbalikkan motornya. Kami bertiga mengiyakan.
Baru beberapa meter putar balik buat kembali ke kampus…
‘Feb… kayaknya motornya ini bocor deh?’ Ucap Martin sembari menghentikan motornya dan melihat ban belakang.
Dan bener aja. Motornya bocor beneran.
KAMPREEET !!!
Beruntungnya, waktu itu tempat tambal ban berada persis di tempat kami menghentikan motor. Kami pun nggak susah-susah buat nuntun motor.
‘Kamu berat sih, Feb, bocor kan’ Keluh Martin dengan nada bercanda.
Gue ngeliat dia dengan tatapan pengen nggampar.
‘Beratmu berapa Tin?’
’90Kg’
‘Aku 80kg. Brati kamu yang bikin bocor, kampret’ Ucap gue yang bener-bener pengen nggampar.
Di tempat tambal ban, kami berempat menunggu pak penambal ban menyelesaikan tugasnya sambil ngobrol ngalor-ngidul. Kami melihat motor-motor yang lalu lalang sembari berpikir kemana lagi harus mencari proyek.
Sampai akhirnya keajaiban pun tiba…
Martin dapet telpon dari saudaranya yang kerja di Proyek Tol Solo dan menyuruh kami buat Praktek Kerja disana.
Denger kabar ini, gue pengen sujud syukur.
Selesai nambal ban, kami pun langsung melaju cepat buat kembali ke kampus. Tugas kami setelah ini pun tinggal satu : Konsultasi sama Dosen Pembimbing, apakah proyek yang kami ajukan ini di-acc atau enggak.
Kebetulan dosen pembimbing kami berbeda-beda. Maka, ketika kami sudah sampai kampus, kami pun berpencar buat nemuin dosen pembimbingnya masing-masing.
Beberapa menit mencari, gue pun akhirnya ketemu dengan Dosen Pembimbing. Disebuah kursi deket jurusan, gue berkonsultasi dengan beliau.
‘Mau konsultasi apa Mas?’ Tanya Pak Dosen.
‘Begini Pak. Saya sudah dapet Proyek Tol Kertosono di Solo Pak. Progressnya baru 25%. Sekarang baru ngerjain Perkerasan Tanah sama Struktur Pondasi Bawah. Dananya 86 Milyar’
‘Proyek Tol ya Mas?’ Pak Dosen kembali bertanya sembari melihat secarik kertas berisi data-data proyek yang sudah gue isi.
‘Iya, Pak’ Jawab gue mantap.
‘Duh, saya lebih suka proyek gedung mas’ Ucap Pak Dosen, menatap muka gue.
LAH?
INI YANG MAU KERJA PRAKTEK SIAPA !
PADAHAL MENURUT SYARAT PRAKTEK KERJA, PROYEK TOL SOLO INI MEMENUHI SYARAT !

Syarat Proyek Praktek Kerja Di Kampus Gue
‘Duh, jadi ini gimana Pak?’ Tanya Gue bingung.
‘Hmm’ Pak Dosen berpikir sebentar ‘Gini aja deh mas. Coba kamu buka LPSE Jogja di Google, nanti disana ada beberapa proyek yang akan dikerjain. Buanyak banget mas proyeknya’
‘Gitu ya Pak?’ Ucap gue sembari mencatat tulisan LPSE Jogja ‘Jadi, Proyek Tol ini gimana Pak?’
‘Kamu cari proyek gedung dulu aja ya Mas’ Pinta Pak Dosen.
‘Baik Pak’ Ucap gue pasrah.
YA MAU GIMANA LAGI?
INI KAN PERINTAH DOSEN.
Jadi sekarang apa kesibukanmu Feb?
Nyari Proyek!
Kapan nyari Pacarnya?
BESOK, KALAU PATUNG PANCORAN DIGANTI SAMA PATUNG GUE YANG LAGI KAYANG !
Jadi lebih susah nyari proyek apa nyari pacar???
Lebih susah nyari kebahagiaan bersamamu~ lalalala *INI APAAN* wkwkw
Yaelah 😒
ending kjece FEP
Kapan nyari Pacarnya? bahhhhh wkwkw 😀
Hihihi makasiiiiiih :’)
Yaaaaaaaaak ._. ditanya beneran -_- eng… besok ya… besok -_- wkwkwk
Sik sik sik…aku tak ketawa dulu ya wkwkwk…
Sumpah sedih sedih prihatin campur geli bacanya. Tapi ya gimana? Mahasiswa sepertinya memang ditakdirkan untuk menjadi bola ping-pong orang2 di instansi. Soalnya dulu ngalamin juga sih pas jaman Majapahit dulu*eh*
Cuman menurut diriku, mendingan ditolak melulu cari proyek tapi pas cari jodoh langsung dapet*apasih*
Pokoke semangat aja deh… Moga2 cepet dapet proyek gedungnya.
Coba di sini(Banjarmasin) lagi banyak yang bangun gedung. Pasti cepet dapet tuh…
Wkwkwk dasaaar Mbak Dyaaah :p hihihi Makasiiih udah baca mbak 😀
Eng… campur aduk banget ya mbak wkwkwk Nah, Derita Mahasiswa emang begini deh kayaknya -_-
Instansi kok jahat sih -_- dari dulu malah? ampun deh ya ._.
Waaaakh, itu deh :p yang penting besok nyari jodohnya langsung lancar :p wkwkw
Aamiin 🙂 Makasiiih Mbak 😀 Semoga yaa 😀
Eng.. Kejauhan atuh, Mbak :’
hmm enak ya kalo ada temennya praktek kerja?
saya nggak, sendirian aja
Emang sengaja nyarinya bareng sih, biar ada temennya :’