Pemikiran orang itu beda-beda.
Ada yang jangka panjang, ada pula yang jangka pendek.
Sebenernya semua sah-sah aja. Gue nggak mau menuntut orang yang berpikir jangka panjang beralih menjadi berpikir jangka pendek, atau pun sebaliknya. Hidup, ya hidup mereka.
Tapi, apa salahnya kalau gue mencoba untuk bercerita tentang betapa asiknya jika kita berpikir jangka panjang.
Beberapa hari terakhir ini ada pemberitaan tentang jatuhnya pesawat Germanwings. Gue cukup mengikuti pemberitaan ini dengan membaca berita online. Kabarnya, pesawat Germanwings jatuh karena pesawat dikemudikan oleh co-pilot, lalu, dia dengan sengaja menabrakkan pesawat tersebut ke sebuah Pegunungan Alpen.
Kenapa co-pilot menabrakan pesawat itu ke sebuah pegunungan? Karena dia depresi. Kenapa dia depresi? Karena dia mengalami gangguan pada mata yang disebabkan oleh factor kejiwaan (stress) dan mimpi besarnya untuk bekerja di Lufthansa sebagai kapten dan pilot penerbangan jarak jauh akan jadi mustahil. Kenapa hanya karena masalah tersebut, lantas dia menabrakan pesawat yang berpenumpang ratusan orang itu ke sebuah pegunungan? Karena dia berpikir jangka pendek.
Yang ada dipikiran dia hanyalah : Mati, lalu selesai.
Dia nggak tau bahwasanya setelah mati, dia akan diminta pertanggungjawaban.
Kita ambil contoh yang kedua.
Kemarin, gue liat ada berita tentang orang yang bunuh diri didaerah kampus UI. Kabar dari sebuah berita menyatakan bahwa orang yang bunuh diri tersebut diduga karena dia terlalu cerdas. Katanya, orang-orang cerdas itu terisolasi dan terasing, terkondisi sebagai sosok sempurna membuat dia rapuh ketika gagal. Frustasi menjadi reaksi seketika saat posisi teratas gagal dicapai, maka terbentuklah suatu depresi. Nah, depresi inilah yang mendorong seseorang melakukan tindakan bunuh diri.
Sebuah pemikiran yang salah besar sebenernya ketika kita memilih menghentikan masalah dengan cara bunuh diri. Karena gue percaya, kematian seseorang udah diatur sama Yang Maha Kuasa.
Gue pernah mengalami suatu hal yang kalau bukan karena kehendaknya, mungkin sekarang gue udah nggak ada di dunia ini. Mari gue jabarkan :
Pertama.
Sewaktu masih kelas 1 SMP, gue sering beli jajanan bungkusan harga limaratusan. Enak-enak aja sebenernya, mengingat jajanan itu murah dan isinya banyak. Sampai akhirnya, suatu waktu gue lagi makan jajanan itu dengan lahap, gue merasakan ada sesuatu benda kecil dan agak keras didalam mulut. Seketika itu, gue memuntahkan makanan yang baru dikunyah tersebut. Disana, gue menemukan sebiji steples dengan mengkilat menghias diantara muntahan gue.
Nyokap gue pun pernah mengalami hal demikian, saat beliau makan jajanan arisan, nggak sengaja beliau nemu steples didalam bungkus jajan tersebut. Sampai akhirnya, beliau bilang ke gue :
‘Untung nggak kemakan ini steples. Kemarin anaknya temen ibu ada yang nggak sengaja makan steples, dia langsung dioperasi, nggak lama kemudian, meninggal’
Gue masih bisa bersyukur. Allah masih mengiinkan gue untuk hidup.
Kedua
Ini terjadi waktu masih kerja dulu. Gue ditugaskan untuk melakukan pengukuran survey tata batas di salah satu hutan Kalimantan Timur. Awalnya gue masih tenang-tenang aja. Sampai akhirnya, ketika pengukuran akan dimulai, Bos gue berkata dengan nada datar.
“Kata pengawas di hutan sini, kemarin ditemukan Ular Pythoon sebesar tiang listrik melintas dijalan proyek. Kamu sama anggotamu hati-hati ya”
Gue cuma bisa menelan ludah.
Pengukuran pun dilakukan, gue beserta 2 anggota pun melintasi hutan dengan menggunakan alat GPS Garmin, membuat patok dengan membentuk garis lurus sesuai dengan apa yang sudah direncanakan oleh pihak kantor.
Hingga petang menjelang, bahkan hingga 3 minggu gue menjalani pekerjaan tersebut, gue nggak menemukan ular sebesar diameter tiang listrik tersebut.
Alhamdulillah, Allah masih mengijinkan gue untuk tetap hidup.
Ketiga.
Masih sewaktu gue bekerja dulu. Kali itu gue ditugaskan untuk stake out dan memasang tanda pita didalam hutan untuk nantinya akan dibuat jalan masuk dan conveyor.
Kali pertama masuk ke dalam hutan, gue dan anggota harus memanjat sebuah tebing yang lumayan curam. Untuk pertama kali itulah, gue yang sama sekali nggak punya riwayat sebagai keturunan monyet bisa memanjat tebing curam tersebut.
Lanjut lagi, gue berjalan masuk hutan untuk mencari titik perencanaan pembuatan jalan. Satu persatu titik kami temukan dengan menggunakan GPS Garmin, kemudian kami menandai titik tersebut dengan sebuah pita. Begitu terus dengan jarak antar titik sejauh 100 meter.
Hingga pada titik ke 12, kami harus kembali mendaki bukit yang lumayan tinggi. Anggota gue jalan lewat bawah, sementara gue jalan lewat atas melintasi belukar yang lumayan mengganggu daya pandang.
Pada pijakan kaki kiri gue pada sebuah batu, gue hampir terpeleset. Batu tersebut jatuh kebawah. Ternyata, saat itu gue berjalan di tepi sebuah tebing yang sangat curam. Kalau aja waktu itu gue salah memijak, mungkin gue akan terperosok jatuh kebawah setinggi 90 meteran. Lumayan.
Bersyukur, Allah masih mengijinkan gue untuk tetap hidup.
Dari 3 pengalaman gue itulah akhirnya gue punya kesimpulan bahwa kematian seseorang itu ya emang udah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Kalau memang belum saatnya untuk mati, gimanapun masalah atau bencana yang menimpa, kita nggak akan mati. Kebalikannya pun sama, kalau memang udah saatnya untuk mati, walaupun kita tiduran dirumah, kita tetep akan mati.
Jadi, jangan pernah menentukan kematian kita sendiri. Jalani aja hidup ini. Hadapi aja masalah yang mendera. Nikmati aja drama kehidupan ini. Hidup, ya hidup. Mati, ya mati.
Gitu aja.
Tapi, kalau misal masih ada orang yang merasa depresi dengan hidup yang gitu-gitu aja, depresi dengan masalah yang nggak kunjung mereda, depresi dengan keinginan yang tak tercapai, maka, semoga orang itu sempet nyasar ke blog ini, lalu kemudian gue bakal bilang…
“Jangan mati dulu, ya?”
ooo, yang di UI itu bunuh diri to. Kesian orang tuanya ya..
Masih belum tau juga sih mas. Aku tau itu diberita. tapi kalau kata Mbak Bawang Ijo, katanya pembunuhan. Masih harus mencari tau mana fakta yang bener ._.
Nice post, Feb! Kalo aku lagi depresi ato stress enakan ngumpet aja di kamar sambil nonton tv, main game, baca-baca artikel di blog, ato tidurrr….. 😀
Hihih Makasiiih banyak Mbak 😀
Aku sama sih, kalau stress mending baca komik shincan, mentok ya tiduran 😀 hhihihi
hampir nyaris aja ya Feb, tapi banyak belajar dari peristiwa2 kayak gini hehehe
Nah, itu dia Mas yang bikin aku berpikir kenapa masih banyak orang yang mau bunuh diri :’ padahal aku aja masih dikasih kesempatan buat hidup :’
harus selalu belajar dari peristiwa kayak gini dan selalu inget mati deh ya mas :’
Bunuh diri bukan solusi dari suatu masalah, justru malah menimbulkan masalah baru.
Btw, seru juga kayaknya kerja di hutan Kalimantan. Apalagi ada desas-desus ular segede tiang listrik. 😀
bener banget Nggo :’ ya gitu, bunuh diri malah bikin kesan yang gimana gitu :’
Hahaha iya seru sih, muterin hutan gitu. Yang paling parah ya itu, sewaktu si bos ngasih tau tentang ular. mau ngelak, udah kontrak kerja. gimana lagi wkwkw
Baca postingan ini jadi ingat waktu kelas satu SMP. Aku sempat mau bunuh diri pake cutter. di kamar mandi sekolah, untungnya keburu dicegah sama teman-teman sekelas. Sebenarnya juga waktu itu niatnya bukan bunuh diri beneran tapi cuma semacam gertakan atau minta perhatian, karena dulu ngerasa gak punya teman di kelas. Hahaha jadi nyadar kalau dulu pemikiranku pendek banget. Sekarang sih kalau ingat itu ketawa sambil geleng-geleng kepala haha.
Nggggh, jangan diulangi lagi deh mending mbak ._. ngeri banget deh itu mbak kisah SMP mu ._.
tapi bener juga ya, kadang kalau kita nggak punya temen, kurang perhatian, bawaannya ‘pengen-mati-aja’ gitu :’
aku sebenernya sedikit temen, solusinya bukan bunuh diri, tapi ngeblog :’ ya, setidaknya bisa nambah temen lah :’
Iya, sumpah itu kekanak-kanakan banget sebenarnya. Kenapa harus bunuh diri, kenapa gak bunuh orang lain aja yang gak mau temenan sama kita itu, eeeeh bercanda. Haha.
Bener. Ngeblog itu salah satu solusi ngurangin depresi 🙂
Wohoooo Mbak Ichaaaa kejeeem :p wkwkwkw
Iya mbak, makanya, dari blog kita bisa dapet temen baruuu. temenan kan ya kita 😀 hihi
Orang yang lagi depresi dan stress membutuhkan teman untuk berbagi. Keyakinan akan Allah gak ada Feb. Kalo mereka yakin Allah itu ada, mereka pasti sadar bahwa Allah udah pernah mengatakan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib seseorang sampai ia mengubahnya.
Semoga kita terhindar dari pemikiran yang merugikan.
Postingan lo inspiratif nih.
Nah, ini bener. Tapi kadang seorang temen yang diharapkan untuk berbagi kurang begitu peka sama orang yang depresi. jadi, ya gitu deh.
Bener, mereka yang bunuh diri belum yakin akan keberadaan Allah :’
komentar lo ini mantap Yu. makasiiih 😀
Iya, itu makanya kita juga gak salah kalo memilih teman. Punya banyak teman tapi datang pas maunya aja kan gak enak, mending teman sedikit tapi selalu ada.
Nah, itu tuh, temen yang dateng disaat butuhnya doang itu ngeselin banget -_- nggak layak dianggep temen sih kalau menurutku -_-
Yaudah, mari kita bersyukur. Dan mencari teman yang baik.
yg di danau ui bukan bunuh diri tapi dibunuh
Wah, dibunuh ya mbak jadinya? Aku kurang mengikuti berita jadi. Maaf dan makasih atas koreksinya ya mbak 🙂
terlalu janggal untuk kasus bunuh diri krn ditemuin batu di tasnya, jd sengaja ditenggelamkan pelaku. Aku sotoy yak, ini jg boleh baca beritanya
Iya juga sih, tapi katanya juga itu mbak, ada secarik kertas yang tulisannya ‘jangan cari saya lagi’ atau gimana gitu lupa ._. motif pembunuhan baru supaya dikira bunuh diri mungkin ya mbak ._.
Oke pep,sippppp 👍
Siiiip Wind 😀
saya punya pepatah, “give your best shot and let God choose the way you die”
Nah, pepatah yang bagus mas Maw 😀
Setuju, nikmati aja hidup ya..
Cihuuuy Mbak Chris 😀 nikmati aja, selagi hidup, kan 😀
jangan minta mati datang kepadamu (syair lagunya Bimbo)…
ngeri kali dibilang ada ular kobra
jadi Feb.. kamu kerja dulu baru kuliah? #kepo
Iya Mbak, biarkan kematian datang sendiri *ngrusuhin syair lagu Bimbo :’
Iya ular segede tiang listrik mbak, bayangin aja, gimana nggak melongo + deg-degan sewaktu masuk hutan ._.
Iya mbak, dulu lulus SMK aku kerja dulu ihihi
saya kalo dengar cerita2 bunuh diri gitu langsung merinding. btw postingannya bagus sekali 🙂
Iya sama banget :’ kadang ya mikir juga, kok pada kepikirannya ke bunuh diri sih :’
makasiiih banyak :))
Aku baru tau kejadian waktu kamu masih kerja dulu, Sayang.. Selama ini kan kamu ngga pernah cerita.. Well, ternyata aku masih belom tau banyak tentang diri kamu yah.. 🙂
Kamu sepertinya kurang turu -_-
Keren, Feb. Pengalaman lu tentang Allah mengizinkan untuk masih hidup itu bener banget. 😀
SMK kelas 2 gue waktu itu mau bunuh diri. Depresi banget sama yang namanya hidup. Keluarga, pacar, ekonomi, pendidikan, semuanya lagi kacau. Suram banget kalo diinget. Gue sampe pengin nabrakin diri ke truk gede gitu semacam kontainer. Entah kenapa, gue langsung diklaksonin sama pengendara belakang gue, gue langsung minggir. Alhamdulillah, gue juga masih hidup dan bisa ngetik komentar ini. Besoknya setelah tragedi mau bunuh diri, gue curhat sama sahabat gue. Gue dibego-begoin. Katanya, masalah gue belum ada apa-apanya sama yang dialamin sama sahabat gue itu. Dan dia bisa lebih tegar. Gue langsung nyesel pernah niat bunuh diri.
Suatu ketika juga, gue keserempet metromini, sumpah gue langsung trauma. Gue terbang beberapa meter, di saat itu gue udah pasrah banget. Alhamdulillah gue terbangnya ke trotroar, cuma keseleo dan luka-luka aja. Motor gue yang rusak parah. Coba waktu itu posisinya motor yang mental ke trotoar, gue yang di jalanan. Pasti udah nggak tau gimana lagi. Sejak saat itu, gue sadar. Kalo emang kematian udah diatur. :))
Eh, maaf. Malah curhat. 😦
Nah, iya bener juga kan ya Yog :’
Gilak, lo pernah mau bunuh diri juga ternyata -_- masalah apa dulu emangnya -_- ceritain di blogmu dong Yog :’ ih, ngeri banget deh itu.
pernah keserempet metromini juga -_- ya ampun kan ._. Allah masih mengijinkan lo buat hidup tuh, jangan sia-siain hidup Yog :’
Ah, komentar lo sangat membantu dan mendukung postingan ini, gue yang harus terimakasih, jadi pembaca juga dapet kisah-kisah menarik dari lo. makasiiiih banyaaak Yog 😀
Hahaha, kapan-kapan mungkin gue tulis. Itu zaman suram, emosi bener-bener nggak terkontrol. Masih alay dan labil. XD
Sip. Habisnya tulisan lu ngena banget. Keren! 😀
Hahaha ditunggu tulisannya Yog 😀
Hihihi ya, kita pernah berada di masa suram itu ternyata ya 😀
Makasiiiih banyaaak Yog 😀
ttg germanwings, menurut saya mau bunuh diri itu urusan ybs ya. tapi plis deh jgn pake nglibatin nyawa orang lain…
salam
/kayka
makasih sudah mengingatkan mati, sabda nabi manusia yg paling banyak ingat mati adalah manusia yg paling cerdas .. btw .. hampir tiap hari aku berhadapan dengan mereka yg sakratul maut maklum posisiku sebagai tenaga medis di IGD membuatku sadar apalagi tidak sedikit pasien yang depresi kutangani baik krn bosan hidup, putus cinta, tidak lulus PNS atau kalah jadi caleg
Iya Mbak, sama-sama :’ Alhamdulillah ya kita masih ingat mati :’
Duh, serem banget mbak kalau hampir tiap hari berhadapan sama yang sakaratul maut :’
Engg… iya begitu banget ya masalah yang rumit, bosan hidup, putus cinta, gagal jadi pns atau caleg :’ ngeri
Eng, aku emang belum pernah nyeritain ini kesiapapun kok. Baru diblog ini aja. Kamu pembaca pertama, kayaknya kamu yang pertama tau. selamat ya sayang :*
Nggak usah gitu, kamu tau banyak tentang aku kalik :*
Mmg kalo pertama tau bakal dapat ama ???? Cuman Cendol atau bata gitu ??? hahaha
Btw jangan mati dulu, tuch pipis aja blm lempeng. Blm buat pake yg lain, rugi dunia haha
Dapat kecupan hangat dariku Bang Cum :p wkwkwkw
Kampreeeet rugi ya bang kalau titit cuma dipake buat pipis doang -_-
Ngga papa, Yank.. :*
Ciuuuum :*
Ummuach :* Lindu, Yank :*
Aku pun rindu kamu, sayang
🙂
😦
Kok seeeedih sih? Treteteteteeeeet.. 😛
-__________- Asyem ya yang, malah treteteteteteteetett -_-
Huaahahahah.. I love you, Febri Dwi Cahya Gumilar! :* :* :*
I Love you too, Beby Rischka Indriyanti 😀 :*
So sweet banget kamu inget nama panjang aku :’D
Lah, ya ingetlah sayang -_-
Wkwkwk.. Aku kan lebay aja, Sayang 😀
-_- enggak lebay kok sayang :*
Kenapa copilot germanwings bunuh diri? Karena aku sayang kamu… Errr
Hahaha :3
Duh telat berapa hari gue yaaa? Nggak ada waktu (alasan mainstream saat kuota habis)….
kampreeeet 😀 wkwkwkw kebanyakan ngegombal lu Sa 😀 wkwkw
Ah, sama kok. Gue juga jarang main-main, tugas baru bejibun banget -_-
Setuju Feb, menentukan kematian sendiri bukan karena kehendak -Nya, tidak menyelesaikan permasalahan malah akan ada pertanggungjawaban dibaliknya.
Wii.. kerjaannya bener – bener berisiko ya.
Nah itu dia, jadi emang bener-bener harus pikir panjang kalau ngapa-ngapain ya mbak. Jangan pernah sampai salah langkah ambil keputusan buat bunuh diri -_-
Hihihi iya mbak, beresiko banget. Tapi, uang asuransinya lumayhan gede juga sih *lah
Jangan mati dulu.. bener mas..
semuanya berbeda beda menyikapinya..
Masih banyak yang harus dibahagiakan.. aiiiih dalem..
Iya, jangan dulu deh kalau emang belum saatnya ya 😀
daleeem banget tuh :p
Saya ga berniat mati dulu kok ;);)
http://www.irmasenja.com
Jangan sampai berniat mati sebelum di matiin deh mbak 🙂
akhirnya aku nyasar diblog ini………..
tapi aku belum pengen mati……….
Eh ngomong2, itu pilot rada2 gemana gitu….
Kono, dia sgt terobsesi sama yg namanya ALPEN…
hmmm….
Naaaah, ini, jangan pernah pengen mati mas 😀
Iya ya, agak aneh gitu pilotnya ._. jangan-jangan dia teringat nama Alpen sebagai mantannya, terus dia pengen meluk si alpen dengan nabrakin pesawat -_- gak bangeeeet -_-
Aduuuhhh.. sedepresi2nya aku yah nggak akan pernah tuh kepikiran untuk mengakhiri hidup.
Masih banyak hal yang harus aku selesaikan dulu.. huhuhuu
Nah, bagus mbak. Jangan pernah kepikiran mbak :3 aku tau mbak keke si pendiri ODOP kalik :3
ndak semudah itu, Feb. manusia punya keadaan di mana dia berada di titik terendah dan entah mau ngelakuin apa karena sekitar gak peduli. mungkin juga orang yang bunuh diri, pernah berpikir hal sama yaitu mengajak orang untuk tidak bunuh diri atau kepada dirinya sendiri. tapi keadaan yang membuat semua berubah. intinya sih kalo mau mengajak orang untuk tidak bunuh diri, selain mengingatkan juga mengajak (ikut gerak) untuk berkelakuan baik. teorinya sih gitu…
Iya sih ya Van ._. agak susah sebenernya. Yah, aku sih lebih ke lewat tulisan dulu deh sementara. karena ya emang gitu, pikian orang buat ngelakuin hal itu juga sulit ditebak ._.
Tengkiu for writing this ya. Salam kenal 🙂 Aku ke sini dari link blognya nengmumun 🙂
Haaaaaay, salam kenal ya 😀 makasiiiih banyak 🙂 temennya mbak Dilla nih 😀
kalau memikirnya panjang dan akal pikirannya bagus sedepresi apapun orang pasti tidak akan bunuh diri ya mas.
Iya tentunya :)) apalagi kita selalu berpikir bahwa kita punya Allah yang maha besar dari masalah kita :))
aku jg srg bingung ama pemikiran org2 yg bunuh diri Feb.. apalagi copilot germanwings itu… udhlah bunuh diri, ngajak2 org yg ga berdosa pula… hihhh, dosanya seperti apa yaaa -__-
Nthlah, mnrtku sih, org2 yg sampe bunuh diri, keyakinanya ama Tuhan pasti kurang banget ya… kalo dia yakin ama kuasa Tuhan, dan tau hukum dari bunuh diri, aku rasa sedepresi apapun org, ga bakal mw bunuh diri… Cukup berdoa ama Tuhannya, dan yakin pasti dibantu..Tuhan ga bakal ngasih cobaan yg Dia tau kita ga bakal sanggub kok… 🙂
Nah,, aku pun sama Mbak. Orang yang kepikiran begitu itu terkesan pemikirannya jangka pendek banget kan Mbak :’
Paling parah itu emang copilot sih, orang yang nggak berdosa ikut-ikutan dilibatin :’
Kayaknya memang begitu, orang yang bunuh diri itu merasa kalau dia nggak punya tuhan, sendirian . akhirnya ya gitu lah :’ di akherat udah bisa ditebak jadi apa dia :’
Nah, kalimat terakhirnya pas banget mbak :))
Hampir aja mati 😀 untuk sempet mampir ke blog ini heheh :))
Wahahahahahaa ini nih 😀 bisa aja kamu 😀
Feeeeeb, aku pernah nyaris “lewat” lho. Mau cerita tapi ngisin2i kl dipikir, gpp lah cerita aja hahahhahaa. Waktu umur 4 th aku pernah diopname 3 minggu karena jalan pernapasanku tersumbat, kalo 15 menit aja ortuku telat bawa ke RS.. 23 tahun kemudian aku gak kenal kamu hahhahaa. Yang bikin ngisin2i.. itu kerongkonganku tersumbat perkedel yang aku makan dgn membabi buta sampe aku kelolodan trus kejet2 di lantai :””))))))
Ya ampun mbak :’ kok ngeri banget itu eh pernah di opname 3 minggu gara-gara pernafasan tersumbat coba ._. 15 menit yang menegangkan banget pasti ya kalau telat :’ bener-bener harus bersyukur banget nih mbak kamu :’
Tapi bentar, gara-gara perkedel coba wkkwkw 😀 asyem, aku malah ngakak setelah terharu 😀 dosa banget aku wwkwk ceritain diblogmu mbak, bagus dan menginspirasi tuh kisahmu mbak 😀
Gausah kamu, aku aja kalo cerita ngakak tau… ini kan cerita sedih, tp orang kalo denger gak ada yg nangis yg ada kebalikannya tauuuu. Perkedel amyong :”’)))))
Hahahaha iya serba salah sih mbak kalau denger ceritamu ini :p cerita sedih, tapi kok kocak :’ mau merenung sejenak, tapi kok keselek pergedel 😀 wkwkwkw hidupmua berwarnaaa banget 😀